Dukungan dari suami dan keluarga untuk memberikan susu formula dan tidak memaksa atau menuntut untuk memberikan ASI kepada bayi saya saat kondisi tidak lagi memungkinkan merupakan kekuatan besar yang saya punya.Â
Tapi disamping itu, seperti biasa dan sudah sangat umum terjadi. Menghadapi opini orang lain yang bicara ini dan itu mengapa saya tidak lagi memberikan ASI.
Namun ternyata saya mampu menutup telinga kanan dan kiri dengan rapat pada orang orang yang cuma "ingin tahu" dari pada "peduli".
Saya bukan ibu sempurna. Saya hanya ingin menjadi ibu yang dapat memberikan keputusan terbaik untuk bayi saya.Â
Saya tidak mau berstress ria terus menerus. Saya mengikhlaskan apa yang terjadi dan melanjutkan rencana masa depan indah untuk anak saya.
Fenomena dan tren memberikan ASI kepada bayi mulai menurun dan tren memberikan Sufor kepada bayi mulai meningkat perlu dilakukan anamnesis mendalam penyebab hal tersebut belakangan ini terjadi. Â
Apakah karena pilihan di mana saat ini mudah menjangkau sufor, pemahaman yang salah atau justru karena kondisi fisik sang ibu?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H