Pengalaman mengASIhi yang berkesan namun pelik saat LDR dengan anak
Kalau bicara prihal ASI, rasanya bagi saya pribadi hal ini adalah topik pembicaraan yang agak "melow" untuk diutarakan dalam bentuk artikel.Â
Tapi it's ok. Semoga ibu di luar sana yang memiliki kisah serupa tak perlu berkecil hati.
Mengingat saya sendiri tak bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayi saya yang saat ini masih berusia 8 bulan. Ditambah saya dan bayi saya menjalani "LDR" beda pulau.
Meskipun saat ini ASI tidak lagi diproduksi tapi saya tetap merasa bersyukur karena diberi kesempatan untuk dapat mengASIhi meskipun hanya sebentar.Â
Saya merasa bersyukur karena tiap saat saya memberikan ASI, bayi saya menatap dengan tatapan seolah olah ia mengucapkan terima kasih dengan rasa cinta yang sangat besar.Â
Kejadian berhentinya produksi ASI dimulai saat saya LDR dengan bayi saya. Saat itu cuti melahirkan selama 3 bulan sudah berakhir dan saya harus kembali ke Jakarta.Â
Saya tetap melakukan pumping agar ASI bisa dikumpulkan dan dikirim ke Lampung meskipun saya berada di Jakarta.Â
Namun sejak saat itu, produksi ASI turun drastis dalam waktu 4 hari dan tidak lagi terproduksi pada minggu kedua di Jakarta.Â
Beragam upaya sudah saya lakukan agar ASI tetap dapat diproduksi meskipun tidak lagi DBF (Direct Breast Feeding) atau menyusui bayi secara langsung.Â