Nampaknya SETAH TELAH SUKSES BESAR pada zaman ini,khususnya pada masalah-masalah yang semestinya menjadi prioritas utama manusia, yaitu:
- Membuat manusia acuh terhadap agama atau bahkan anti agama.
- Agama pagan berjalan tanpa ada pembahasan
- Rasio manusia telah dilumpuhkan setan untuk membahas agama!
- Para ilmuan setan berhasil membuat  manusia untuk membuat agama-agama baru yakni positivisme, komunisme, nasionalisme, dan lainnya yang telah membuat manusia lebih hina dan lebih ekspoloitatif terhadap sesamanya
" Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar... " (QS fussilat 53)
kajian atau penelitian ilmiah adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk memeriksa tentang benarnya sebuah agama atau tidak. Dan dengan demikian juga, ilmu pengetahuan ada~ lah bagian pelengkap untuk agama ini. Maka agama Islam menyeru secara tegas dan jelas untuk melakukan kajian ilmiah.
Sebenarnya, penerimaan manusia terhadap kerancuan berpikir tentang ketuhanan (pagan dan mitos) tersebut merupakan dalil yang paling besar tentang keberadaan Tuhan! Persis seperti rasional pasar, karena kita sangat memerlukan suatu barang, sedangkan yang ada di pasar hanya sebuah barang jelek, apa boleh buat, kita tentu akan tetap membeli barang jelek tersebut, meski harus dibayar pula dengan harga yang sangat mahal! Karena jiwa sedang membutuhkan pengisinya, manusia menerima ajaran pagan dan mitos meskipun ia harus
mengorbankan akalnya.
Manusia harus mengetahui siapa Penciptannya, Yang Berkuasa, Mahatinggi, Mahazahjr, dan Mahabatin. Manusia harus bangun dari tidumya yang nyenyak sebelum ia benar-benar terbangun, sebelum ia berhadapan dengan Kebenaran mutlak (al-haqiqah al-muthlaqah atau the absolute truth) setelah ia mengalami kematian, sebagaimana bunyi sebuah syair:
semua manusia tertidur sedangkan bila ia mati, maka ia akan waspada
Terdapat beberapa kekeliruan manusia abad ini tentang agama, yaitu: ' '
o Menurut kebanyakan orang, "agama" (mencari agamayang benar) adalah permasalahan gaib atau sebuah dogma yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah atau logika berpildr modern.
0 Manusia merasa tidak lagi membutuhkan agama karena agama telah kehilangan fungsinya ketika ilmu pengetahuan alam dan sosial telah berkembang sedemikian pesat. Mereka
menyatakan: Pada masa lalu manusia tidak mampu Huang. ungkapkan fenomena-fenomena alam yang dihadapinya oleh karena itu manusia mencari jalan keluamya dan mengatakan perbuatan tersebut adalah perbuatan Tuhan. Sedangkan pada masa sekarang semua masalah fenomena alam tersebut telah terjawab oleh manusia tidak lagi membutuhkan agama atau Tuhan untuk menyandarkan diri, sebagaimana yang dikatakan oleh Friedrich N eitzsche dan Marice Dirac.
o Sesungguhnya apabila ilmu pengetahuan kita jadikan sebagai sebuah pemikiran yang berdiri sendiri, terpisah dari agama, maka ia akan menjadi nihil sama sekali bagi manusia dan kemanusiaan!
Di antara sebab dominan kekeliruan tersebut adalah:
o Para pemikir telah mengalami pengalaman pahit dalam agama (terkhusus Yahudi dan Kristen) yang tidak lagi sesuai dengan logika berpikir modern. Sangat disayangkan mereka begitu cepat mengambil keputusan untuk meremehkan agama, kalau tidak anti agama sama sekali, lalu dengan mudah pula mereka membuang pemikiran tentang Tuhan secara mutlak. Dan sangat disayangkan pula, hanya dengan satu sampel (agama) dalam sekian banyak populasi (agama), mereka telah meletakkan postulat dasar yang dianggap telah terbukti kebenarannya. Demikianlah contoh, sebuah pernyataan kalangan ilmiah yang tidak ilmiah!Â
Menggeneralisir hukum yang mereka dapat pada satu agama untuk diterapkan pada semua agama! Apa yang dibanggakan para ilmuan itu? Mereka hanya menemukan buku panduan mesin canggih lalu mengingkari pembuat adanya mesin! Kedudukan terhadap hukum (science) dengan manusia purba, tiada ada bedanya, tidak lebih dari sekedar penonton! Nampaknya manusia purba lebih cerdas dari manusia modern memandang fenomena alam. Setelah mereka Allah bukakan sedikit kran "buku panduan" mesin-Nya, dengan serta-merta mereka ingkar pada-Nya. (Lihat QS. Yunus: 24)
o Manusia abad ini, kembali seperti Ibrahim saat ia belum menjadi Rasul, bedanya Ibrahim sampai pada sebuah kesimpulan bahwa tidak ada jalan untuk mengetahui Tuhan kecuali dengan Tuhan.
Mereka telah menjadikan kegagalan dan pengalaman pahit mereka bersama "satu" agama dan beragama sebagai tolok ukur dalam memandang agama lain dan juga dalam memandang agama yang benar. Sedangkan agama yang benar (Islam) dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan modem dan logika berpikir ilmiah.Â
Apakah manusia sudah mengkaji agama secara mendalam sebagaimana mereka serius pada ilmu alam, sosial, dan humam'ora? Jawabannya "belum" dan "tidak mau" dengan alasan risih dan memancing permusuhan sesama manusia! Manusia modern yang merasa liberal dalam dunia bebas berpikir temyata menutupi diri untuk masalah yang paling esensi ini. Sedangkan masalah kebebasan perilaku termasuk perilaku kelainan seksual mereka berikan pemjldran bebas sebebas-bebasnya selu'ngga sulit membedakan antara manusia dengan hewan!
o Berdasarkan postulat-postulat berpiki: yang belum teruji, mereka akhirnya punya kepercayaan bahwa agama adalah mitos dan mitos adalah agama. Selanjutnya karena agama
dan akal tidak bisa bersatu, mereka lidak mau menanggalkan dan membebaskan diri dari ajaran berhala dan mitos
yang diwarisi oleh hampir semua agama di dunia ini, lalu berpegang pada akal dengan cara berpikir ilmiah.
Tawarn enulis kepada semua umat manusia:
o Tanggalkan semua mitos dan khurafat dari seluruh agama, dan dasari agama dengan cara berpikir ilmiah.
o Telaah ulang kitab-kitab suci semua agama, apakah in da. pat dipandang sebagai wahyu Tuhan Yang Mahabenar?
o Beranjak dari cara berpikir ilmiah kita harus mengakui bahwa manusia punya fitrah Tuhan itu ada, fitrah manusia ingin dekat dengan Tuhan, dan fitrah manusia untuk ingin selamat setelah masa hidup dj dunia! manusia tidak mampu berhenti untuk percaya pada Tuhan, sebagaimana mereka tidak mampu membebaskan diri dari kebutuhan mereka pada agama dan "beragama".
o Atas dasar itu pula manusia lari pada filsafat untuk men.cari Tuhan, bahkan umat manusia pernah berkumpul sedunia atas nama konsih' untuk merumuskan Tuhan dan agama, tapi tidak pernah berhasil. Sebuah usaha yang sungguh akan sangat melelahkan dan sia-sia belaka! Saat mencari Tuhan melalui filsafat, yaitu pemikiran atau mungkin juga perkiraan manusia saja! Ketika itu, mereka malnmalu untuk mengakui bahwa mereka sedang mencari Tuhannya yang hilang!Â
Bukankah dengan menggerakkan kaki dan membuka mata kepada filsafat, itu menunjukkan bahwa fitIah sedang memerlukan sesuatu dan jiwa berada dalam kesunyian, serta ada rasanya kekosongan yang harus diisi! Kekosongan itu tidak bisa diisi dengan musik, pesta pora, seks, makanan enak, dan jalan-jalan keliling dunia, atau keliling luar angkasa sekalipun! Kim' filsafatlah yang menjadi agama mereka! Nah apakah yang sudah diberikan filsafat kepada mereka? Ternyata filsafat tidak memberi mereka setetes air pelepas dahaga pun, bahkan mereka
makin haus, kalau tidak bisa dikatakan semaput!
a Man kemana manusia ini akan pergi lagi? Tidak ada jawaban selain dari memilih jalan Tuhan Yang Mahabenar bagi mereka yang menginginkan petunjuk, "Maka kemanakah kamu akan pergi? Al Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan
hagi samba alum. [yaitu] bagi siapa di antara kamu yang mau mammal: jalan yang lurus." (QS. at-Takwir: 26-28)
0 Tuhan Mahabenar, Mahahebat, dan Mahatinggi sebagai Superioritas Komplek yang diakui para ilmuan clan filsuf tidak terwujud dengan baik dalam berbagai agama.
c Point di atas tidak pemah dilakukan dan dibangun oleh umat manusia secara bersama! sebagaimana mereka mem
bangun peradaban material modem yang mengagumkan im' secara bersama pula!
o Mereka tidak au melakukan hal demikian dengan alasan
risih dan memancing permusuhan sesama manusia! Ini inti penyakit utama umat manusia dalam beragama. Dari jawaban atau alasan terlihat beberapa hal, yaitu:
Sikap manusia untuk fanatik buta terhadap agama, terlebih lagi fanatik tersebut diikuti dengan sikap radikal untuk tidak membuka mata pada agama lain. Selanjutnya sikap fanatis ini ditompangi oleh kepentingan poliu'k, ekonomi, kesukuan, kebangsaan, atau ras, baik untuk individu maupun negara. Sedangkan agama adalah masalah lintas semua masalah tersebut, dan masalah agama bukanlah
masalah persaingan antarkelompok ataupun ideologi pemildran, tapi ia adalah masalah keberadaan manusia itu sendiri.
Manusia tidak mau meletakkan masalah agama sebagai masalah ilmiah yang dapat dipertanyakan dan diuji. Manusia modern yang merasa liberal dalam dunia bebas berpikir hernyata menutupi diri untuk masalah yang paling esensi ini. Sedangkan masalah kebebasan perilaku termasuk perilaku kelainan seksual mereka berikan pemikiran bebas sebebas-bebasnya sehingga sulit membedakan antara manusia dengan hewan! Manusia tidak pernah melakukan diagnosa mendalam berhadap agama sebagai
mana mereka mendiagnosa berbagai masalah alam, dan manusia tidak pemah melakukan operasi bedah caesar atau bedah otak terhadap agama sebagaimana mereka melakukan hal itu pada tubuh manusia.
o Pada akhirnya, penulis menegaskan, manusia hanya akan mendapatkan bahwa agama yang benar adalah agama Islam berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang dapat dianalogikan dan dianalisa, sedangkan dalil yang menujukkan benarnya dibuktikan dengan kesimpulan yang dihasilkan. Ilmu pengetahuan modern yang akan kembali mempertegas bahwa Islam adalah yang benar.
Ilmu itu sendiri pincang untuk mempunyai peranan positif dalam membawa manusia untuk memecahkan tekateki keberadaan alam ini atau keberadaan manusia dan tujuan akhir jalan hidupnya. ILMU YANG TERPISAH DARI AGAMA SAMA HALNYA DENGAN TUBUH TANPA NYAWA! Istilah "ilmu untuk ilmu" yang sering mereka djdengungkan sebenamya mewakili manusia yang bergerak dengan segala vitaljtasnya dalam kehidupan ini tapi ia tidak punya tujuan; awn merepresentasikan manusia yang bergerak dengan segala vitah'tasnya dalam kehidupan ini dengan gerakan serampangan yang tidak ke arah mana ia akan bergerak.
Sedangkan slogan "hidup untuk hidup" akibatnya kehidupan akan berubah menjadi mimpi buruk yang menakutkan atau beban yang sangat berat yang ia di atas pundaknya terbungkuk membawanya! Manusia itu akan sama saja dengan hewan, tumbuhan, dan benda mati! Sedanga kan mereka (hewan, tumbuhan, dan benda mati) hanya bagian pelengkap dari sebuah gambar atau latar belakang yang harus ada pada sebuah panorama manusia! Bila mereka menyadari hakikat ini, maka gambar pelengkap hersebut
akan menjadi bukti terbaik dalam menunjukkan kebodohan manusia dan keterbatasan pemikiran mereka. Tapi mereka justru menjadikannya sebagai alat untuk kufur. Ya memang kesombongan hanyalah tanda dari orang-orang bodoh. Sedangkan pemikiran yang berkembang adalah "agama adalah sumber Tuhan", maka terjadilah banyak agama (pluralisme agama), sehingga setiap agama berhak memberikan batasan tentang Tuhan sesuai dengan digariskan para pemuka agama. Pada keadaan seperti im', suh't untuk melakukan perbandingan ilmiah antara pemikiran pagan
dan agama pagan! Karena mereka melihat dari sudut pandang bahwa agama adalah sumber Tuhan.
Adalah merupakan suatu keharusan untuk kembali memformat agama dengan cara yang dapat menjamin tidak masuknya agama-agama buatan manusia (pagan). Hal itu dilakukan berdasarkan penerapan syarat-syarat untuk menilaj kebenaran agama tersebut dimana sumbernya adalah Tuhan, bukan manusia, tapi dengan kacamata logika dan
fitrah manusia. Dengan demikian akan dapat dicari mana agama yang benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H