“Apa penyebabnya sampai engkau membakar hutan sumatera” tanya malaikat sekali lagi.
“Awalnya aku disebarkan dengan sengaja oleh manusia di beberapa titik disamping perkebunan”
“Engkau bukan saja melahap pepohonan dan semak namun juga para binatang” berkata arwah biru.
“Aku hanya menjalankan tugasku sebgai api” jawab arwah merah.
“Iya aku adalah saksi bahwa api telah menjallankan tugasnya dengan saksama sebagaimana juga aku, disetiap perjalannya aku selalu bersamanya” terang arwah hitam
“Kami hanya menjalankan tugas masing-masing“ jawab para arwah secara bersamaan.
“Tuhan maha mengetahui segala yang dilakukan ciptaanya” mahluk bersgamis putih polos mengkalimat.
Mereka digiring kembali ke suatu tempat yang telah disediakan khusus yang dan dimasukkan kedalamnya selama bertahun-tahun selamanya sampai mereka melupakan berapa lama mereka berada di tempat itu.
***
Tiba-tiba gulita menyelimuti tempat mereka, guncangan besar melemparkan mereka pada hamparan putih yang menyerupai lapangan dimana kini rupa mereka kini telah berubah menjadi putih bersih berhadapan dengan cahaya yang takbisa ditatap walaupun kini mereka telah suci bersih dan dinyatakan tidak bersalah namun mereka harus bersaksi untuk yang terakhir kalinya pada arwah yang menyerupai celeng dengan mulut berlliur menyerupai anjing.
“Apakah ini adalah arwah celeng atau anjing” tanyah empat roh tadi pada malaikat