Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

PSBB Jakarta Diperpanjang (Lagi) dan Jombang yang "Ketar-ketir", Ribuan Santri Siap Menyerbu

4 Juni 2020   22:23 Diperbarui: 4 Juni 2020   22:23 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi virus corona (Covid-19). Sumber: KOMPAS.com/SHUTTERSTOCK

Ini pasti tidak semudah mengatur arus balik yang hendak kembali ke Jakarta. Para santri berangkat dari berbagai kota di Indonesia tidak untuk bekerja, melainkan untuk menuntut ilmu di pesantren.

Jumlah mereka puluhan ribu. Sebut saja santri Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan. Di sana ada 9 ribuan santri dari luar kota Jombang. Serta seribuan santri yang ndodok pulang ke rumah di sekitar pesantren.

"Pesantren Darul Ulum akan memulai pembelajaran tahun 2020/2021 pada 14 Juli 2020. Sebagaimana penjadwalan yang sudah terjadwal dengan baik," kata Ketua Umum Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum, KH Cholil Dahlan.

Ini baru satu pondok pesantren. Sementara masih ada sekitar 12 ribu santri yang siap kembali ke Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas.

Santri sebanyak itu tersebar di berbagai kota di Indonesia. Beberapa kota asal santri tidak semuanya aman dalam zona putih.

Bukan hanya aturan, mekanisme dan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, penerapan new normal di pesantren memerlukan kajian dan kebijakan yang benar-benar akurat.

Jauh hari beberapa pihak mengingatkan pentingnya jaga jarak antar santri di pesantren. Kendati hal itu tidak mudah diwujudkan, bukan berarti pengasuh dan pengurus pesantren boleh melonggarkan aturan itu.

Menata keberadaan santri yang berjumlah ribuan memerlukan strategi dan skema yang seksama. Penghuni kamar yang isinya padat harus diurai dan dipecah. Satu kamar yang biasanya diisi 20 santri harus dilonggarkan.

Lantas apakah Pemkab Jombang siap menerima kedatangan ribuan santri?

Yang pasti sebelum masuk ke area pesantren ribuan santri itu tidak mungkin dikarantina. 

Selain karena tempat yang sangat terbatas, diperlukan anggaran yang tidak sedikit untuk mengarantina santri. Sedangkan kegiatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kab. Jombang cukup menyita anggaran.

Tengah dibahas juga skema santri melakukan rapid test di kota asalnya sebelum kembali ke pesantren. Surat keterangan hasil tes ditunjukkan kepada pengasuh atau pengurus pondok. Diharapkan santri yang kembali ke pesantren benar-benar bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun