Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cerpen | Rembulan dalam Stoples Kaca

23 Mei 2020   01:01 Diperbarui: 23 Mei 2020   01:12 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexels.com/LUIZCLAS

Bang Toyib ingat Marsiti, ingat kedua anaknya. Belum diputuskan kapan akan pulang kampung karena petugas gabungan berjaga-jaga di sudut kota.

Stoples kaca berisi hilal akan dipaketkan ke kampung. Alangkah bahagia Marsiti dan anak-anak menerima paketan rembulan dalam stoples kaca.

Rencana itu diurungkan karena Bang Toyib ingin menyaksikan langsung rona kebahagiaan istri dan anaknya saat membuka paketan, setelah menunggu tiga kali puasa tiga kali lebaran.

Angan Bang Toyib mengembara.

Sedetik ingatnya seribu angannya
Dambakan malam terus berbintang
Di bawah sadarnya nasib bercerita
Hangatnya surya bara neraka**

Bang Toyib harus berlari lagi. Ia tidak boleh berdiam diri terlalu lama. 

Di lorong kumuh yang tak mungkin dijangkau petugas, ia menyandarkan punggung.

Angannya kembali melayang.

"Hilal telah tampak, Sayang," kata Bang Toyib. Ia serahkan stoples kaca kepada Marsiti.

"Iya, Bang, hilal telah tampak. Apakah orang-orang jadi merayakan Hari Raya?"

"Besok kita merayakannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun