Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cerpen | Rembulan dalam Stoples Kaca

23 Mei 2020   01:01 Diperbarui: 23 Mei 2020   01:12 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexels.com/LUIZCLAS

Nun jauh di sana, di belantara kota, tepatnya di bangku terminal, Bang Toyib memandangi angkasa. Hanya gulita membentang di sana. Stoples kaca masih didekapnya erat seolah enggan dilepaskan lagi. Stoples kaca berisi bulan sabit yang tipis dibalut semesta malam.

Hati-hati sekali Bang Toyib memasukkan stoples kaca dalam tas ransel saat mendengar orang di terminal bercakap-cakap.

"Katanya hilal belum tampak."

"Bukan tidak tampak tapi dicuri."

"Dicuri?"

"Hilal dicuri orang."

"Keparat! Siapa berani mencuri hilal sehingga kita tidak jadi merayakan Hari Raya?"

Dari radio penjual rokok terdengar lagu.

Sebentar lagi pagi kan datang
Walau sang bulan malas untuk pulang
Di bangku terminal benakmu bertanda
Gelisah seorang merasa terbuang
**

Apakah mengambil hilal harus pakai izin?

Bang Toyib diburu petugas gabungan. Pasal tuduhannya jelas: menghalangi orang merayakan Hari Raya gara-gara mengambil hilal. 

Ia terus berlari, terus berlari, berlari hingga hilang pedih dan peri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun