Perjalanan selama hampir enam jam dari Jombang menjadi terbayar oleh keramahan warga serta kehangatan sambutan Kang Izar dan Kang Mahbub. Penat hilang seketika. Waktu menunjukkan pukul 08.00. Pak Alfian segera membuka pengantar kegiatan LDK yang akan diselenggarakan selama dua hari.
Dalam sambutan pembuka Pak Alfian menyampaikan kulonuwun kepada warga dusun, khusunya Pak Izar dan Pak Mahbub, mohon perkenan siswa dan guru SMP Al Karamah belajar di dusun Bajulmati. “Saat ini kita dianugerahi kesempatan yang istimewa. Kepada warga dusun Bajulmati, Pak Izar, Pak Mahbub, kita belajar bukan hanya bagaimana bertahan hidup, tetapi juga memaknai hidup. Hidup kita akan bermakna tatkala yang kita pikirkan bukan semata kepentingan diri sendiri tetapi juga memberi manfaat pada orang lain dan lingkungan. Sikap seorang pemimpin adalah bagaimana ia peka dan bekerja keras untuk memberdayakan orang lain,” ungkap Kepala SMP Al Karamah.
Di sela-sela sambutannya Pak Izar berpesan pada peserta LDK agar gemar menebarkan salam pada warga dusun. Salam yang dimaksud adalah sapaan sederhana khas orang jawa: monggo. Nyaris tidak pernah ditemukan warga dusun Bajulmati yang bersikap tidak ramah pada orang lain. Kenal atau tidak kenal sapaan monggo, badhe ten pundi, pinarak menjadi salam keseharian warga.
Para siswa dan guru sudah mengenakan pelampung. Agenda pertama adalah mangrovisasi di sepanjang sungai Bajulmati dan muara pantai Ungapan. Pak Izar memaparkan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan. Menanam mangrove merupakan salah satu upaya agar habitat sungai dan muara tetap terjaga keseimbangannya.
“Pohon bakau ini bisa menyerap polutan di sepanjang sungai dan muara. Akar pohon bakau akan mempercepat penguaraian limbah organik yang terbawa aliran sungai hingga ke wilayah muara dan pantai. Polutan yang paling sering dijumpai di air sungai adalah bahan kimia seperti minyak dan deterjen. Bahan kimia itu akan cepat terurai apabila di sepanjang sungai dan muara tumbuh banyak pohon bakau,” ungkap Pak Izar.
Prinsipnya pohon dapat hidup tanpa manusia dan sebaliknya manusia tidak bisa hidup tanpa pohon. Ada sejuta manfaat yang dihasilkan oleh hutan bakau. Pagi ini team Greenleaders SMP Al Karamah siap melakukan aksi nyata menjaga lingkungan hutan bakau. Sudah disiapkan bibit bakau siap tanam. Dengan mendayung sampan lima siswa meluncur membelah sungai yang dikelilingi hutan mangrove. Mereka mendayung secara berkelompok menuju titik kritis tempat dimana pohon bakau akan ditanam.
Tentu sangat banyak kesan dan pengalaman seharian menyusuri sungai dengan perahu dan berlumpur-ria menanam bakau. Rampung dengan agenda seru yang sarat makna itu siswa SMP Al Karamah diberi kesempatan menuangkannya dalam tulisan. Bertempat di TK Harapan Bajulmati, di bawah pepohonan yang merapat-rindang, siswa bebas memilih tempat untuk menumpahkan pengalaman mereka.
Silvia, kelas 9 menulis, “Yang akan selalu saya ingat adalah pesa Pak Izar, pohon tidak memerlukan manusia untuk hidup, tapi manusialah yang memerlukan pohon agar tetap hidup. Pesan inilah yang menjadi pendongkrak semangat saya agar selalu mencintai dan menjaga lingkungan.”
Eka Laila siswa kelas 9 agaknya terpukau dengan kecantikan panorama dusun Bajulmati. “Yang saya kagumi dari dusun Bajulmati adalah keindahan alamnya. Hutan yang lebat dengan pepohonan rindang. Sungai yang jernih. Suara burung di sepanjang hutan saat saya menyusuri sungai dengan perahu. Semua itu membuat Bajulmati terasa indah dan nyaman. Belum lagi pesona laut dan pasir putih di pantai Leter. Tidak heran hal itu membuat orang dari luar daerah ingin mengunjungi dan menikmati langsung keindahannya. Satu hal membuat saya betah tinggal di dusun Bajulmati adalah warganya begitu ramah dan sopan. Waktu dua hari terasa amat singkat untuk berkegiatan bersama warga di sini.”