Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Latihan Dasar Kepemimpinan, Berbagi Harapan di Dusun Bajulmati

18 Januari 2016   01:00 Diperbarui: 18 Januari 2016   01:20 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan selama hampir enam jam dari Jombang menjadi terbayar oleh keramahan warga serta kehangatan sambutan Kang Izar dan Kang Mahbub. Penat hilang seketika. Waktu menunjukkan pukul 08.00. Pak Alfian segera membuka pengantar kegiatan LDK yang akan diselenggarakan selama dua hari.

Dalam sambutan pembuka Pak Alfian menyampaikan kulonuwun kepada warga dusun, khusunya Pak Izar dan Pak Mahbub, mohon perkenan siswa dan guru SMP Al Karamah belajar di dusun Bajulmati. “Saat ini kita dianugerahi kesempatan yang istimewa. Kepada warga dusun Bajulmati, Pak Izar, Pak Mahbub, kita belajar bukan hanya bagaimana bertahan hidup, tetapi juga memaknai hidup. Hidup kita akan bermakna tatkala yang kita pikirkan bukan semata kepentingan diri sendiri tetapi juga memberi manfaat pada orang lain dan lingkungan. Sikap seorang pemimpin adalah bagaimana ia peka dan bekerja keras untuk memberdayakan orang lain,” ungkap Kepala SMP Al Karamah.

Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) SMP Al Karamah Peterongan Jombang dikemas dengan tema Greenleadrs. Ada tiga agenda kegiatan yang diusung: mangrovisasi, writing camp, pengolahan bank sampah. Di setiap agenda siswa ditantang agar menemukan makna dari materi yang diikutinya. Bukan hanya makna dari kegiatan yang terangkum dalam tiga agenda itu saja – mereka telah dibekali sikap peka, cara berpikir, dan kesantunan bersosialisasi dengan warga dusun agar selama dua hari itu butiran-butiran hikmah dan local wisdom berhasil mereka petik.

Di sela-sela sambutannya Pak Izar berpesan pada peserta LDK agar gemar menebarkan salam pada warga dusun. Salam yang dimaksud adalah sapaan sederhana khas orang jawa: monggo. Nyaris tidak pernah ditemukan warga dusun Bajulmati yang bersikap tidak ramah pada orang lain. Kenal atau tidak kenal sapaan monggo, badhe ten pundi, pinarak menjadi salam keseharian warga.

Para siswa dan guru sudah mengenakan pelampung. Agenda pertama adalah mangrovisasi di sepanjang sungai Bajulmati dan muara pantai Ungapan. Pak Izar memaparkan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan. Menanam mangrove merupakan salah satu upaya agar habitat sungai dan muara tetap terjaga keseimbangannya.

“Pohon bakau ini bisa menyerap polutan di sepanjang sungai dan muara. Akar pohon bakau akan mempercepat penguaraian limbah organik yang terbawa aliran sungai hingga ke wilayah muara dan pantai. Polutan yang paling sering dijumpai di air sungai adalah bahan kimia seperti minyak dan deterjen. Bahan kimia itu akan cepat terurai apabila di sepanjang sungai dan muara tumbuh banyak pohon bakau,” ungkap Pak Izar.

Prinsipnya pohon dapat hidup tanpa manusia dan sebaliknya manusia tidak bisa hidup tanpa pohon. Ada sejuta manfaat yang dihasilkan oleh hutan bakau. Pagi ini team Greenleaders SMP Al Karamah siap melakukan aksi nyata menjaga lingkungan hutan bakau. Sudah disiapkan bibit bakau siap tanam. Dengan mendayung sampan lima siswa meluncur membelah sungai yang dikelilingi hutan mangrove. Mereka mendayung secara berkelompok menuju titik kritis tempat dimana pohon bakau akan ditanam.

Tiba di lokasi kembali Pak izar dan kawan-kawan Bajulmati memandu siswa menanam bakau. Ada dua lokasi yang dipilih yaitu tepi sungai dengan kondisi tanah becek (tidak berair penuh) dan muara. Pembuatan lubang di tanah bisa menggunakan tangan atau alat bantu sedalam 15 cm atau seperempat bagian bibit bakau. Polybag dibuka atau dirobek untuk mempermudah pertumbahan akar. Setelah ditanam lubang ditutup kembali dengan subatrat atau kalau perlu bibit bakau diikat dengan kayu agar tegak. Mengingat pohon bakau hidup di wilayah yang bersinggungan langsung dengan pasang surut air laut.

Tentu sangat banyak kesan dan pengalaman seharian menyusuri sungai dengan perahu dan berlumpur-ria menanam bakau. Rampung dengan agenda seru yang sarat makna itu siswa SMP Al Karamah diberi kesempatan menuangkannya dalam tulisan. Bertempat di TK Harapan Bajulmati, di bawah pepohonan yang merapat-rindang, siswa bebas memilih tempat untuk menumpahkan pengalaman mereka.   

Silvia, kelas 9 menulis, “Yang akan selalu saya ingat adalah pesa Pak Izar, pohon tidak memerlukan manusia untuk hidup, tapi manusialah yang memerlukan pohon agar tetap hidup. Pesan inilah yang menjadi pendongkrak semangat saya agar selalu mencintai dan menjaga lingkungan.”

Eka Laila siswa kelas 9 agaknya terpukau dengan kecantikan panorama dusun Bajulmati. “Yang saya kagumi dari dusun Bajulmati adalah keindahan alamnya. Hutan yang lebat dengan pepohonan rindang. Sungai yang jernih. Suara burung di sepanjang hutan saat saya menyusuri sungai dengan perahu. Semua itu membuat Bajulmati terasa indah dan nyaman. Belum lagi pesona laut dan pasir putih di pantai Leter. Tidak heran hal itu membuat orang dari luar daerah ingin mengunjungi dan menikmati langsung keindahannya. Satu hal membuat saya betah tinggal di dusun Bajulmati adalah warganya begitu ramah dan sopan. Waktu dua hari terasa amat singkat untuk berkegiatan bersama warga di sini.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun