Mendekatkan petani dengan konsumen, menciptakan sinergi erat antara petani, pengusaha pertanian dan konsumen
Menjamin transparansi dan traceability (ketelusuran) aliran produk pertanian mulai dari hulu sampai hilir sehingga para pelaku pertanian dapat saling mengontrol.
Menjadi lebih setara agar dapat membangun kepercayaan antar stakeholder (bptp kaltim 2020).
Menyederhanakan pengiriman logistik hasil pertanian.
Memonitor pertumbuhan tanaman, menghasilkan tanaman yang berkualitas lebih baik dan memberikan informasi terpercaya di tangan petani,
2,2, Drone
Agri drone Dapat digunakan untuk pengendalian Organisasi Pengganggu Tanaman (OPT) dengan lebih tepat dan menghindari penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan. Drone dapat bekerja sesuai pola yang dibuat menggunakan perangkat android dan dipandu dengan GPS.Â
Menurut penelitian BBP Mektan (2019), Drone Mampu mengangkut hingga 20 liter, dapat menyemprot lahan seluas 1 hektare dalam waktu 10 menit (kecepatan semprot 3 km/jam) dengan ketinggian 1,5–2 meter dari permukaan tanah, lebar kerja 4 meter sehingga menghasilkan kapasitas kerja 1,2 ha/jam (0,83 jam/ha).
Drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) juga dimanfaatkan dalam bidang pemetaan dengan pemotretan udara menggunakan teknologi GIS. Misal pemetaan lahan perkebunan, pemetaan lahan sawah, perhitungan pohon sawit, pemetaan areal proyek, pemetaan pemukiman atau perkotaan dengan menggunakan drone.Â
Kelebihan drone untuk pemetaan adalah untuk mendapatkan gambaran citra kenampakan terbaru, low cost untuk pemetaan area kecil dibanding citra resolusi tinggi, efisien dalam waktu karena pemotretan dapat langsung dilihat hasilnya.
2.3. Sensor Tanah dan Cuaca (soil and weather sensor)