Aku turun dari podium.
Muklas menyeka ujung matanya yang berkaca-kaca, memelukku. "Kau pahlawan, Az. Sepuluh tahun lagi, saat giliranmu tiba, kami semua akan berdiri tegak di belakangmu, diminta ataupun tidak.
Aku mengabaikan kalimat terakhir Muklas, tersenyum, menepuk bahu Muklas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!