Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Hilangnya Dua

26 Mei 2024   16:12 Diperbarui: 26 Mei 2024   16:53 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   "Anak saya juga belum pulang ke rumah sampai sekarang. Oleh karena itu, saya datang kemari untuk mencari dan menanyakan keberadaan anak saya," jawab Pak Hassan dengan suara pelan dan sopan.

   "Memangnya Pak Hassan tidak mengetahui, anak bapak pergi mengajak anak saya bermain entah ke mana?" ujar Pak Suryo sengit.

   "Saya sungguh tidak mengetahui Pak Suryo, anak saya mengajak Rifki bermain ke mana. Karena pada saat itu saya sedang tidak berada di rumah." Tiba-tiba kepala Pak Hassan terasa pusing dan dadanya terasa berat saat mengetahui anak Pak suryo belum juga pulang ke rumah. Dan sekarang situasinya berubah lebih rumit dan pelik daripada sebelumnya.

   "Pak Hassan harus bertanggung jawab untuk dapat menemukan keberadaan anak saya. Awas! Kalau sampai terjadi apa-apa dengan anak saya. Pak Hassan akan lihat sendiri akibatnya," ancam Pak Suryo tidak main-main dengan raut wajah yang menunjukkan amarah yang siap meledak kapan pun.

   Dari bagian belakang rumah istri Pak Suryo bergegas untuk menghampiri suaminya karena mendengar suara suaminya meninggi seperti sedang marah kepada seseorang. Istri Pak Suryo merasa khawatir jika nanti sampai terjadi sesuatu kepada suaminya. Ketika istri Pak Suryo telah berdiri di samping suaminya, dengan lembut tangan kanan istri Pak Suryo memijat lembut bahu suaminya untuk menenangkan. Kemudian dengan suara lembut istri Pak Suryo berkata:

   "Sabar suamiku. Pak Hassan kan tidak tahu apa-apa dengan kejadian ini. Mungkin anak kita sedang bermain di rumah teman sekolahnya yang lain, apalagi sekarang kan sudah memasuki waktu liburan sekolah."

   "Bagaimana kalau saya segera melapor kepada bapak kepala desa tentang belum kembalinya Dimas dan Rifki ke rumah? Sehingga para warga desa lainnya dapat ikut membantu pencarian jika memang dibutuhkan," ujar Pak Hassan memberi saran kepada istri Pak Suryo yang masih berusaha menenangkan suaminya.

   "Itu ide yang bagus Pak Hassan," jawab istri Pak Suryo. "Lebih cepat mereka segera ditemukan itu akan lebih baik. Sebelum malam akan semakin larut."

   "Baiklah kalau begitu. Saat ini juga saya akan segera melapor ke rumah bapak kepala desa. Dan satu hal lagi," kata-kata Pak Hassan seperti tertahan di bibir karena sedang memikirkan sesuatu yang buruk. "Saya sebagai orang tua Dimas memohon maaf jika anak saya telah membuat keluarga Pak Suryo jadi seperti ini," ujar Pak Hassan dengan suara pelan karena malu. Pak Hassan lalu mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Pak Suryo sebagai permohonan maaf akan tetapi ditolak mentah-mentah oleh Pak Suryo.

   Setelah menerima penolakan dari Pak Suryo, Pak Hassan dengan langkah lunglai mulai berjalan meninggalkan rumah Pak Suryo dengan perasaan hancur serta terpukul dengan kejadian yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Pada saat yang sama, istri Pak Suryo dengan penuh kasih sayang mulai mengajak masuk suaminya ke dalam rumah agar dapat beristirahat sejenak guna meredakan amarah yang siap meledak kapan saja.

*** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun