Mohon tunggu...
Achi Hartoyo
Achi Hartoyo Mohon Tunggu... Editor - https://achihartoyo.com/

https://achihartoyo.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Setumpuk Cinta JNE untuk Denyut Nadi UMKM Tulungagung

3 Januari 2022   19:00 Diperbarui: 3 Januari 2022   19:09 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu, langit Tulungagung tampak pucat. Sinar matahari belum terlalu tinggi. Sayang, ia tak mampu menerobos tebalnya awan yang menggelayut di angkasa. Wah, sebentar lagi pasti hujan, nih. Ucap saya dalam hati. Dan benar saja. Begitu masuk mobil untuk melanjutkan perjalanan, hujan deras mengguyur Kota Tulungagung.

Sepagi itu saya bersama teman-teman ingin mengeksplorasi salah satu sentra batik yang cukup terkenal di Tulungagung, yakni Griya Batik Gayatri. Dari namanya kita sudah bisa menebak bahwa sang empu perbatikan ini sangat mengagumi sosok Gayatri.

Tak bisa dimungkiri bahwa jejak-jejak Gayatri Rajapatni---sosok perempuan visioner di balik kejayaan Majapahit---ini begitu melekat di Kota Tulungagung. Salah satu peninggalannya adalah Candi Sanggrahan. Lokasi ini menjadi salah satu tempat singgah (pesanggrahan) rombongan pembawa jenazah mendiang Gayatri.

Konon, dari sana abu jenazah Gayatri akan didharmakan di Candi Gayatri yang letaknya tak jauh dari Candi Sanggrahan. Dari sinilah sosok Gayatri menjadi nama sekaligus ikon Griya Batik Gayatri berasal.

Di sentra batik ini saya belajar banyak hal. Tidak hanya tau bagaimana selembar kain batik diproduksi tapi juga teknik pemasarannya agar terus eksis di kancah negeri. Selain mengandalkan turis lokal yang datang berkunjung, Griya Batik Gayatri juga memasarkan produksinya via daring.

Pemasaran secara daring ini menjadi jawaban agar batik karya anak bangsa tetap lestari. Untuk distribusi, lagi-lagi tidak ada kendala yang berarti. Griya Batik Gayatri selalu mengandalkan jasa ekspedisi terpercaya agar distribusi produknya datang tepat waktu di tangan pembeli.

Beruntungnya, ada JNE yang selalu bisa diandalkan setiap saat. Berkat pengalamannya selama 31 tahun di dunia ekspedisi, JNE hadir memenuhi kebutuhan konsumen. Pelaku UMKM seperti Griya Batik Gayatri tak perlu waswas distribusi produknya terkendala jasa logistik. Bisa dipastikan setiap barang yang dikirim datang tepat waktu.

Dengan begitu, roda ekonomi UMKM seperti Griya Batik Gayatri tidak akan berhenti hanya karena pandemi. Masih ada seribu solusi untuk menjangkau pelanggan di seluruh Nusantara.

Kedai Teh Mbah Djie Layani Pelanggan Daring

Teh Tubruk Mbah Djie, teh lokal yang dipasarkan secara daring/dokpri
Teh Tubruk Mbah Djie, teh lokal yang dipasarkan secara daring/dokpri

UMKM di Tulungagung bukan sekadar sentra batik maupun pasar tradisional. Ada banyak UMKM yang dikelola dengan kreatif oleh anak muda di sana. Mulai dari warung kopi tradisional, hingga kafe-kafe gaul modern yang menjadi andalan anak muda Tulungagung bersosialisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun