Mohon tunggu...
Acha Hallatu
Acha Hallatu Mohon Tunggu... Seniman - Author

Panggil aja Acha. Mama lebih suka gue jadi karyawan kantoran, seragam keren dan gaji gede? Itu mimpinya bukan mimpiku. Tapi gue lebih milih menulis dan berjuang keras untuk itu. Nice to meet you here :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Manda Buat Gila Satpam Komplekku

6 Agustus 2023   21:05 Diperbarui: 6 Agustus 2023   21:09 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Design by me using Canva

Foto Manda memakai kacamata sambil memanyunkan bibirnya berhasil membiusku apalagi satpam komplekku? She is my type! Satpam komplekku jadi ikutan install dating apps..

"Darimana, Bos?" tanya Bang Bagas.

Bang Bagas adalah satpam favoritku di komplek perumahan tempat tinggalku. Sebenarnya ada dua orang satpam di komplek ini. Satu lagi aku nggak begitu akrab dengannya. Wajahnya serem. Aku takut digigit. Bang Bagas juga bilang kalau satpam satu lagi itu mukanya kusut banget. Kaya celana dalam baru beli, ketat banget.

Bang Bagas ini bertubuh besar, berisi, agak gendut sih. Tinggi? Menurutku sih nggak. B aja. Tapi dia punya satu orang teman yang sering nongkrong di pos satpam itu juga. Namanya Bang Sharul. Aku juga dekat dan akrab dengan Bang Sharul berawal dari curhat colongan di pos satpam bersama Bang Bagas. Dia ikutan nimbrung disitu saat itu. Dan akhirnya saling berkenalan, eh sekarang udah jadi bestie. Eaaa...

Aku pikir Bang Bagas ini udah menikah ternyata belum. Malahan isi curhat colongan kami pada saat itu adalah sebagian besar cerita tentang kisah asmaranya. Dia udah dua kali gagal menikah. Dua kali lho, batal nikah! Itu gimana, ya? Nggak kebayang deh kalau aku jadi dia.

Katanya, sebelum Bang Bagas ini jadi satpam di komplek perumahanku ini, dia kerja jadi HRD. Gila ya, HRD lho dia dulu. Tapi kok jadi satpam sih sekarang? Bertanya-tanya dong pastinya aku. Dia bilang sih karna memang udah nggak mau lagi di kantor lama itu. Lagi dan lagi perihal asmara.

Hmmm...

Dua wanita yang gagal menikah dengannya itu adalah karyawan satu kantor dengannya.

What?!

Bayangin deh... Itu rasanya gimana sih? Pacaran satu kantor, emang enak? Nggak eneg gitu? Setiap hari ketemu lho, nggak bosen emang?

Sebagai manusia yang memiliki rasa kepo level dewa, aku coba mengorek semua itu.

"Bang Bagas, kok bisa sih putus sama mantannya dulu?"

Bang Bagas menarik napasnya. Lalu dibuang dari bawah. Becanda ya, hahaha...

"Dulu aku udah mau nikah pun sama mantanku itu dulu. Tapi gagal.." ucap Bang Bagas dengan perasaan sedikit melow.

Suasana pos satpam saat itu pun berubah menjadi sendu. Kami bercerita disaksikan oleh satu unit tv berukuran 16 inci yang dijadikan monitor sebagai pemantau kamera CCTV.

"Udah urus semuanya, tapi batal nikah karna aku liat dengan mata kepalaku sendiri dia jalan sama cowo lain.." sambung Bang Bagas.

Ya ampun.. Aku kalau jadi Bang Bagas nggak tahu bakal bereaksi seperti apa kalau melihat langsung di depan mata kepala sendiri, calon istriku lagi berduaan sama cowo lain. Inget ya, calon istri lho bukan pacar lagi sebutannya. Karna memang kata Bang Bagas mereka udah tunangan.

Usut punya usut nih, ternyata saat pacaran pun sebenarnya cewe itu udah selingkuh duluan tapi tanpa sepengetahuan Bang Bagas.

Wadidaw...!

Berarti bangkai ini disimpan udah cukup lama. Aromanya semakin terasa busuk, makanya jadi kecium. Ketahuan deh! Tapi katanya sih emang dasar si cewe itu nggak demen sama Bang Bagas, menurut ceritanya.

"Jadi kalian kok bisa pacaran sih, Bang?" tanyaku penasaran.

"Bagas duluan yang suka sama dia," sahut Bang Sharul. Bang Sharul jadi ikutan nimbrung dengan kami. Momen itulah yang membuat aku jadi akrab dengan Bang Sharul.

"Iya, aku duluan yang suka sama dia. Tapi ternyata kayanya aku cuma pelampiasan dia aja.."

"Hebat lho, jadi pelampiasan tapi udah sampai jenjang pernikahan. Eh, maksud aku tuh sampe berencana buat nikah." Aku terheran-heran memikirkan sikap mantan Bang Bagas itu.

Kok bisa ada ya cewe modelan kaya begitu? Ternyata nggak semuanya lho cowo itu brengsek, Bang Bagas salah satu contoh sadboy bukan playboy.

Bahkan pacarnya yang selanjutnya juga begitu. Bernasib yang sama. Tapi yang ini sih alasannya karna orangtua nggak merestui.

"Padahal bukan orangtuanya nggak setuju, tapi dianya emang gak mau samaku. Ada cowo yang lebih mapan dari aku. Tau diri kok, aku cuma satpam.." ucap Bang Bagas.

Sadboy sekaliiii ~

Baiklah, kali aja yang membaca tulisanku ini adalah seorang wanita berstatus single, bolehlah merapat agar aku kenalkan dengan satpam komplekku ini. Hahahaha....

"Nah, kalau bang Sharul gimana nih?" tanyaku menyimpan rasa penasaran.

Bang Sharul menatap mata Bang Bagas, aduh mereka sweet sekali saling tatap begitu.

"Aku? Jangan ditanya. Mana ada yang mau samaku, kerjaanku aja kaya gini.."

Aku bisa merasakan atmosfer sadboy malam itu. Dan kami bertiga berkumpul menjadi trio sadboy.

Bang Bagas dan Bang Sharul saling bertatapan dan melempar tatapan itu padaku.

"Kalau Bos gimana nih? Punya cewe nggak? Masa kami mulu yang di interogasi?" ucap Bang Bagas sambil tersenyum mengejek. Sial!

Aku dipanggil Bos sama Bang Bagas karna di komplek perumahan itu mayoritas orang kaya. Meski sebenarnya aku nggak merasa sama sekali sih ya. Tapi faktanya memang komplek perumahan tempat aku tinggal ini adalah komplek termasyur di daerah sini.

Ciyeelaaahhh... Sombong amat!

Aku menghela napas.

Lelah sekali setiap kali berhadapan dengan pertanyaan sejenis itu. Karna memang udah lima tahun terakhir ini aku tidak mendekati wanita manapun. Walau selera tak pernah bohong, tapi gejolak itu selalu padam ditengah jalan. Karna aku tahu pasti akan berakhir sama seperti cerita sebelumnya.

"Aku nggak punya pacar."

Kelihatannya Bang Bagas dan Bang Sharul tidak percaya.

"5 tahun jomblo? Serius?!"

Kok pada kaget? Siapapun kaget setiap kali mendengarkan pernyataanku itu.

"Aku lagi fokus sama karirku.." jelasku.

Wanita vs Karir, pilih mana? Kalau bisa jalan beriringan, wah mukjizat sih buatku. Karna aku tipe bucin goblok level dewa, jadi suka kebawa perihal asmara ke kerjaan. Jadi malas kerja, makan juga jadi malas, pipis juga sering ditahan kalau nggak disuruh pipis sama ayang.

Ciyeelaaahhh... Lebay banget, ya! Hahahaha...

"Kita bertiga ini hanya rumah singgah buat wanita-wanita itu.." celetukku tiba-tiba.

Aduh, jadi mewek deh Bang Sharul.

"Aku ngerasain banget sih.."

"Aku juga, rasanya kaya ngejaga jodoh orang." Bang Bagas hampir meneteskan airmatanya. Mungkin dia jadi teringat masa lalunya dua kali batal menikah.

"Ahh! Udahlah, kok jadi sadboy gini kita? Ayok sebat dulu.."

Aku menawarkan sebungkus rokok pada mereka. Dan memang biasanya kalau aku mau merokok tapi bukan dirumah, aku pasti ke pos satpam dan merokok bareng mereka berdua.

Malam mulai terasa larut. Aku senang nongkrong di pos satpam komplek perumahanku. Sering lupa waktu sampai nggak sadar ternyata udah jam 1 pagi. Bayangin aja deh, kami bertiga disitu dan aku merasa seperti satpam baru disitu lagi dinas malam. Hahaha...

Aku mengecek gawaiku.

Satu pesan baru masuk dari Manda. Aku senang banget! Jelas, karna aku menunggu balasannya kaya nunggu panen durian. Mataku langsung melek padahal tadi udah sempat merasa ngantuk bahkan nggak yakin bisa pulang sendiri. Takut ketiduran di aspal komplek.

"Maaf ya baru bales.."

Orang cantik kaya Manda sih bebas! Pasti dimaafkan, hehehe...

Setelah membalas pesan dari Manda, aku sengaja membuka lagi foto-foto Manda dan memandanginya. Malam makin larut, makin buat halu ya. Masih kepikiran kenapa sih Manda mau swipe right? Saat itu dia melihat profile aku gimana? Wow banget atau wow aja nih?

Wakwow.. Hahaha...

"Katanya nggak punya pacar? Kok malah liatin foto cewe? Siapa tuh?" Bang Sharul berhasil membuatku tersentak kaget dan buru-buru mengunci layar ponselku.

"Bohong dia mah sama kita. Katanya nggak punya pacar. Tadi barusan aku liat foto cewe bertopang dagu gitu.." ucap Bang Sharul pada Bang Bagas.

Masih mending bertopang dagu, kalau Manda mau bertopang hidup kayanya tunggu dulu deh. Masih merasa belum mapan. Aku mau kejar karir dulu.

Ciyeelaahhh.....

"Siapa, Bos? Kasih tunjuk ke kita. Jangan disembunyiin tuh cewe. Awas bersemut lho kalau disembunyiin teruss.. Soalnya semut tahu kalau ada yang semanis gula bakal dikerumunin tuh.."

Kasih tunjuk ke mereka gak ya? Aku curiga, mereka malah jadi naksir pula sama Manda.

"Janji sedikit aja, ya?"

"Pelit banget dia, astaga!" Rasa penasaran Bang Sharul mulai memuncak. Begitu juga dengan Bang Bagas. Tapi kali ini Bang Bagas benar-benar excited, karna biasanya aku cerita sedih mulu tentang cewe di pos satpam. Kali ini dia yakin bahwa ini angin segar. Mereka menebak pasti Manda adalah gebetanku.

"Aku pertama kali melihatnya di dating apps.." ucapku sambil perlahan memperlihatkan foto Manda pada mereka. Satu per satu foto Manda aku tunjukkan. Hingga salah satu foto Manda yang memakai kacamata berhasil membuat mereka terpukau. Jujur, foto Manda itulah yang berhasil buat aku tergila-gila. Semua orang tahu kalau aku menyukai wanita berkacamata karna pasti terlihat cerdas. Wow, she is my type!

"Ini sumpah, cantik!" tegas Bang Sharul sambil memukul meja yang ada di pos satpam.

Bang Bagas sedang menganalisa gambar diri Manda.

"Ini sih bidadari. Kalau kata Coboy Junior, kau bidadari jatuh dari surga dihadapankuu.."

"Eaaaa..." sambung Bang Sharul. Kami tertawa.

Lalu aku menceritakan sedikit bagaimana proses aku menemukan Manda ini.

"Aku mau download dating apps sekarang!" Bang Sharul buru-buru mengambil ponselnya dan segera mendownload aplikasi kencan yang sama denganku.

"Tapi ini beneran? Cewe secantik dia memilih swipe right?" Bang Bagas terheran-heran.

Nggak habis pikir ya. Suatu saat nanti aku bakal nanya ke Manda apa alasan dirinya swipe right saat itu. Aku curiga dia lagi ngantuk saat itu. Atau jarinya sedang membersihkan ponselnya dan nggak sengaja "swipe right".

Kok jadi insecure gini ya? Merasa Manda terlalu high sekali? Tapi secara tinggi badan sih jelas dia lebih high.

Hmmm... Aku membayangkan wanita berzodiak Taurus ini berdiri tegap dengan tinggi badan 160cm yang dia miliki. Berarti aku hanya sebahunya doang. Hahahaha...

Manda...

Satpam komplekku tergila-gila padamu sampai mereka mendownload aplikasi kencan yang sama dimana aku melihatmu pertama kalinya.

Apakah mereka akan berhasil menemukan seseorang sepertimu? Mungkin kamu adalah kado ulang tahunku dari Tuhan. Karna saat itu aku tidak merayakannya. Tidak ada kue, tidak ada lilin ataupun nyanyian selamat ulang tahun yang berkumandang. Aku malah sibuk dengan laptopku mengerjakan naskahku.

Tuhan, apa betul kehadiran Manda adalah hadiah ulang tahunku di usiaku ke-25 ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun