Mohon tunggu...
Abudzar Alghifary
Abudzar Alghifary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Tayangan Pornografi Mempengaruhi Kasus Pelecehan Seksual di Kalangan Mahasiswa Indonesia

17 Desember 2022   15:32 Diperbarui: 17 Desember 2022   15:44 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Ketelanjangan ataupun tampilan yang memberi arti ketelanjangan.

3. Alat kelamin ataupun pornografi anak.

 Menurut H.B Jassin, pornografi adalah segala bentuk tulisan atau gambar yang tujuan dibuatnya untuk merangsang hasrat seksual. Pornografi ini membuat fantasi si pembaca akan berorientasi pada kelamin dan akhirnya membuat nafsu memuncak.

 Pornografi atau porno ini sangat beragam penjelasannya karena setiap lingkungan, budaya, dan adat istiadat akan berbeda dalam menjelaskan apa itu pornografi. Banyak seniman yang membuat beragam karya seni akan mereka anggap sebagai karya seni. Namun bagi sebagian masyarakat biasa, mereka akan menganggap karya seni itu sebagai pornografi. Maka dari itu, definisi dari pornografi itu sendiri sangat beragam, tergantung dari sudut pandang seseorang tersebut dalam mendefinisikannya.[3] Setiap orang harus bisa menyikapi media pornografi dengan cerdas dan bijak. Sikap yang dapat ditimbulkan ialah positif dan negatif. Sikap positif yang ditimbulkan ialah seperti menyukai, senang terhadap hal tersebut, dan mendekati. Namun sikap negatif yan ditimbulkan ialah seperti membenci, menjauhi, dan menghindari. Setiap orang harus bisa memunculkan sikap negatif terhadap pornografi, karena pornografi dapat merusak dirinya.[4]

 

- Faktor-faktor menonton tayangan pornografi 

Banyak sekali faktor yang dapat menjadi penyebab seseorang menonton tayangan pornografi.Yang pertama ialah karena pengaruh lingkungan yang kurang baik. Setiap orang pasti akan berusaha beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mencoba mengikuti alur kebiasaan yang ada pada lingkungan sekitar tersebut. Maka dari itu, jika lingkungan yang disekitar orang tersebut baik, maka perilaku dan kebiasaan orang tersebut juga akan terbawa baik. Namun beda hal nya jika  lingkungan sekitar orang itu buruk, maka dapat dikatakan bahwa perilaku dan kebiasaan orang tersebut juga akan terbawa buruk atau kurang baik. Untuk faktor lingkungan ini juga akan tergantung kepada seseorang tersebut, apakah orang ini bisa menyesuaikan diri pada lingkungannya atau orang ini akan terbawaoleh arus perkembangan yang ada pada lingkungan itu.

 Yang kedua ialah minimnya pendidikan dan perhatian yang diberikan dari keluarga. Edukasi mengenai seks dan penguatan keimanan pada aspek keagamaan itu sangat penting ditanamkan kepada seorang anak sedari kecil, karena kedua hal itulah yang dapat menjaga seorang anak dari pornografi. Namun lain hal nya jika seorang anak yang kurang mendapat pendidikan, perhatian, dan penguatan iman pada aspek agama, mereka akan bingung dalam memahami apa itu prornografi dan akhirnya mereka akan mencari tau sendiri tentang pornografi. Pada fase mencari tau tentang pornografi inilah dapat memicu seorang anak kecanduan ataupun melakukan hal yang bersifat pornografi.

 Yang ketiga ialah media massa. Faktor ini sebenarnya memiliki kaitan dengan faktor minimnya pendidikan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga, dimana pada saat seseorang sedang mencari tau tentang pornografi, mereka akan mencari tau dari berbagai sumber, dan sebagian besar orang dalam upaya pencariannya menggunakan media massa.

 Yang keempat ialah psychological pressure atau tekanan psikologi. Faktor inilah yang banyak ditemui pada kalangan remaja. Tekanan psikologi ini disebabkan karena broke home, seperti perceraian, pertengkaran orang tua, dan juga keluarga yang toxic. Dari sebab itu lah seseorang akan mencari pelampiasan dalam menghibur dirinya. Dalam proses mencari pelampiasan untuk menghibur dirinya, seseorang akan lebih mudah mendapat pengaruh negatif seperti pornografi dibandingkan dengan pengaruh positif seperti nasihat-nasihat atau motivasi yang ada.[5]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun