Ia terdiam sembari menatap jalan yang ramai, dengan hatinya yang tak ramai
Tentang jejak dan patah hati
Suatu waktu, tepat di jalan-jalan kota
September menyapanya dengan seluru senyum di bola mata dan pipinya
Cinta hanya terdiam dan menatapnya dalam-dalam.
Sambil menunduk dan berjalan
Di taman, cinta sempat menatap tempat duduk waktu itu
Tentang jejak dan patah hati
Di ruang kota. Pemuda-pemuda berbicara dengan cinta
Mengajak cinta untuk mengucapkan sumpah pada dirinya
Bahwa ia cinta yang bahagia, bukan cinta yang lesu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!