“Apa minuman mereka?” tanyanya.
Jawab beliau, “Mata air yang disebut salsabila.”
la berkata, “Engkau benar.” Kemudian lanjutnya, “Aku ke sini juga untuk menanyaimu tentang sesuatu yang hanya diketahui oleh Nabi atau satu orang atau dua orang saja.”
Beliau bertanya, “Akankah bermanfaat bagimu apabila aku jawab?”
“Aku akan dengar dengan telingaku,” katanya. “Aku datang untuk bertanya tentang anak.”
Beliau bersabda, “Sperma lelaki berwarna putih, sedang punya wanita berwarna kuning. Apabila keduanya berkumpul, lalu mani lelaki mengungguli mani perempuan, maka anak itu lelaki dengan izin Allah Subhanahu wa ta’alaa. Dan, apabila mani wanita mengungguli mani lelaki, berarti anak itu perempuan dengan izin Allah Subhanahu wa ta’alaa.”
Si Yahudi berkata, “Ucapanmu sungguh benar, dan engkau benar-benar seorang Nabi.”
Setelah dia pergi, Rasulullah bersabda, “Pertanyaan yang diajukannya tadi, tidak aku ketahui jawabannya kalau Allah tidak memberitahuku.”
Dalil aqli dan naqli menunjukkan janin diciptakan dari kedua mani tersebut. Lelaki menyemburkan spermanya ke rahim perempuan, begitu pula wanita menurunkan maninya ke tempat berhentinya mani lelaki tadi. Kedua cairan itu bertemu dengan kehendak dan pengaturan Allah Subhanahu wa ta’alaa, lalu terciptalah anak. Mani siapa yang unggul, maka anaknya mirip dengannya. Dalam Shahih Bukhari disebutkan cerita Humaid bin Anas bahwa ketika Abdullah bin Salam mendengar kedatangan Nabi shallallahu’alaihi wa salam, ia mendatangi beliau lalu bertanya, “Aku akan menanyaimu tiga hal yang hanya diketahui oleh Nabi. Apa tanda kiamat yang pertama? Apa makanan pertama yang dimakan penghuni surga? Dari apa anak mirip bapaknya? Dan, dari apa pula anak mirip ibunya?”
Rasulullah menjawab, “Baru saja Jibril memberitahuku.”
“Dia adalah malaikat musuh kaum Yahudi,” sahut Abdullah.