"Ma, awas tuh," kata Kinanti ketika Darma puas mantengin cewek yang tadi lewat karena cewek itu udah masuk.
"Eh, iya. Kenapa, Kin..... Sssep..."
"Nah, kan. Baru aja mau dikasih tahu. Udah longsor duluan," Kinanti menepuk jidat lalu geleng-geleng. Mimpi apa dia, punya temen kayak gitu.
Darmadi malu sendiri walaupun urat malunya udah lama kepotong. Dia menggaruk-garuk tengkuk. "Maaf, Kinan. Nggak sengaja. Hehe," katanya. "Oh, ya. Yang ta..."
"Namanya Santi. Orang Majalengka. Kelas XI juga, di SMA Perjuangan. Kamarnya persis di sebelah kamar aku."
Wuih. Darmadi takjub sendiri Kinanti udah bisa baca pikirannya. Doi jadi curiga Kinanti punya indera kesepuluh. Tapi, jawaban Kinanti tadi bikin senyumnya merekah. Sambil ber-oh ria, Â Darmadi manggut-manggut. Cewek kamar sebelah, ya...
[1] Lo atau kamu
[2] Gue atau saya