Mohon tunggu...
Yusbhi Sayputra
Yusbhi Sayputra Mohon Tunggu... wiraswasta, pengajar -

Creative Thinker

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Darmadi (1) Cewek Kamar Sebelah

25 November 2017   00:57 Diperbarui: 25 November 2017   01:19 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi, kan, kos Kinanti itu kos khusus cewek, Gus. Ntar malah kita diusir gara-gara ngeganggu privasi anak kos di sana," seperti biasanya, Awan nggak langsung ambil keputusan. Dia adalah orang yang paling bisa mikir panjang ketimbang Darmadi dan Bagus.

"Gampang itu mah, Wan," sambar Bagus ketika yang lainnya masih dilanda banjir, eh, kebingungan. "Kita sepikinaja ibu kosnya. Ntar deh, kitayang ngomong. Hehe."

Dikira cuma asal bunyi, eh, Bagus betulan sepikinibu kosnya Kinanti ketika Bagus sengaja antar Kinanti pulang sekolah. Kinanti sebetulnya nggak tahu-menahu apa yang Bagus omongin ke wanita empat puluhan yang rumahnya tepat di sebelah kos. Yang Kinanti tahu, cuma acungan jempol dan sunggingan senyum semringah ketika Bagus hendak menderu pergi menjauh. Ya iyalah menjauh, masa pergi malah mendekat.

Ketika ditanya apa yang diomongin waktu ngobrol sama ibu kosnya Kinanti, Bagus cuma bilang begini. "Kita nggak usah bingung lagi kalo lagi ada tugas kelompok, kita ke kosnya Kinanti aja. Ibu kos udah kasih izin, kok. Boleh pake gazebonya sepuasnya."

"Ha?"

"Serius?"

"Emang irangomong apaan ke dia?"

"Kemarin kitabilang kalo mau minta izin numpang kerjain tugas sekolah di sini. Tapi nggak sampe masuk ke ruang tamu atau kamar. Cuma di gazebonya aja. Itung-itung jadi satpam. Barangkali ada anak kos yang bawa cowok ke dalam, atau pacaran di kos, kan bisa langsung ditegur. Terus juga, ya, sekalian jagain koslah. Daerah situ kan terkenal rawan maling."

Dasar Playboy Cap Ekor Sapi. Bisa aja modusnya. Padahal, yang pengin masuk ke kamar anak-anak kos di sana, kan, dia sendiri. Ya, Kinanti udah bisa mengendus maksud terselubung cowok yang memiliki pitak di kepala bagian samping kanan akibat dilempar batu sama orang gila waktu dia kecil.

Efeknya, ketika mereka ada tugas individu atau kelompok, hampir pasti dengan sangat-amat-paling-lebih antusias akan menyebut nama "Wisma Putri Ayu" sebagai rekomendasi tempat. Alasannya? Udah pasti jawabannya akan begini, "Pengin lihatin cewek-cewek rantau yang lagi kesepian," kata Bagus. Bodo amat walaupun akses ke sana harus mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera, bersama teman berpe... eh, kok malah nyanyi soundtrack-nya Ninja Hattori. Ya, pokoknya lumayan jauh, deh, dari pusat kota. Tepatnya di belakang hotel bintang empat yang ada di jalan by-pass.

Untung aja nggak ada kasus Bagus yang lagi ngintipin cewek-cewek di kos, nyolong jemuran, ngumpetin sandal, pura-pura jadi petugas sensus buat modus, atau godain seluruh masyarakat yang ada di kos. Ya, kalau cuma lihatin sambil ngiler-ngiler dikit, udah sering Kinanti temuin. Tuh, contohnya. Darmadi. Bentar lagi kayaknya longsor, tuh, mulutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun