"Darmadi."
"Nama lengkapnya?"
"Darmadi."
"Darmadi.. Darmadi aja?"
"Darmadi."
"Ha? Darmadi?"
"Iya, Darmadi."
Oke, cukup. Bagus nggak sanggup ngelanjutin. Dia udah kepalang tersihir oleh kesan pertama yang cowok asing, eh maksudnya Darmadi, tunjukkin di awal. Kalau Bagus maksa ngelanujutin introgasinya, dijamin perutnya bakal sakit akibat ngocolnggak berhenti-berhenti.
"Bro, irakelahiran taun 80-an atau 70-an?"
Darmadi menoleh, mengernyit. "Maksudnya?"
"Setahu kita[2],ya, udah nggak ada lagi orang yang kasih nama anaknya cuma satu kata di zaman sekarang. Terakhir yang pake nama cuma satu kata itu angkatan bapa kita. Hem. Tapi, cocoklah. Nama sama muka, sama-sama jadulnya."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!