Mohon tunggu...
Yusbhi Sayputra
Yusbhi Sayputra Mohon Tunggu... wiraswasta, pengajar -

Creative Thinker

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Darmadi (1) Cewek Kamar Sebelah

25 November 2017   00:57 Diperbarui: 25 November 2017   01:19 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

STOP!

Yaelah. Lebay amat narasinya. Ah, pokoknya waktu itu adalah jam-jam anak sekolah berangkat. Abaikan narasi di atas. Hehe.

Seperti biasa, suasana kelas kami sebelum bel sekolah dibunyikan oleh Wakasek Kesiswaan selalu ripuh. Apalagi ketika itu menjelang agenda upacara senin. Udah pasti (terutama anak-anak cowok) pada asyik ngobrolin hasil pertandingan sepakbola Eropa semalam. Yang kena ejek karena tim favoritnya kalah, ada. Yang kena palak karena kalah taruhan, ada. Bahkan, yang senyam-senyum karena tim favoritnya menang plus dapat duit taruhan pun ada. Sementara anak-anak cewek, nggak ada lagi, pasti pada ceriwis ngobrolin pengalaman malam minggu yang, ya, nggak jauh-jauh dari yang namanya jalan sama pacar, makan bareng gebetan, nongki-nongkibareng temen se-geng, di-php-in "tukang ojek" yang nggak jadi jemput, cuma nonton tv doang di rumah, atau mungkin berantem sama pacar.

"Mana duit ira[1]? Jagoan irasemalem kalah telak, jeh," kata Boby, cowok bertubuh raksasa yang udah dilabeli dukunnya berandalan sekolah oleh guru-guru, menodong Alvian yang ketika itu belum ada satu meter melewati pintu kelas.

 

Rupanya cowok itu sengaja nangkring lebih awal di kelas ketika senin tiba, hem, atau lebih tepatnya ketika doi "menang banyak". Biasanya, ya, namanya juga dukunnya berandalan sekolah, kalau nggak datang beberapa detik menjelang bel masuk, palingan juga telat. Kalau telatnya kebangetan, palingan juga bolos. Kalau bolosnya kebanyakan, palingan juga dipanggil guru BP. Kalau udah dipanggil guru BP, palingan juga orangtuanya diminta datang ke sekolah. Gitu aja terus sampai negara api menyerang. Malahan, orangtuanya jadi akrab sama satpam, ibu kantin, guru BP, pegawai TU, dan beberapa penghuni sekolah lainnya. Saking apanya, tuh? Ya, saking udah keseringan dipanggil.

"Mana dua puluh ribu?" kata Boby sekali lagi sambil menjulurkan telapak tangan.

Alvian mendongak. Cowok kerempeng itu masih heran, kenapa ada orang yang setinggi itu di kelasnya. Dia curiga, emaknya Boby dulu ngidam tiang jemuran, eh, tiang listrik kali, ya. Dan, melihatnya aja udah bikin jiper, apalagi ditodong duit taruhan. Makin mengkeretlah dia. Buru-buru Alvian merogoh saku celana, keluarin selembar uang dua puluhan yang udah doi persiapkan dari rumah. "Ini, Bob," tukasnya sambil memindahtangankan benda itu di tangan dengan perasaan berat hati.

Ketika lembar uang dua puluhan itu sampai ke tangan Boby, bel sekolah tanda segera mulainya upacara bendera, berbunyi nyaring. Dan... bruk!

Boby oleng dan hampir jatuh, tapi masih untung tangannya tertopang meja, akibat ditabrak sesuatu dari belakang. Ya, sesuatu. Menurutnya, hampir mustahil jika yang menubruknya itu 'seseorang', pasti 'sesuatu'. Secara badannya aja tinggi besar, butuh sepuluh orang kali supaya bisa bikin Boby oleng. "Anjir. Gue diseruduk babi," mungkin itulah kalimat yang tercetak di otak Boby ketika itu. Kalau cuma bulu babi, sih, nggak masalah. Lah ini, malah babi hutan. Untung aja bukan babi ngepet atau babi ngesot. Eh, itu mahsuster, ya, yang ngesot.

Boby buru-buru menoleh. Dan, kurang dari lima detik, alisnya berkerut ketika seonggok makhluk astral berdiri dengan sedikit menunduk sambil menjulurkan tangan kanannya. "Sor.. sori. Nggak sengaja," kata si makhluk astra itu kepada Boby yang masih terbengong-bengong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun