Semuanya ikut membeli. Tentu bila yang membelinya banyak akan dikasih diskon. Itulah beberan Marsyah saat ditanya sama Si Deko. Kami tidak sungkang lagi berfose foto dengan Marsyah, kini dia sudah terlihat sangat welcome. Berbeda saat bertemunya di lokasi pertama yang masih terlihat malu. Atau apakah karena produk-produknya lumayan laku karena keborosan kami, mungkin saja. Tapi tidak apa, asalkan ini bisa membantu. Marsyah senang kita juga senang.
Panas dikepala semakin redah dengan cahaya keademan Marsyah. Ia seperti pelangi yang memberikan mendung kepada bumi. Senyuman ayuhnya bagaikan bidadari nyata yang diutus dewa kepada dunia.
Marsyah banyak memberikan bekas ingatan yang tak akan saya lupakan sepanjang hidup saya. Merawatnya adalah cara saya untuk menjaga namanya. Walau Marsyah menolak ajakan saya untuk membawanya melihat dunia luar, saya tidak akan pesimis. Malahan merasa bangga dengan komitmen yang dibangun sejak dini. Tidak ingin meninggalkan tanah kelahirnya secara cuma-cuma hanya karena cinta.
Danke Marsyah, atas keademan muslihat yang kau berikan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H