Ok bang, jawabku.
Percakapan soal Baduy antara saya dan Deko mengalir seruhnya. Sambil membakar sebatang rokok untuk menambah keseruan percakapan kami. Iya, ini hanya bisa kami lakukan sehingga tidak terlihat kaku dalam menyusuri tracking. Angin tidak membawa kabar, begitu juga dengan pepohonan sekitar belum memberi kode. Deko serentak memukul bahu kanan saya.
Heyy dirimu kenapa ketua, tanya saya.
Mau gak lihat Gadis Baduy yang adem-adem?
Mana Ketua, dimana saya bisa melihatnya?
Coba deh lihat ke belakan.
Belakan mane ketua?
Itu, sini saya tunjukin. Sembari Deko menarik tangan saya.
Wooow, berbusana khas Baduy rupa gadis itu tertutup topi caping yang dikenakannya. Berkalung emas menawan. Paras wajah yang adem eheey membuat hati ini luluh tak berdaya. Siapakah namanya? tanya saya kepada Deko.
Deko kemudian mendekatkan dirinya kepada si gadis. Sambil berkenalan. Suara yang syahdu bagai lagu-lagu rohani keluar dari mulutnya. Namanya siapa dek, tanya Deko.
Marsyah kang.