Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair dari Negeri Keterasingan

28 November 2024   19:54 Diperbarui: 28 November 2024   20:06 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syair Dari Negeri Keterasingan

bulan merah berlayar di lautan

membuncah dingin dinding malam

bulan darah bersajak di hutan

membungkam kengerian

air telaga basuh batu pualam

tatkala sabda cahaya pendar di permukaannya

            -jauh di lubuk ikan-ikan bertasbih

             seribu mata pencar mengaduk lautan

di pantai sunyi

aku mencari

biar silir angin

hantar genah dada

O Harpa

kapan lagi Kau bagi kedalaman

hadir-Mu yang menggetarkan?

            -hujan cahaya rintiki keterasingan

antara sulur pohonan

ada damai mengalir

pada jarak bintang ke bintang

ada harap memadat

pada dangau persinggahan

ada hilang mengaduh

denga pisau luka kutikam langit-Mu

dengan gelombang rindu kuterjang pantai-Mu

dengan darah sembilu kusibak cadar-Mu

dengan seribu mati kutetak leher-Mu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun