Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mengasah Kesadaran dengan Berpuisi

21 November 2024   11:46 Diperbarui: 21 November 2024   11:50 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sampai ke akar dan wujud maknanya yang paling

eksistensial. Namun momen ini biasanya hanya datang

secara sekilas. Ada rasa nikmat yang sulit disalin ke

dalam bahasa. Ada tanggapan makna yang sukar

dirumuskan dalam kata.

Dalam situasi semacam itulah biasanya orang

tergerak untuk menulis puisi. Karena puisi dianggap

sebagai sarana bahasa yang paling memungkinkan

jadi representasi dari momen keramat tersebut.

Momen yang intens, padat, tapi berlangsung secepat

kilat. Momen-momen kesadaran yang tidak bisa dipredeksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun