Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mengasah Kesadaran dengan Berpuisi

21 November 2024   11:46 Diperbarui: 21 November 2024   11:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

atau diada-adakan. Momen dimana kita ingin berlama-lama

dan berulang-ulang merasakan. Dalam upaya

mempertahankan momen tersebut, maka ditulislah puisi.

Upaya itu sendiri tidaklah mudah. Penyair harus merancang

sendiri konstruksi gramatikalnya. Tidak ada acuan tertentu

yang bisa dijadikan panduan. Memang, penyair adalah orang yang

diberi kuasa untuk menjalankan licentia puitika, keleluasaan

puitik. Ia bisa menciptakan kamus maknanya sendiri.

Memodifikasi bahkan mempermainkan konvensi bahasa

yang tersedia, sarana literer yang berlaku umum. Namun

justru di situlah letak paradoksnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun