Mohon tunggu...
abdur hakim
abdur hakim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Reguler K3 2020

Seorang mahasiswa UI dengan jurusan S1 Reguler K3 2020. Menempuh pendidikan dari tahun 2020. Aktif di berbagai kegiatan kampus

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hubungan Pencahayaan dengan Keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) pada Pekerja serta Pengendaliannya

21 Juni 2022   13:36 Diperbarui: 21 Juni 2022   13:43 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor utama yang berkontribusi terhadap CVS adalah kemampuan visual individu yang terkait dengan tuntutan tugas visual. Jika kemampuan visual yang tidak memadai adalah penyebab utama CVS, maka pengobatan merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan kemampuan visual akan meringankan gejala. Penting untuk mendiagnosis dan mengobati kondisi visual ini secara akurat untuk meminimalkan terjadinya CVS di tempat kerja.

  1. Faktor Lingkungan

            Faktor lingkungan juga memiliki peran yang tinggi terhadap CVS. Cahaya yang silau, refleksi cahaya, jarak penglihatan yang sempit turut memperburuk keadaan. Terlebih, kornea sangat sensitif terhadap pengeringan dan ketidakseimbangan kimiawi dari faktor lingkungan. Kantor termasuk bahaya seperti udara kering, kipas ventilasi, penumpukan statis, debu kertas di udara, laser dan toner fotokopi, dan kontaminan bangunan.

  1. Faktor Lainnya

            Terakhir, faktor lain yang juga merupakan penyebab dari CVS. Terdapat faktor lain yang tidak diklasifikasikan terhadap faktor kemampuan visual dan faktor lingkungan. Beberapa hal diantaranya adalah kualitas gambar atau resolusi, ukuran tulisan maupun gambar, kosmetik, pengobatan, dan masih banyak hal lainnya.

 

 

HUBUNGAN PENCAHAYAAN DENGAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS)

            Computer Vision Syndrome (CVS) umumnya disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan, fisiologis, dan psikologis, dimana faktor lingkungan berperan besar dalam kejadian CVS. Faktor-faktor lingkungan meliputi pencahayaan yang tidak baik dan tidak maksimal, posisi monitor yang tidak sesuai, dan visibilitas antara pengguna dengan layar. Faktor lain dari CVS juga berupa kemampuan visual atau penglihatan pengguna sebagai kesalahan refraksi yang tidak benar, gangguan okulomotor, dan abnormalitas pada mata (Gowrinsankaran dan Sheedy, 2014 dalam Anggrainy, P et al., 2017).

Pratiwi et al (2020) dalam Nadhiva, R dan Mulyono (2020) menjelaskan bahwa cara manusia melihat sebuah gambar pada layar komputer berbeda dengan melihat gambar yang tercetak di kertas dikarenakan layar komputer tersusun atas banyak titik-titik kecil yang disebut piksel. Setiap piksel memancarkan sebuah cahaya terang di bagian tengah namun cenderung redup di bagian pinggir. Hal ini mengakibatkan mata tidak dapat fokus dalam melihat gambar tersebut, namun alih-alih berfokus pada titik di belakang layar yang dikenal sebagai resting point of accommodation (RPA) atau titik istirahat akomodasi.

Pencahayaan pada komputer atau laptop menjadi salah satu faktor yang berperan besar sebagai penyebab CVS. Intensitas pencahayaan pun berpengaruh terhadap kejadian CVS, dimana penelitian oleh Nadhiva, R dan Mulyono pada pekerja di PT PAL Surabaya tahun 2020 menunjukkan bahwa hanya 6,3% pekerja menderita CVS yang bekerja menggunakan pencahayaan umum dengan intensitas 300 lux, dimana 93,8% pekerja yang menderita CVS melaporkan bahwa mereka bekerja menggunakan pencahayaan umum dengan intensitas kurang dari 300 lux. Hal ini menunjukkan intensitas pencahayaan umum yang lebih rendah lebih berisiko tinggi terhadap kejadian computer vision syndrome atau CVS (Nadhiva, R dan Mulyono, 2020).

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ranasinghe, P et al., (2016) pada pekerja perkantoran di 9 provinsi Srilanka menunjukkan bahwa seseorang yang tidak meng-adjust atau tidak mengatur tingkat pencahayaan pada komputernya memiliki prevalensi terjangkit CVS sebesar 72,1%, dimana prevalensi ini lebih tinggi dibanding dengan seseorang yang mengatur tingkat pencahayaan pada komputernya, yakni sebesar 63,9%. Selain pengaturan tingkatan cahaya, jenis cahaya yang dipancarkan oleh monitor pun dapat berpengaruh terhadap kejadian CVS, dimana seseorang yang menatap layar monitor dengan cahaya yang tidak difilter memiliki prevalensi sebesar 69,6% menderita CVS. Prevalensi ini lebih tinggi dibanding monitor dengan cahaya yang memiliki filter yakni sebesar 63% pekerja menderita CVS (Ranasinghe, P et al., 2016).

            Seiring dengan meningkatnya penggunaan komputer, jumlah penderita dari masalah penglihatan/masalah visual kemudian dikelompokkan ke dalam Computer Vision Syndrome (CVS) juga cenderung meningkat, seperti tekanan dan kelelahan pada mata, sensasi mata terbakar, iritasi, mata kemerahan, penglihatan yang mengabur, mata kering, dan lain-lain. Gejala CVS kemudian dikelompokkan ke dalam empat kelompok utama, yakni astenopia yang terdiri atas mata tegang, lelah, dan perih, gangguan pada permukaan bola mata seperti mata kering, mata berair, iritasi, dan masalah dengan lensa kontak, masalah penglihatan seperti penglihatan yang mengabur, lambat dalam perubahan fokus, penglihatan ganda, dan presbiopi, dan masalah ekstraokular seperti nyeri bahu, artritis, nyeri otot, leher miring, dan saraf terjepit (Nadhiva, R dan Mulyono, 2016).

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun