Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada. Buku Solo: 1. Di Bawah Renungan Al-Qur'an (2017). 2. The Good Muslim: Menjadi Muslim Berjiwa Kuat, Berakhlak Dahsyat, Berpribadi Hebat, dan Hidup Bermanfaat (2024). Buku Antologi: 1. IMM di Era Disrupsi: Membaca Kecenderungan Baru Gerakan (2022). 2. Kembali Berjuang (2023). 3. Mumpung Masih Muda: Spesial Quotes About Youth (2023).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Narasi Al-Qur'an tentang Dakwah Islam Berkemajuan

28 Desember 2024   15:15 Diperbarui: 28 Desember 2024   15:03 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dakwah Islam Berkemajuan (Sumber: Meta AI)

Hidayah hanya milik Allah. Siapa pun nggak bisa memberi hidayah kepada orang lain, termasuk Rasulullah SAW. 

Barangkali inilah maksud Allah sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam)”, (QS. 2: 256).

Dalam kehidupan sosial, ayat tersebut mengajarkan kita agar saling menghargai setiap prinsip yang dipegang oleh seseorang.

Nggak bisa kita memaksa orang untuk ikut prinsip yang kita pegang. Boleh jadi kita merasa prinsip kitalah yang paling benar, tapi nggak serta-merta menganggap prinsip yang dipegang orang lain adalah hal yang keliru.

Seandainya Allah mengatakan: “Paksalah orang supaya menganut agama Islam”, maka bagaiamana kesannya? Diksi “paksalah” terkesan arogan. Padahal sah-sah saja jika memang Allah memaksa. Pun sah-sah saja jika Allah berlaku arogan. Toh, Dia memang Mahakuasa. Dia bisa saja berkehendak apa saja yang Dia mau.

Enteng saja bagi Allah menjadikan seluruh penduduk bumi ini sebagai Muslim, bukan pekerjaan yang sulit bagi-Nya. Tapi, nggak gitu cara Allah menunjukkan kuasa-Nya.

Di sinilah kita melihat kelemahlembutan-Nya. Allah memberi ruang kebebasan bagi setiap hamba-Nya. Bagaimana Allah akan memaksa sementara Dia menganugerahkan manusia kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan?

Paradigma Dakwah Berkemajuan

Dalam keyakinan kaum Muslimin, Islam adalah agama yang diridai Allah. Sebagaimana dalam Al-Qur’an disebutkan: “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam”, (QS. 3: 19). Meskipun demikian, kita nggak bisa memaksa pemeluk agama lain untuk memeluk Islam.

Tapi, kita diperkenankan Allah untuk menyampaikan ajaran Islam. Bahkan, Allah mewajibkan kita mendakwahkan ajaran Islam kepada siapa pun.

Al-Qur’an menuturkan:

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”, (QS. 3: 104).

Para mufasir berpendapat, makna kebajikan (al-khair) dalam ayat tersebut adalah Islam. Artinya, menyeru mengajak orang untuk mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Berdakwah memang tanggung jawab kita sebagai Mukmin, tetapi pelaksanaannya nggak boleh asal-asalan. Ingat, dalam berdakwah, ada kaidah umum yang harus kita patuhi yang telah ditetapkan Allah. Tujuannya adalah agar dakwah itu bisa diterima oleh objek dakwah kita dengan kesadaran dan hati yang lapang.

Coba perhatikan ayat berikut ini:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”, (QS. 16: 125).

Di dalam ayat tersebut jelas bahwa berdakwah harus dengan hikmah dan pengajaran yang baik, kalaupun harus berdebat, berdebatlah dengan cara yang baik.

Berdebat bukan soal siapa yang menang dan siapa yang kalah, tetapi berdebat adalah tentang bagaimana kita menemukan kebenaran.

Itulah kebijaksanaan dakwah yang diserukan Al-Qur’an yang mesti kita implementasikan dalam berdakwah.

Narasi Al-Qur’an tentang kebijaksanaan dakwah itu menuntun kita agar memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai keislaman secara komprehensif dan holistik. Oleh sebab itu, seorang da’i harus memiliki kapasitas pemahaman Islam yang mendalam dan mumpuni.

Di samping itu, seorang da’i juga harus mampu menjadi teladan yang baik bagi umat. Sebab, keteladanan ini lebih penting dari hanya sekadar retorika belaka. Jika seorang da’i hanya pandai beretorika saja, maka hanya menjadi bualan kosong saja tanpa adanya spirit pengamalannya.

Tapi, beda halnya jika disertai dengan keteladanan. Dengan keteladanan, akan lebih menggugah hati objek dakwah untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang disampaikan.

Oleh sebab itu, para bijak bestari berkata: “Satu keteladanan lebih baik daripada seribu nasihat”.

Lihatlah bagaimana Rasulullah SAW menampilkan keteladanannya. Seringkali kita saksikan orang-orang memeluk Islam karena terpesona dengan akhlak Nabi.

Bahkan, manusia yang hidup jauh di era Nabi pun terkesima dengan sejarah hidup beliau. Maka tak jarang, dengan hanya membaca biografi Nabi saja orang tertarik kepada Islam. Itulah dahsyatnya keteladanan.

Oleh sebab itu, seorang da’i jangan hanya pandai beretorika kosong saja, tapi lebih penting dari itu tampilkanlah keteladanan yang baik.

Jangan sampai kita termasuk orang yang diberi peringatan oleh Al-Qur’an:

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”, (QS. 61: 2-3).

Islam Agama Rahmat

Islam itu agama rahmat bagi semesta alam. Tapi, kadangkala kerahmatan dan keramahan Islam itu dirusak oleh pemeluknya sendiri yang tuna moral.

Mengatasnamakan Islam demi kepentingan individu ataupun kelompoknya. Perilaku-perilaku yang demikian itu tentu saja tidak mencerminkan sebagai Muslim yang baik.

Muslim yang baik adalah mereka yang memenuhi dirinya dengan watak Islam itu sendiri. Islam itu rahmat. Islam itu ramah. Islam itu keselamatan. Islam itu kedamaian.

Sejatinya, sebagai seorang Muslim, sudah seharusnya kita memantulkan cahaya-cahaya keislaman itu dalam setiap peri kehidupan kita.

Islam itu rahmat, maka pemeluknya juga harus menjadi rahmat bagi kehidupan.

Islam itu ramah, maka pemeluknya juga harus ramah terhadap sesama manusia dan lingkungan, bukan marah-marah dan suka merusak.

Islam itu keselamatan, maka pemeluknya juga harus memberi keselamatan, bukan malah menjadi ancaman bahaya bagi orang lain.

Islam itu kedamaian, maka pemeluknya pun harus cinta damai, bukan malah membuat kerusuhan, apalagi menebar kebencian dan permusuhan.

Ironisnya, sesama Muslim saja masih saling bertikai dan bermusuhan. Lantas bagaimana akan menjadi rahmat dan teladan bagi semua umat manusia?

Umat terbaik sebagaimana yang disematkan Al-Qur’an kepada umat Islam hanya menjadi truth claim atas ketidakberdayaan kita dalam menampilkan keteladanan yang baik bagi kehidupan.

Semestinya klaim sebagai umat terbaik itu memacu kita untuk benar-benar menampilkan Islam yang rahmatan lilalaminUmat terbaik harus membumi, tidak hanya mengawang-awang di atas langit.

Maka, tebarkanlah nilai-nilai keislaman itu dengan penuh hikmah, keteladanan, dan pelajaran yang baik, serta berdialoglah antar sesama manusia dengan cara yang baik pula.

Hindari cara-cara yang menyulut pertikaian dan api permusuhan. Jangan ada paksaan seperti menggunakan cara-cara kekerasan dalam mengajak orang kepada Islam.

Tugas kita hanya menyampaikan dan mengimplementasikan nilai-nilai ajaran Islam dengan baik. Adapun hidayah dan petunjuk hanya milik Allah.

Maka, bertawakallah dan serahkan semua urusan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahatahu siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Mahatahu siapa yang akan memperoleh petunjuk-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun