Dalam era globalisasi, liberalisme telah menjadi salah satu ideologi dominan yang
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk sistem pendidikan.
Liberalisme, dengan penekanan pada kebebasan individu, pasar bebas, dan pemerintahan
terbatas, telah membawa perubahan signifikan dalam cara pendidikan diselenggarakan dan
diakses. Pendidikan dalam era liberalisme menawarkan peluang besar untuk inovasi,
aksesibilitas, dan pemberdayaan individu, namun juga menghadirkan sejumlah tantangan
yang perlu diatasi.
Peluang yang ditawarkan oleh pendidikan dalam era liberalisme sangat beragam.
Liberalisasi pendidikan telah memungkinkan munculnya berbagai pilihan pendidikan, mulai
dari pendidikan formal hingga informal, dari sekolah negeri hingga sekolah swasta, dan dari
pendidikan tatap muka hingga pendidikan daring. Kemajuan teknologi, yang didorong oleh
prinsip-prinsip liberalisme, telah membuka akses pendidikan ke berbagai pelosok dunia,
mengurangi kesenjangan geografis dan ekonomi dalam memperoleh pendidikan berkualitas.
Namun, dibalik peluang ini, terdapat tantangan-tantangan yang tidak bisa diabaikan.
Salah satu tantangan utama adalah komersialisasi pendidikan. Dalam sistem yang
dipengaruhi oleh liberalisme, pendidikan seringkali dipandang sebagai komoditas yang
diperjualbelikan, bukan sebagai hak dasar. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan akses, di
mana hanya mereka yang mampu secara finansial yang dapat menikmati pendidikan
berkualitas. Selain itu, fokus pada efisiensi dan hasil cepat dalam pendidikan dapat
mengabaikan aspek penting seperti pengembangan karakter dan pembentukan nilai-nilai
moral.
Tantangan lainnya adalah ketimpangan pendidikan yang semakin nyata. Meskipun
liberalisme mendorong kebebasan dan pilihan, kenyataannya tidak semua individu memiliki
akses yang sama terhadap berbagai pilihan pendidikan yang ada. Kesenjangan
sosial-ekonomi masih menjadi penghalang besar bagi banyak orang untuk memperoleh
pendidikan yang memadai. Ini menciptakan siklus ketidaksetaraan yang sulit dipecahkan, di
mana pendidikan yang seharusnya menjadi alat mobilitas sosial malah memperkuat struktur
ketidakadilan yang ada.
potensi positif dari liberalisme, tetapi juga mengatasi dan mengurangi dampak negatifnya.
Dengan demikian, diharapkan pendidikan dapat benar-benar menjadi instrumen yang
mendukung kesejahteraan individu dan kemajuan masyarakat secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H