Mohon tunggu...
Abdul soman Pohan
Abdul soman Pohan Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Mahasiswa yang menyusun tantangan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pendidikan dalam Era Liberalisme: Peluang dan Tantangan

27 Juni 2024   16:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   16:10 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam era globalisasi, liberalisme telah menjadi salah satu ideologi dominan yang

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk sistem pendidikan.

Liberalisme, dengan penekanan pada kebebasan individu, pasar bebas, dan pemerintahan

terbatas, telah membawa perubahan signifikan dalam cara pendidikan diselenggarakan dan

diakses. Pendidikan dalam era liberalisme menawarkan peluang besar untuk inovasi,

aksesibilitas, dan pemberdayaan individu, namun juga menghadirkan sejumlah tantangan

yang perlu diatasi.

Peluang yang ditawarkan oleh pendidikan dalam era liberalisme sangat beragam.

Liberalisasi pendidikan telah memungkinkan munculnya berbagai pilihan pendidikan, mulai

dari pendidikan formal hingga informal, dari sekolah negeri hingga sekolah swasta, dan dari

pendidikan tatap muka hingga pendidikan daring. Kemajuan teknologi, yang didorong oleh

prinsip-prinsip liberalisme, telah membuka akses pendidikan ke berbagai pelosok dunia,

mengurangi kesenjangan geografis dan ekonomi dalam memperoleh pendidikan berkualitas.

Namun, dibalik peluang ini, terdapat tantangan-tantangan yang tidak bisa diabaikan.

Salah satu tantangan utama adalah komersialisasi pendidikan. Dalam sistem yang

dipengaruhi oleh liberalisme, pendidikan seringkali dipandang sebagai komoditas yang

diperjualbelikan, bukan sebagai hak dasar. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan akses, di

mana hanya mereka yang mampu secara finansial yang dapat menikmati pendidikan

berkualitas. Selain itu, fokus pada efisiensi dan hasil cepat dalam pendidikan dapat

mengabaikan aspek penting seperti pengembangan karakter dan pembentukan nilai-nilai

moral.

Tantangan lainnya adalah ketimpangan pendidikan yang semakin nyata. Meskipun

liberalisme mendorong kebebasan dan pilihan, kenyataannya tidak semua individu memiliki

akses yang sama terhadap berbagai pilihan pendidikan yang ada. Kesenjangan

sosial-ekonomi masih menjadi penghalang besar bagi banyak orang untuk memperoleh

pendidikan yang memadai. Ini menciptakan siklus ketidaksetaraan yang sulit dipecahkan, di

mana pendidikan yang seharusnya menjadi alat mobilitas sosial malah memperkuat struktur

ketidakadilan yang ada.

potensi positif dari liberalisme, tetapi juga mengatasi dan mengurangi dampak negatifnya.

Dengan demikian, diharapkan pendidikan dapat benar-benar menjadi instrumen yang

mendukung kesejahteraan individu dan kemajuan masyarakat secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun