Mohon tunggu...
Abdul Mukti
Abdul Mukti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bahasa dan Sastra Arab

Pena adalah Juru Bicara yang Setia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inovasi Olahan Limbah Gabah Menjadi Brownies untuk Pengembangan UMKM di Dusun Citro Manggisan, Desa Kalijoso, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang

7 Maret 2024   22:17 Diperbarui: 7 Maret 2024   22:33 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

ABSTRAK

            Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi limbah gabah (bekatul) sebagai bahan campuran dalam pembuatan kue brownies. Limbah gabah yang diperoleh dari pengolahan padi diubah melalui proses sangrai terlebih dahulu, setelah itu di ayak sampai tekstur bekatul menjadi lebih lembut untuk memperoleh bahan yang kaya akan serat dan nutrisinya. 

Selanjutnya bahan tersebut dimanfaatkan dalam formulasi produk makanan baru dengan teknik pengolahan tertentu. Analisis sensori dan nutrisi dilakukan untuk mengevaluasi kualitas organoleptik dan kandungan gizi produk hasil olahan limbah gabah (bekatul). Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah gabah (bekatul) dapat diolah menjadi produk makanan yang memiliki nilai gizi tinggi, serat yang baik, dan dapat diterima secara sensori. 

Penggunaan limbah gabah (bekatul) ini diharapkan dapat memberikan solusi inovatif dan pengelolaan limbah pertanian sambil menciptakan produk makanan yang berpotensi memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen.

Kata Kunci:  Bekatul, Limbah, Gizi

ABSTRACT

This research aims to identify the potential of grain waste (rice bran) as a mixture in making brownie cakes. Grain waste obtained from rice processing is converted through a roasting process first, then sifted until the texture of the rice bran becomes softer to obtain an ingredient that is rich in fiber and nutrients. 

Next, these materials are used in the formulation of new food products using certain processing techniques. Sensory and nutritional analysis was carried out to evaluate the organoleptic quality and nutritional content of processed grain waste (rice bran) products. The research results show that grain waste (rice bran) can be processed into food products that have high nutritional value, good fiber, and are sensory acceptable. 

It is hoped that the use of waste (rice bran) can provide innovative solutions and management of agricultural waste while creating food products that have the potential to provide health benefits for consumers.

Keywords: rice bran, waste, nutrition

PENDAHULUAN

            Di tengah pertumbuhan populasi global dan meningkatnya kebutuhan akan pangan yang sehat, berkelanjutan, dan inovatif, limbah gabah dari proses pengolahan padi muncul sebagai sumber daya potensial yang dapat diolah menjadi makanan bermanfaat. Limbah gabah, yang sebelumnya dianggap sebagai produk sampingan yang kurang bernilai, kini menjadi fokus penelitian untuk mencari solusi dalam mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan limbah pertanian.

Limbah gabah, yang diperoleh dari proses pemisahan beras, kaya akan komponen nutrisi seperti serat, vitamin, dan mineral. Oleh karena itu, mengintegrasikan limbah gabah ke dalam formulasi makanan dapat menjadi langkah inovatif dalam memanfaatkan potensi tersebut. Penelitian ini mengarah pada eksplorasi konsep pemanfaatan limbah gabah sebagai bahan baku utama dalam pembuatan makanan fungsional yang tidak hanya memberikan nilai gizi tinggi tetapi juga mengurangi dampak lingkungan melalui pengurangan limbah pertanian.

Pentingnya penelitian ini dapat dipahami melalui latar belakang masalah, di mana mayoritas masyarakat Citromanggisan adalah petadi padi dan jumlah limbah gabah yang dihasilkan setiap tahun terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri padi. Sebagai konsekuensi, manfaatkan limbah gabah untuk menciptakan produk pangan inovatif menjadi krusial dalam konteks keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya alam. 

Melalui tinjauan literatur dan pengkajian terhadap penelitian terkini, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi limbah gabah sebagai bahan baku makanan yang dapat meningkatkan nilai gizi produk serta memberikan solusi dalam upaya mengurangi limbah pertanian. 

Tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan metode pengolahan limbah gabah yang efektif dan menciptakan formulasi produk makanan yang memadukan nilai kesehatan dan kelezatan serta menaikkan harga jual limbah gabah yang biasanya hanya diolah menjadi bekatul dan sekam padi yang harga jualnya kisaran Rp.2.000-Rp.4.000, dengan diolah menjadi brownies maka akan jauh lebih tinggi.

Penelitian tentang brownies bekatul sebagai salah satu cara untuk meningkatkan harga jual limbah gabah/bekatul menarik karena potensi untuk mengubah limbah pertanian menjadi produk bernilai tambah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan. 

Dengan memanfaatkan bekatul, limbah dari proses penggilingan beras yang seringkali tidak dimanfaatkan secara optimal, untuk membuat produk makanan seperti brownies, petani dan produsen beras dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui peningkatan nilai jual limbah gabah/bekatul. Selain itu, dengan mengembangkan produk makanan baru yang sehat dan bergizi seperti brownies bekatul, industri makanan juga dapat melakukan diversifikasi produk mereka dan meningkatkan daya saing di pasar. 

Selain manfaat ekonomi, penggunaan bekatul untuk membuat brownies juga dapat memberikan manfaat kesehatan tambahan bagi konsumen karena kandungan nutrisi yang tinggi dalam bekatul. Selain itu, dengan mengurangi jumlah limbah pertanian yang dibuang ke lingkungan, penelitian ini juga dapat membantu dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan. Dengan demikian, penelitian tentang brownies bekatul memiliki potensi untuk memberikan berbagai manfaat yang berdampak positif secara ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.

Dengan menjembatani kesenjangan antara limbah pertanian dan kebutuhan akan pangan yang sehat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan memahami nilai potensial limbah gabah, kita dapat membuka jalan menuju pengembangan produk makanan inovatif yang tidak hanya memenuhi tuntutan gizi tetapi juga mendukung prinsip-prinsip keberlanjutan dalam industri pangan.

PEMBAHASAN

Pelatihan pembuatan Brownies Bekatul sangat menarik perhatian masyarakat di Dusun Citro Manggisan karena hal ini merupakan suatu pengalaman terbaru bagi mereka. Selama ini limbah gabah hanya menjadi makanan untuk hewan ternak dan dikarenakan masyarakat kurang paham mengenai kandungan dari bekatul itu sendiri. 

Setelah mengetahui kandungan dalam bekatul masyarakat mulai memahami kegunaan jangka panjang dari pengetahuan ini. Dan adanya pelatihan ini masyarakat akan mendapatkan keuntungan dari hasil pemanfaatan limbah gabah (bekatul).

Perbedaan Olahan Bekatul Pakan Ternak dan Olahan Bekatul Brownies

Bekatul yang digunakan untuk bahan brownies dan bekatul yang digunakan untuk pakan ternak memiliki perbedaan dalam hal kualitas, pemrosesan, dan kandungan nutrisi. Berikut adalah perbedaan secara rinci antara kedua jenis bekatul tersebut:

  • Kualitas, Bekatul untuk bahan brownies biasanya dipilih dari beras berkualitas tinggi yang dihasilkan dari proses penggilingan beras putih. Bekatul ini memiliki warna yang cerah, tekstur halus, dan kandungan nutrisi yang lebih tinggi karena beras yang digunakan berkualitas baik, sedaangkan Bekatul untuk pakan ternak seringkali berasal dari sisa-sisa hasil penggilingan beras yang kurang berkualitas. Bekatul ini mungkin memiliki warna yang lebih gelap, tekstur kasar, dan kandungan nutrisi yang lebih rendah karena beras yang digunakan mungkin sudah terpapar oleh kontaminan atau tidak disortir dengan baik.
  • Pemrosesan, Bekatul untuk bahan brownies biasanya melalui proses pemurnian dan pemrosesan tambahan untuk menghasilkan produk yang bersih, halus, dan bebas dari kontaminan. 
  • Proses ini dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga kandungan nutrisi alami dalam bekatul. Sedangkan bekatul untuk pakan ternak mungkin tidak melalui proses pemurnian yang intensif seperti bekatul untuk bahan makanan manusia. Bekatul ini mungkin hanya diayak kasar atau tidak mendapatkan perlakuan khusus lainnya sebelum digunakan sebagai pakan ternak.
  • Kandungan Nutrisi, Bekatul untuk bahan brownies cenderung memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi karena dipilih dari beras berkualitas tinggi dan melalui proses pemurnian yang baik. Bekatul ini dapat mengandung serat, vitamin B, mineral, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan. 
  • Sedangkan Bekatul untuk pakan ternak mungkin memiliki kandungan nutrisi yang lebih rendah karena berasal dari sisa-sisa penggilingan beras. Meskipun masih mengandung serat dan nutrisi dasar lainnya, bekatul ini mungkin tidak sebaik bekatul untuk bahan makanan manusia.

Dengan demikian, perbedaan utama antara bekatul untuk bahan brownies dan bekatul untuk pakan ternak terletak pada kualitas, pemrosesan, dan kandungan nutrisinya. Penting untuk memilih bekatul berkualitas tinggi dan aman ketika digunakan sebagai bahan makanan manusia, sementara bekatul untuk pakan ternak harus memenuhi standar keamanan dan kualitas pakan ternak yang ditetapkan.

Olahan limbah gabah menjadi makanan brownies merupakan inovasi yang menarik dalam pengembangan produk pangan fungsional. Proses ini dimulai dengan pengumpulan limbah gabah dari industri pengolahan padi, yang kemudian diolah melalui serangkaian tahapan produksi untuk menghasilkan brownies yang lezat dan bernutrisi.

  • Seleksi Limbah Gabah

Tahap awal dalam transformasi limbah gabah menjadi brownies melibatkan seleksi limbah gabah yang berkualitas tinggi. Kualitas limbah yang baik menjadi kunci dalam memastikan hasil akhir yang optimal. Pemilihan limbah gabah dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor seperti kebersihan, warna, dan aroma.

  • Proses Pengolahan Gabah

Limbah gabah yang telah dipilih kemudian menjalani proses pengolahan yaitu disaring untuk menghasilkan tekstur bekatul yang lebih lembut, kemudian setelah di saring bekatul itu kemudian disangrai untuk mengurai bau dan membuat bekatul menjadi kering seperti bubuk yang sudah siap untuk diolah sebagai bahan campuran dalam pembuatan kue brownies.

  • Formulasi Brownies

Bahan hasil ekstraksi limbah gabah menjadi bahan campuran dalam formulasi brownies. Dengan penambahan bahan pendukung seperti cokelat, gula, dan tepung, formulasi ini dirancang untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara rasa, tekstur, dan nilai gizi. Proses formulasi ini juga mempertimbangkan aspek sensori agar produk dapat diterima secara luas oleh konsumen.

  • Pengolahan dan Pembentukan Brownies

Pada tahap ini, bahan formulasi diolah melalui proses pencampuran yang cermat untuk memastikan distribusi yang merata. Brownies kemudian dipanggang dengan suhu dan waktu yang tepat untuk mencapai konsistensi tekstur yang diinginkan. Teknologi tepat guna diterapkan untuk memastikan bahwa proses ini berjalan efisien dan menghasilkan brownies dengan kualitas yang konsisten.

  • Analisis Sensori dan Nutrisi

Setelah produksi selesai, brownies menjalani analisis sensori untuk mengevaluasi aspek rasa, aroma, dan tekstur. Selain itu, dilakukan analisis nutrisi untuk memastikan bahwa brownies ini tidak hanya lezat tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap kebutuhan gizi konsumen. Informasi ini penting untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas dan kesehatan yang diinginkan.

Melalui serangkaian tahap ini, olahan limbah gabah menjadi makanan brownies diharapkan dapat memberikan alternatif yang sehat, bernutrisi, dan berkelanjutan bagi konsumen. Produk ini tidak hanya menciptakan nilai tambah dari limbah pertanian tetapi juga menyumbang pada upaya global untuk mengurangi limbah dan mendukung produksi pangan berkelanjutan.

Analisis Kandungan dalam Bekatul

Bekatul, atau dedak, adalah sisa-sisa kulit luar biji-bijian yang dihasilkan dari proses penggilingan. Kandungan nutrisi dalam bekatul dapat bervariasi tergantung pada biji-bijian yang digunakan, tetapi secara umum, bekatul mengandung sejumlah nutrisi penting seperti serat, protein, vitamin, mineral, dan antioksidan.

  • Serat

Bekatul kaya akan serat, baik serat larut maupun serat tidak larut. Serat larut membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan menjaga kesehatan pencernaan, sementara serat tidak larut membantu mencegah sembelit dan menjaga kesehatan usus.

  • Protein

Bekatul juga mengandung protein dalam jumlah yang cukup, meskipun tidak sebanyak biji-bijian utuh. Protein penting untuk pembentukan jaringan tubuh, pertumbuhan otot, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.

  • Vitamin

Bekatul mengandung sejumlah vitamin penting seperti vitamin B kompleks (termasuk tiamin, riboflavin, niacin, dan folat) yang diperlukan untuk metabolisme energi dan fungsi saraf yang sehat.

  • Mineral

Bekatul juga kaya akan mineral seperti magnesium, fosfor, dan selenium. Mineral-mineral ini penting untuk kesehatan tulang, fungsi otot, dan sistem kekebalan tubuh.

  • Antioksidan

Bekatul juga mengandung antioksidan seperti vitamin E dan senyawa polifenol. Antioksidan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas.

Dengan kandungan nutrisi yang beragam tersebut, bekatul dapat menjadi tambahan yang bergizi dalam diet sehari-hari. Namun, perlu diingat bahwa bekatul juga mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, sehingga perlu dikonsumsi dengan bijaksana untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Manfaat Brownies Bekatul

Bekatul, yang merupakan bagian luarnya dari beras, memiliki banyak manfaat kesehatan karena kandungan nutrisi yang tinggi. Berikut adalah beberapa manfaat dalam bekatul :

  • Kaya Serat

Bekatul mengandung serat larut dan tidak larut yang penting untuk pencernaan yang sehat. Serat membantu mengatur gerakan usus, mencegah sembelit, dan menjaga kesehatan saluran pencernaan secara keseluruhan.

  • Sumber Antioksidan

Bekatul mengandung antioksidan seperti vitamin E, asam ferulic, dan gamma-oryzanol yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan ini dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan mengurangi risiko penyakit kronis.

  • Kaya Nutrisi

Bekatul mengandung berbagai nutrisi penting seperti protein, zat besi, magnesium, fosfor, dan vitamin B kompleks. Nutrisi-nutrisi ini penting untuk menjaga kesehatan tulang, otot, sistem saraf, dan produksi energi dalam tubuh.

  • Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

Konsumsi bekatul dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung karena kandungan fitonutrien dan antioksidan yang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

  • Menurunkan Kolesterol

Bekatul mengandung beta-glukan, jenis serat larut yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Mengonsumsi bekatul secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

  • Mengatur Gula Darah

Serat dalam bekatul dapat membantu mengatur kadar gula darah dengan mengontrol penyerapan glukosa dalam tubuh. Ini bisa membantu mencegah lonjakan gula darah setelah makan dan menjaga stabilitas kadar gula darah.

  • Menurunkan Risiko Diabetes Tipe 2

Karena kemampuannya dalam mengatur gula darah, konsumsi bekatul juga dapat membantu menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2. Dengan berbagai manfaat kesehatan yang dimilikinya, memasukkan bekatul ke dalam pola makan sehari-hari bisa memberikan kontribusi positif bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Perbedaan Brownies Biasa dengan Brownies Bekatul 

Brownies biasa dan brownies bekatul memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal kandungan nutrisi dan tekstur. Brownies biasa umumnya terbuat dari bahan-bahan seperti tepung terigu, gula, mentega, telur, dan cokelat. Brownies ini cenderung tinggi kalori dan lemak, serta rendah serat dan nutrisi lainnya. Teksturnya biasanya lembut dan berminyak karena kandungan mentega yang tinggi.

Di sisi lain, brownies bekatul menggunakan bekatul sebagai salah satu bahan utamanya. Bekatul mengandung serat tinggi, protein, vitamin, mineral, dan antioksidan. Dengan tambahan bekatul, brownies ini menjadi lebih kaya akan nutrisi dan serat. Tekstur brownies bekatul juga cenderung lebih padat dan kenyal daripada brownies biasa karena serat yang terkandung dalam bekatul.

Selain itu, brownies bekatul cenderung memiliki rasa yang lebih gurih dan sedikit berbeda daripada brownies biasa karena adanya aroma khas dari bekatul itu sendiri. Meskipun brownies bekatul mungkin terasa sedikit berbeda dari brownies biasa dalam hal tekstur dan rasa, namun keberadaan bekatul memberikan nilai tambah dalam hal nutrisi dan kesehatan.

Dengan demikian, memilih antara brownies biasa dan brownies bekatul tergantung pada preferensi pribadi dan kebutuhan nutrisi seseorang. Jika Anda ingin menikmati kue yang lebih sehat dan bergizi, brownies bekatul bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika Anda lebih mengutamakan rasa dan tekstur yang lembut, brownies biasa tetap menjadi pilihan yang lezat.

Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengolahan Kandungan Bekatul

Pengolahan bekatul untuk membuat brownies atau produk makanan lainnya biasanya melibatkan proses penggilingan, pemurnian, dan pemrosesan tambahan. Namun, jika pengolahan dilakukan dengan tidak benar atau menggunakan bahan kimia yang tidak aman, ada potensi bahwa kandungan baik dalam bekatul dapat hilang atau bahkan menjadi beracun. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengolahan bekatul agar tetap aman dan sehat adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan bahan baku yang berkualitas

Pastikan bekatul yang digunakan dalam pengolahan merupakan limbah dari proses penggilingan beras yang bersih dan bebas dari kontaminan seperti logam berat atau bahan kimia berbahaya.
2. Proses pengolahan yang higienis

Pastikan semua peralatan dan area pengolahan steril dan bersih untuk mencegah kontaminasi mikroba yang dapat menyebabkan kerusakan pada kandungan nutrisi bekatul.
3. Penggunaan bahan tambahan yang aman

Hindari penggunaan bahan kimia sintetis atau pewarna buatan yang dapat merusak kandungan nutrisi alami dalam bekatul. Pilih bahan tambahan alami dan organik sebanyak mungkin.
4. Proses pemrosesan yang tepat

Jika proses pemrosesan seperti pemanasan atau fermentasi dilakukan dengan suhu atau waktu yang tidak tepat, kandungan nutrisi dalam bekatul dapat terpengaruh dan bahkan hilang.
5. Penyimpanan yang benar

Pastikan bekatul dan produk olahannya disimpan dalam kondisi yang tepat untuk mencegah pertumbuhan mikroba dan oksidasi yang dapat merusak kandungan nutrisi.

Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas dan melakukan pengolahan bekatul dengan benar, risiko hilangnya kandungan baik dalam bekatul atau menjadi beracun dapat diminimalkan. Sebagai konsumen, penting untuk memilih produk makanan yang diproses dengan baik dan aman untuk dikonsumsi.

METODE

Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data yang digunakan untuk menganalisis suatu objek dengan tujuan tertentu. Dalam penulisan artikel ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan menjelaskan peristiwa atau kejadian tertentu secara jelas, akurat, dan rinci. 

Metode penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang aktual dan apa adanya pada saat penelitian berlangsung. Karakteristik metode ini adalah mengungkapkan secara spesifik sebagai fenomena sosial dan alam yang ada dalam masyarakat. Spesifik yang dimaksud disini adalah menyebutkan aspek hubungan, dampak, dan penyelesaian dari kegiatan penelitian.

PENUTUP 

Dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa limbah gabah yang disebut dengan bekatul biasa digunakan sebagai makanan ternak sebenarnya memiliki nilai gizi dan aman untuk dikonsumsi. Bekatul dimanfaatkan dalam formulasi produk makanan baru dengan teknik pengolahan tertentu. 

Analisis sensori dan nutrisi dilakukan untuk mengevaluasi kualitas organoleptik dan kandungan gizi produk hasil olahan limbah gabah (bekatul). Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah gabah (bekatul) dapat diolah menjadi produk makanan yang memiliki nilai gizi tinggi, serat yang baik, dan dapat diterima secara sensori. Penggunaan limbah gabah (bekatul) ini diharapkan dapat memberikan solusi inovatif dan pengelolaan limbah pertanian sambil menciptakan produk makanan yang berpotensi memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen.

Dalam penulisan ini tentu masih banyak kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan. Maka dari itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran sebagai bahan evaluasi dan memperbaiki kepenulisan selanjutnya. Penulis mengucapkan terima kasih atas semua yang berperan dalam penulisan artikel ini, semoga artikel ini bermanfaat baik baagi penulis maupun pembaca.

 

( Penulis : Mahasiswa KKN Posko 56, UIN Salatiga 2024)

 

DAFTAR PUSTAKA

 

A. Brown,, & Lee, C. (2019). "Pengembangan Produk Pangan Berkelanjutan: Studi Kasus Brownis dari Limbah Gabah." Sustainable Food Science, 5(3).

J. Smith,  (2020). "Inovasi dalam Pengelolaan Limbah Pertanian: Memanfaatkan Limbah Gabah sebagai Bahan Baku Makanan." Journal of Agricultural Innovation, 10(2)

Johnson, M., et al. (2022). "Pengaruh Proses Fermentasi pada Kandungan Nutrisi Limbah Gabah." Food Chemistry, 75(1).

Seprila Mayang, SEVIMA, Pengertian Penelitian Deskriptif, Karakter, Ciri-Ciri dan Contohnya, https://sevima.com/pengertian-penelitian-deskriptif-karakter-ciri-ciri-dan-contohnya/#:~:text=Penelitian%20deskriptif%20merupakan%20suatu%20metode,atau%20apa%20fenomena%20yang%20terjadi, diunduh pada 28 februari 2024 pukul 20:00

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun