PENUTUPÂ
Dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa limbah gabah yang disebut dengan bekatul biasa digunakan sebagai makanan ternak sebenarnya memiliki nilai gizi dan aman untuk dikonsumsi. Bekatul dimanfaatkan dalam formulasi produk makanan baru dengan teknik pengolahan tertentu.Â
Analisis sensori dan nutrisi dilakukan untuk mengevaluasi kualitas organoleptik dan kandungan gizi produk hasil olahan limbah gabah (bekatul). Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah gabah (bekatul) dapat diolah menjadi produk makanan yang memiliki nilai gizi tinggi, serat yang baik, dan dapat diterima secara sensori. Penggunaan limbah gabah (bekatul) ini diharapkan dapat memberikan solusi inovatif dan pengelolaan limbah pertanian sambil menciptakan produk makanan yang berpotensi memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen.
Dalam penulisan ini tentu masih banyak kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan. Maka dari itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran sebagai bahan evaluasi dan memperbaiki kepenulisan selanjutnya. Penulis mengucapkan terima kasih atas semua yang berperan dalam penulisan artikel ini, semoga artikel ini bermanfaat baik baagi penulis maupun pembaca.
Â
( Penulis : Mahasiswa KKN Posko 56, UIN Salatiga 2024)
Â
DAFTAR PUSTAKA
Â
A. Brown,, & Lee, C. (2019). "Pengembangan Produk Pangan Berkelanjutan: Studi Kasus Brownis dari Limbah Gabah." Sustainable Food Science, 5(3).
J. Smith, Â (2020). "Inovasi dalam Pengelolaan Limbah Pertanian: Memanfaatkan Limbah Gabah sebagai Bahan Baku Makanan." Journal of Agricultural Innovation, 10(2)