Suatu malam, ketika Maya merasa bahwa waktunya hampir tiba, ia meminta Arjuna untuk membawanya ke bukit tempat mereka pertama kali bertemu. Malam itu, langit begitu cerah dengan ribuan bintang berkelip. Maya merasa bahwa ini mungkin malam terakhirnya untuk memandang bintang bersama Arjuna.
Ketika mereka berdua duduk di atas bukit, Maya mengungkapkan perasaannya yang terdalam kepada Arjuna. "Aku selalu mencintaimu, Arjuna. Lebih dari yang bisa kukatakan dengan kata-kata. Kamu adalah hal terindah yang pernah terjadi dalam hidupku."
Arjuna, dengan air mata yang mengalir di pipinya, menggenggam tangan Maya erat-erat. "Aku juga mencintaimu, Maya. Dan aku akan selalu mencintaimu, apapun yang terjadi."
Saat mereka memandang langit, sebuah bintang jatuh melintasi langit malam. Arjuna dan Maya terdiam, merasa seolah-olah bintang itu adalah tanda dari alam semesta bahwa cinta mereka akan terus hidup, meskipun Maya harus pergi.
Maya tersenyum, matanya terpejam perlahan. "Ingat janji kita, Arjuna. Setiap kali kamu melihat bintang jatuh, ingatlah bahwa aku selalu bersamamu."
Arjuna mengangguk, menahan isak tangisnya. Malam itu, di bawah langit penuh bintang, Maya pergi dengan tenang, meninggalkan Arjuna dengan kenangan indah tentang cinta mereka.
                                 5. Jejak Cinta Yang Abadi
Arjuna duduk sendirian di atas bukit tempat ia dan Maya biasa menghabiskan malam-malam mereka. Malam ini, bintang-bintang tampak begitu dekat, seolah-olah hanya dengan mengulurkan tangan, ia bisa meraih mereka. Namun, kenyataan yang pahit segera menghampirinya; tak ada lagi Maya di sampingnya, tak ada lagi tawa manis yang membuat malamnya hangat. Kini, hanya ada kesunyian dan kenangan yang tersisa.
Sejak kepergian Maya, bukit ini menjadi satu-satunya tempat di mana Arjuna merasa dekat dengannya. Di sini, setiap bintang yang berkelip seolah mengingatkannya pada cinta yang mereka bagi. Bagi orang lain, bintang hanyalah benda mati yang jauh di angkasa, tetapi bagi Arjuna, mereka adalah jejak cinta yang abadi, kenangan Maya yang selalu hidup di hatinya.
Waktu berlalu, tetapi rasa kehilangan itu tidak pernah benar-benar pergi. Arjuna merasa hampa, seolah-olah sebagian dari dirinya hilang bersama Maya. Namun, ia tahu bahwa ia harus terus hidup, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk memenuhi janji yang pernah ia buat kepada Maya. Arjuna pun memutuskan untuk menulis kisah cinta mereka, mengabadikan setiap momen indah yang mereka lalui bersama dalam sebuah buku.
Buku itu ia beri judul "Jejak Cinta di Antara Bintang," sebuah penghormatan kepada Maya dan cinta mereka yang tak pernah padam. Setiap halaman buku itu berisi kenangan-kenangan tentang Maya, dari pertemuan pertama mereka di bukit, janji-janji yang mereka buat di bawah bintang, hingga saat-saat terakhir yang mereka lalui bersama. Arjuna menulis dengan hati yang penuh rasa cinta dan kehilangan, tetapi juga dengan keyakinan bahwa kisah mereka akan terus hidup melalui kata-kata ini.