Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan mengacu pada analisis data kualitatif sebagai model alir (flow model), yang terdiri dari pengumpulan data, redaksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (Salim, 2006).
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan merujuk kepada analisis datakualitatif sebagai model alir (flow model), yang terdiri dari pengumpulan data, redaksi data,penyajiandata, dan penarikan kesimpulandan verifikasi (Salim, 2006).
HasildanPembahasan
Agar pelaksanaan kredit dapat berjalan dengan lancar, diperlukan adanya pembinaan danpengawasan, analisis 5C dan 7P ini dinilai sudah sangat efektif guna untuk mengetahui layakatau tidak layaknya kredit yang diberikan ke calon debitur, sehingga kemungkinan kreditmacet tersebut relatif kecil.Beberapa hal pentingyang harus dilakukanoleh bankdalammenekan atau mengurangiseminimal mungkin resiko pemberian kreditnya. Meminimalisirkredit bermasalah dalam penelitian ini sebagai berikut. Kenyataan bisnis perbankan sehari-hari dankasus kredit bermasalah tidakdapat dihindari secara mutlak, namun setiap bankharus tetap berusaha untuk mencegah terulangnya kasus itu. Setiap karyawan bank yangjabatannya berkaitan dengan kegiatan perkreditan harus menyadari besarnya tanggung jawabuntukmenekan sekecil mungkinrisiko munculnyakasuskredit bermasalah.
Menurut Bapak Dory Subrianto Kepala Bidang Kredit PT. Swamitra Pekanbaru, dalamwawancarayangdilakukan mengenai prinsip5C sebagai berikut:
Dalam proses penyaluran kredit, PT. Jaya Abadi telah lama menerapkan prinsip 5C dan 7P. Prinsip 5C melibatkan analisis karakter (character) calon nasabah/pemohon guna mendapatkan gambaran terkait tujuan utama mereka dalam mengajukan kredit, seperti penggunaan dana pinjaman, jaminan yang disediakan, serta riwayat kredit sebelumnya. Selanjutnya, untuk analisis kapasitas (capacity), dilakukan evaluasi terhadap kemampuan calon nasabah/pemohon dalam membayar cicilan, termasuk pekerjaan atau usaha yang dijalankan, status pekerjaan bagi karyawan, dan tingkat penjualan bagi wiraswasta, serta jumlah tanggungan bulanan yang harus dipenuhi.
Selain itu Bapak Dory Subrianto Kepala Bidang Kredit PT. Swamitra Pekanbaru, dalamwawancarayangdilakukan mengenaiprinsip 7P sebagai berikut:
“Yang kedua untuk prinsip 7P, PT. Jaya Abadi sudah melakukan prinsip tersebut. Dimulaidari langkah yang pertama yaitu (Personality) pihak PT. Swamitra Pekanbaru akan mencari data-dataterkait kepribadian PT. Jaya Abadi seperti riwayat hidupnya (kelahiran, pendidikan,usaha dan riwayat kesehatan bila perlu) kepada lingkungan sekitar atau tetangga calon nasabah /pemohonanda.(Party)bertujuanuntukmengklasifikasiPT.SwamitraPekanbaruberdasarkanmodal, loyalitas, dankarakternya. Pengklasifikasianini akanmenentukanperlakuan pihak PT.Swamitra Pekanbaru dalam hal pemberian fasilitas kredit. (Purpose) mencari data mengenai tujuanatau keperluan calon nasabah / pemohon dalam penggunaan kredit. (Prospect) untuk mengetahuidari perkembangan usaha peminjam selama beberapa bulan/tahun. (Payment) untuk mengetahuibagaimanaperkiraanpembayarankembalipinjamanyangakandiberikankecalonnasabah/pemohon.(Profitability)menilaiberapatingkatkeuntunganyangakandiraihcalonnasabah/pemohon, bagaimana kedepannya, apakah makin lama makin besar atau sebaliknya. (Protection) ituuntukberjaga-jagajikaterjadihal-halyangtidakdidugasebelumnya,jadidisinipihakPT.Jaya Abadi perlu untuk melindungi kredit yang diberikan dengan jalan meminta jaminanbarang atau jaminan asuransi dari calon nasabah / pemohon. Apabila semua syarat sudah terpenuhiakan langsung ke tahap berikutnya yaitu tahap prosedur dalam pemberian kredit hingga sampaitahappencairanfasilitaskredit”.
Kemampuanperusahaanmenghasilkanlabaatauprofityangakanmenjadidasarpembagiandividenperusahaandenganmenggunakanseluruhmodalyangdimilikipadatingkatyangdapatditerima.Profitabilitasjugamempunyaiartipentingdalamusahamempertahankankelangsunganhidupdalamjangkapanjang,karenaprofitabilitasmenunjukanapakahbadanusahatersebutmempunyaiprospekbaikdimasamendatang.DickyFahri Abdillah Kepala BidangOperasionalmengkonfirmasiini dengan mengatakan:
“Kitadisiniupayaataucarauntukmendapatkankeuntunganyangdiperolehbanksebagianbesaritu bersumber dari kredit yang dipinjamkan/disalurkan. Kemudian tingkat keuntungan ini sangattergantung pada kelancaran kredit yang diberikan kepada debitur. Akan tetapi bila terjadi kreditbermasalah disini yang mengarah pada kredit macet dan merugikan, maka tingkat profitabilitaspastiakanterganggu”.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, proses penilaian kredit yang dilakukan oleh PT. Jaya Abadi masih perlu ditingkatkan kehati-hatian, serta meningkatkan kesesuaian analisis 5C dan 7P yang belum sepenuhnya diperhatikan dengan baik oleh PT. Swamitra Pekanbaru. Bapak Robert Satria, selaku Direktur PT. Jaya Abadi, dalam wawancara menjelaskan mengenai hambatan-hambatan dalam implementasi prinsip 5C dan 7P yang sering dihadapi dalam proses pemberian kredit oleh PT. Jaya Abadi sebagai berikut: