Mohon tunggu...
Abdul GhoniHasanul
Abdul GhoniHasanul Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa UIN KHAS Jember FUAH ILHA 21

alhamdulillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudahkah Diterapkan Pengamalan Sila ke 5 Pancasila?

24 November 2021   00:33 Diperbarui: 25 November 2021   12:05 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini menjadi peringatan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat Indonesia untuk mengembangkan secara harmonis semua bidang pembangunan di setiap daerah. Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, Pancasila dan masyarakat Indonesia menganut norma dan adat istiadat Indonesia. Jangan menyalahgunakan makna Pancasila di masyarakat, tetapi terkadang orang melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan isi Pancasila. 

 Misalnya, Pancasila menyerukan sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, keadilan yang ditujukan untuk semua lapisan masyarakat Indonesia saat ini semakin berubah maknanya, masyarakat kelas bawah tidak merasa melihat keadilan, hanya mereka yang berkuasa yang merasakan keadilan. Di negeri ini korupsi merajalela, hukum dijungkirbalikkan, yang baik menjadi buruk dan yang buruk menjadi benar sesuai dengan jumlah suap - menuangkan miras adalah tujuan bangsa Indonesia. keadilan tumpang tindih di negara yang sangat kaya ini. Penerapan 

 Pancasila secara umum masih terduplikasi, banyak orang yang sangat memahami, mengetahui atau bahkan mengabaikan Pancasila itu sendiri. Pancasila dipelajari hanya oleh orang-orang terpelajar dan negarawan. Bagi warga di bawah Pancasila yang hanya memahami sila 1 sampai 5, hal inilah yang membuat penerapan Pancasila hanya berlaku bagi orang-orang terpelajar dan negarawan. Jika dikritisi, setiap orang jika benar-benar mengerti apa itu Pancasila, maka rakyat akan mengerti bagaimana rasanya hidup bermasyarakat dan bernegara. agar kemakmuran, keadilan, dan keamanan dapat tumbuh subur di Indonesia. 

 Pancasila, khususnya sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menjadi tema utama untuk menjelaskan persoalan-persoalan yang menghambat dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam pembangunan bangsa Indonesia. Ketika datang ke keadilan, keadilan itu sendiri menempatkan sesuatu pada tempatnya, jika tidak, keadilan tidak dapat dikatakan.

Berbicara tentang pemerataan di Indonesia, tampaknya melihat situasi sosial yang sebenarnya, jauh dari adil ketika kesenjangan antara kaya dan miskin sangat jelas, terutama di kota-kota besar. Pemerintah seolah-olah tidak pernah memperhatikan masyarakat yang tidur di kolong jembatan, dekat rel kereta api, di sepanjang sungai dan makan seadanya, sementara beberapa orang membangun gedung pencakar langit, tidur di apartemen. Apartemen mewah dan ber-AC. 

Menurut definisi di atas, fakta ini sebenarnya telah dilihat dengan mata telanjang, seharusnya pemerintah daerah dan pusat menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu, tetapi intinya setelah mengubah penguasa negara, pertanyaan ini belum selesai, hanya. Dalam kampanye, para pemimpin memperhatikan sedikit.

Sungguh suatu pandangan yang ironis bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam mulai dari pegunungan hingga dasar lautnya, nikmat yang tiada habisnya yang dilimpahkan Tuhan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keadilan di negeri ini jauh dari kata adil. Ketimpangan keadilan di Indonesia sebenarnya dipicu oleh sejumlah isu dan permasalahan, salah satunya adalah kurangnya penulis yang benar-benar mampu mengonsep negara ini dari segi sumber daya alam dan manusia. 

Penyakit lainnya adalah budaya korupsi berjamaah yang merupakan salah satu penyakit paling kronis di nusantara. Sebuah penyakit perlahan menggerogoti dan membunuh Indonesia. Tak heran kekayaan alam Indonesia hanya bisa dirasakan oleh mereka yang berjas dan berdasi. Jika menggunakan logika berpendapat, orang terkaya di Indonesia adalah petani, peternak, nelayan, karena bangsa Indonesia adalah bangsa maritim. 

Pemerintah sepertinya tidak menyadari hal ini, di era inovasi, mereka yang hidup kaya dan makmurlah yang bisa memerintah, bukan mereka yang bekerja dengan kekuatan dan pikirannya. tidak konsistennya pelaksanaan tata cara berbangsa, bernegara, dari rakyat, untuk rakyat. Jika pemimpin kita mengikuti Pancasila dan hukum, kontradiksi ini dapat dihindari. Banyak pemimpin kita saat ini takut pada partai politik dan koalisinya, bukan

Upaya yang Dapat Dilakukan Untuk Memecahkan Masalah 

Diperlukan upaya yang mungkin tidak mudah untuk menciptakan masyarakat yanga dil dan sejahtera, paling tidak untuk menciptakannya masih ada usaha yang dapat kita lakukan meskipun hal tersebut perlu ada kesadaran dari masingmasing individu untuk merubahnya, jika perubahan itu bisa terlaksana dengan baik tentunya keadilan itu akan dapat dengan mudah tercipta, baik dlaam bidang hukum, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lainlainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun