Mohon tunggu...
Abdul GhoniHasanul
Abdul GhoniHasanul Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa UIN KHAS Jember FUAH ILHA 21

alhamdulillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudahkah Diterapkan Pengamalan Sila ke 5 Pancasila?

24 November 2021   00:33 Diperbarui: 25 November 2021   12:05 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hukumannya tidak lagi tergantung pada tindakannya. Dapatkan pengurangan tarif penjara dan nikmati fasilitas penitensi seperti hotel VIP. Meski pemerintah telah membentuk lembaga pemberantasan korupsi, namun korupsi tetap ada dan merajalela di negeri tercinta ini. 

Banyak kasus korupsi yang akan dibawa ke pengadilan diserahkan dalam rupiah untuk mempercepat proses pengadilan. dan pembelian yang efisien dengan uang tunai. Rata-rata polisi selalu lemah lembut sedangkan masyarakat pinggiran tertindas karena hukum hanya berlaku untuk orang miskin. 

 Secara ekonomi, Indonesia sebenarnya menduduki peringkat ke-16 negara terbesar di dunia karena Indonesia sangat kaya dan dengan luas wilayahnya juga memiliki penduduk terbesar ke-4 di dunia. Namun, dalam hal pendapatan per kapita USD 4.900, Indonesia masih lemah secara finansial dan jauh di belakang Malaysia, peringkat 69 dan Thailand 92. Krisis ekonomi Indonesia berlangsung dari lima tahun, 1997 oleh karena itu. 

Masalah muncul, salah satunya adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Banyak bisnis gulung tikar, dan orang-orang dengan kualifikasi ekonomi rata-rata ke bawah terancam PHK dan pengangguran di mana-mana. Orang-orang bergantung pada pekerjaan ini untuk hidup mereka, tetapi hubungan kerja mereka terputus. 

Faktor-faktor tersebut menyebabkan semakin banyaknya anak putus sekolah yang masih tergolong wajib belajar. Jadi yang saya tanyakan adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia jika kenyataan tidak sesuai? Banyak pemimpin masih melakukan diskriminasi. 

Kondisi ekonomi rakyat Indonesia terabaikan dan semua itu tidak sejalan dengan sila kelima. Sila seharusnya diterapkan dengan baik dalam kehidupan, namun selama ini hal tersebut tidak dilakukan dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Memang, jika 5 Pancasila dipraktikkan, pasti akan menjadi kekuatan besar bagi Indonesia yang majemuk tapi bersatu.

Kesejahteraan Masyarakat Indonesia Belum Teratasi

Memang benar negara republik indonesia ini sudah merdeka, tapi rakyatnya belum sejahtera. Orang Indonesia tidak menghargai dan merasakan suasana keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia. Cita-cita perjuangan nenek moyang kita yang diimpikan oleh para pendiri yang telah meninggal melawan penjajah tidak sepenuhnya terwujud, bahkan sekarang mereka telah melenceng dari tujuan mulia tersebut. 

Tidak apa-apa, buktinya tidak sedikit orang di negeri tercinta ini mengeluhkan beban hidup yang semakin berat dan semua anggota keluarganya. Mereka seolah terjebak dalam krisis ekonomi. Belum lagi biaya kebutuhan tahunan yang mahal, biaya pendidikan yang seringkali tidak terjangkau, pelayanan kesehatan bagi mereka yang ekonominya sulit, lebih parah lagi, pendapatan masyarakat tidak meningkat sama sekali. 

 Sejauh ini kesenjangan sosial dan ekonomi masih terasa. Penyebabnya karena pembangunan yang tidak merata. Strategi pembangunan Indonesia hanya dipromosikan di daerah-daerah dengan ekonomi yang kuat. Disparitas pembangunan ini tidak cukup sehingga mereka yang kurang beruntung hampir tidak dapat bersaing dengan penduduk kota. 

Bagaimana cara tiba? Pasar kecil eksklusif di beberapa daerah, bahkan di sebagian besar kota, mereka terus memindahkan pedagang kecil, sehingga sulit untuk berdagang. Ujung-ujungnya para pedagang kecil dicincang dan pasar-pasar kecil bertebaran dimana-mana. Perlahan-lahan, pembangunan membunuh bisnis perdagangan kecil ini. Padahal kita tahu bahwa wilayah Indonesia sangat luas. Akibatnya, tingkat pendapatan sangat bervariasi antar daerah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun