Mohon tunggu...
Abd Rahman Hamid
Abd Rahman Hamid Mohon Tunggu... Sejarawan - Penggiat Ilmu

Sejarawan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyibak Sejarah Hoamual: Pusat Produksi Rempah di Maluku Selatan

27 Desember 2024   04:45 Diperbarui: 27 Desember 2024   08:15 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Kepulauan Seram, Ambon, dan Banda abad ke-17 (Sumber: https://www.atlasofmutualheritage.nl)

Belanda mendesak supaya mereka segera memindahkan Hoamual menuju Hitu, tetapi mereka keberatan meninggalkan tanah leluhurnya dan Hitu sendiri keberatan menerima mereka.   

De Vlaaming kemudian mengeluarkan ancaman, bahwa barang siapa yang tidak mau pindah ke Ambon maka akan dipancung kepalanya. Walhasil, lima kapal membawa mereka ke Ambon. Saat berlayar, tiba-tiba datang angin badai yang mengakibatkan semua kapal tenggelam. Banyak orang yang mati tenggelam.

Setelah pengosongan tersebut, rumah-rumah penduduk di Luhu dibakar oleh serdadu Belanda. Saat tiba di Ambon, para Orang Kaya ditempatkan dekat benteng di Batu Merah. Sementara itu, orang-orang Islam ditempatkan di Hitu dan orang Kristen di Kota Ambon.  

Beberapa tahun kemudian, mereka minta untuk kembali ke Hoamoal, namun tidak pernah diizinkan oleh Batavia. Pada akhirnya mereka menjadi muslim Hitu dan Kristen Ambon, tulis de Graaf (1977).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun