Dengan demikian, pertanyaan penelitian utama adalah sebagai berikut: Apa faktor, kekurangan, atau hambatan yang menyebabkan kebijakan penyebaran energi terbarukan Korea Selatan gagal? Saran kebijakan apa yang dapat dibuat untuk mengatasi hambatan kebijakan penyebaran energi terbarukan yang berhasil?
Teori Penelitian Kualitatif:
Pendekatan Penelitian Kualitatif yang digunakan adalah Kualitatif Fenomonologi. Unit analisisnya adalah kebijakan penyebaran energi terbarukan Korea Selatan di tingkat nasional. Kami memilih pendekatan kualitatif untuk melakukan evaluasi karena pertanyaan penelitian berfokus pada menemukan penyebab kegagalan kebijakan energi terbarukan.Â
Dengan demikian, bukti dan data tentang kebijakan dan program energi terbarukan Korea Selatan dikumpulkan melalui kombinasi wawancara terfokus dan sumber data sekunder. Untuk wawancara terfokus, kami mengambil sampel para ahli dari lima kelompok pemangku kepentingan utama menggunakan metode bola salju: lembaga pemerintah, lembaga penelitian nasional, universitas, bisnis energi terbarukan, dan kelompok masyarakat di Korea Selatan.
Informan dalam penelitian ini:
Informan dalam penelitian ini berjumlah 13 ahli, informan tersebut dipilih dari lima kelompok yang berbeda, pertanyaan berdasarkan kerangka evaluasi. Wawancara terfokus dilakukan antara 1 Juni 2014 dan 30 Agustus 2014. Responden diminta untuk menilai 15 target evaluasi secara kualitatif. Kami menganalisis data yang dikumpulkan dengan mengidentifikasi pendapat bersama dan membagi informasi ke dalam empat kategori evaluasi.Â
Ternyata, sebagian besar responden menunjukkan tingkat kesepakatan yang tinggi tentang masalah dan tantangan yang dihadapi kebijakan penyebaran energi terbarukan pemerintah Korea Selatan. Namun demikian, kami mengakui bahwa metode evaluasi kualitatif semacam itu mungkin memiliki beberapa keterbatasan dalam kekokohan karena tergantung pada pengalaman dan pandangan subjektif responden.Â
Oleh karena itu, kami mendukung temuan tersebut dengan menyediakan data sekunder yang dapat dianggap lebih objektif. Data sekunder dikumpulkan dari dokumentasi seperti laporan pemerintah, catatan arsip termasuk data statistik, dan studi akademis program energi terbarukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H