Contoh 1:
- Sedino mripatku abang mergo kenekan 'bledug'
Artinya: Seharian mataku merah karena kena debu
- Â Bledug kui goleki babone
Artinya: anak gajah itu mencari induknya
Jadi, pada contoh 1 kata bledug mempunyai arti debu dan anak gajah. Meskipun sama namun berbeda jauh ya artinya.
3. Bahasa Jawa Mempunyai Banyak Turunan Kata.
Misalnya dari kata "padi" yang bisa dijadikan beberapa kosakata. Contohnya "pari" yang merujuk pada padi yang masih di pohon, "gabah" yaitu padi yang sudah dipetik, "beras" yaitu padi yang sudah dikupas dari kulitnya, "menir" merujuk pada pecahan butiran beras, "sego" untuk nasi atau beras yang sudah dimasak, "aking" untuk menyebut nasi yang sudah dikeringkan.
Hal itu sama dengan teman saya yang berkunjung ke Kediri. Di perjalanan dia tanya ke saya.
"Zis, itu tulisannya Es Degan tapi gambarnya kok kelapa muda"
Saya hanya tersenyum dan bingung mau jelasin bagaimana memang hakikatny di Jawa seperti itu.
Kelapa tua = kambil
Kelapa muda = Degan
Kulit kelapa = Sepet
Tempurung kelapa = Bathok