Terlihat pak Harto menganggukan kepala tanda setuju karena di jaman pak Harto pun Sutami dipercayakan menteri kelistrikan yang sangat diandalkan.
"Tetapi meskipun lama jadi Menteri dia tetap hidup sederhana. Saat pensiun pun masih nyicil (kreditan) rumah, tempat tinggalnya. Saya sampai kaget mengetahui listrik di rumahnya saja diputus PLN akibat gak bayar tagihan listrik, hehehehe.." ujar pak Harto berseloro.
Jadi apa pesan bapak (Soharto) terhadap Jokowi?
"Memimpin Menteri seperti kita memimpin karyawan di sebuah perusahaan. Perlu ketegasan tetapi jangan sampai marah-marah meskipun kita dipaksa menahan amarah. Terus terang saya kadang menyesal mengingat beberapa peristiwa tentang marahnya saya pada menteri-menteri saya pada masa itu.
Seperti menyadari kesalahannya pak Harto melanjutkan.
"Pada akhirnya menteri-menteri tunduk dan patuh pada saya tapi bukan karena saya benar tapi karena takut. Mereka terpaksa bekerja, terpaksa menuruti padahal sesungguhnya mereka punya cara pandang yang lain," ujar pak Harto seakan menyesali sikap tegasnya pada masa itu.
Tiba-tiba terdengar suara ringkikan Kuda di luar. Tampaknya saya sudah dijemput untuk pulang. Waktu kunjungan saya sudah habis. Seketika bung Karno melihat ke jam tangannya dan menyampaikan basa-basi untuk berkenan menginap di istana kayangan saja malam ini.
"Ehhh gak apa-apa pak, lain kali aja.. ini juga pergi gak bilang-bilang kemana sama orang rumah.." sambil bungkuk-bungkuk pamitan.
Saya bergegas berdiri kembali bermaksud merogoh ponsel untuk foto bareng dulu sebelum beranjak pulang sebagai kenang-kenangan di "kampung halaman."
Saat asik merogoh ponsel (perasaan) terdengar adalah celotehan istriku. "Sudah tidur ajah.. ngantuk nih.." sambil menepis tanganku..
Amboi.. rupanya saya sedang merogoh yang lain, bikin tertawa membuyarkan mimpi indah bertemu bung Karno dan pak Harto di negeri Kayangan.