"plok..plok..plok..." terdengar tepukan dari tangannya 3 kali. Tiba-tiba hadir wanita mirip wanita Jepang berpiama datang membawa tampan berisi ceret dan gelas baru.. Saya lihat ke arah bung Karno terkesan puas dengan kelihaian dan profesionalisme ajudannya.
Sebelum sempat ditegur bung Karno karena mencuri pandang sikap beliau saya tanya beliau bagi-bagi pengalamannya.
"Jadi menurut bung Karno pemimpin besar Revolusi, bagaimana seharusnya seorang Presiden, apakah boleh atau tidak memarahi Menterinya dalam bentuk ancaman, sindiran dan menekan. Silahkan bung Karno dulu," ujar saya perasaan memimpin acara debat calon Presiden.
Menurutnya pada masa beliau kondisi Indonesia belum maju, pembangunan masih belum merata. Menteri pun masih banyak yang miskin. Beliau berikan kesempatan pada mereka untuk berkontribusi sesuai keahlian masing-masing.
Beliau akui bercanda marahin menterinya karena tenaga dan pikiran mereka dibutuhkan. Selain itu kondisi menteri umumnya sangat sederhana tetapi mau berjuang untuk memajukan negara.
Bung Karno mengatakan sangat toleransi mereka mengembangkan idea dan gagasan.
"Atas dasar itulah saya lebih toleransi. termasuk menteri yang saya ambil dari bekas preman pasar sayur Senen, pak Pi'i itu toh."
Jadi apa pesan bapak terhadap Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjadi Presiden Republik Indonesia?
"Pesan saya ya harap berikan kepercayaan kepada Menteri mengembangkan rencananya. Kita musti mahfum juga bahwa Menteri juga bukan bekerja sendiri to, dia kan ada anggotanya ke bawah hingga di daerah-daerah yang berbeda cara dan pola kerjanya. Dengam memberikan kepercayaan maka timbul lagi kepercayaan."
Contohnya siapa dan bagaimana pak?
"Itu loh salah satu menteri kepercayaan saya adalah Sutami sampai 14 tahun menjabat posisi Menteri dari tahun 1965 hingga 1978 di masa pak Harto."