Soleimani menjadi target AS dan Israel bukan baru kali ini. Tokoh yang paling disegani sekaligus paling diburu ini telah lama dijadikan target pembunuhan.
Soleimani dikenal sebagai orang paling berpengaruh dalam politik luar negeri Iran karena ia memegang kendali dalam sebuah unit operasi super elite melebihi IRGC.
Usulan teror dari lembaga kongres Amerika mengejutkan, sekaligus menunjukkan kapasitas Suleimani dan Pasukan Quds yang dipimpinnya.
Ia dihormati oleh militer AS karena dinilai sangat cerdas jika tak pantas disebut licik. Salah satu Jendral AS, David H. Petraeus (mantan Direktur CIA) mengakui "kehebatannya."
Entah karena itu atau atau karena AS kalah bersaing dengan Iran di Irak pasca lengsernya Saddam Husein Petraeus disingkirkan dari CIA.
Upaya pembunuhan terhadap Soleimani memang terang-terangan dijalankan AS. Pada Januari 2018 lalu, AS memberi lampu hijau pada Israel untuk melakukan serangan (pembunuhan)terhadap Soleimani.
Mungkin itu sebabnya Israel menggila menyerang perbatasan Irak-Suriah dan beberapa kepentingan fasilitas militer Iran di Suriah.
Kehebatan Soleimani tidak dapat disampaikan panjang lebar.Salah satu suksesnya adalah menyelamatkan copilot Su-24 Rusia yang ditembak jatuh F-16 Turki pada 14 November 2015 lalu.
Sebagaimana pernah penulis laporkan di sini, saat itu Soleimani bersama 25 pasukan elite Suriah dan milisi Al-Quds sukses melakukan operasi penyelamatan terhadap copilot Konstantin Murakhtin.
Sedangkan pilot Oleg Peshkov ditembak mati pemberontak Suriah dukungan Turki di hutan Latakia dekat perbatasan Turki.