Sebagai panglima Birgade super elite di Garda Revolusi Jendral Soleimani memiliki tugas-tugas khusus, seperti penculikan, spionase, kontra intelijen, hingga operasi sabotase.
Pantas AS memasukkan ia dalam target operasi. Pada 2008 setelah AS kalah bersaing dengan Iran, Soleimani mengirim surat pada Ptraeus, "Jendral Patraes, Anda musti berhati-hati, bahwa saya Qassem Soleimani mengemban tugas Iran atas Irak, Suriah, Lebanon, Ghaza dan Afghanistan," ujarnya bikin AS merasa terancam.
Setelah serangan terhadap Soleimani AS juga tidak mengendurkan tekanannya. Beberapa jam lalu AS melaksanakan latihan perang penangkalan terorisme dengan mitranya The Ellite CTS Force di Irak. Beberapa helikopter terbang silih berganti mengawasi kedubes AS di baghdad ditengah upaya Iran melakukan serangan balas dendam.
Seorang anggota Parlemen Irak melontarkan kata siap perang jika AS menginginkannya. Sementara itu Dewan Keamanan Nasional Iran sedang berunding menyiapkan langkah balasan terhadap AS.
Mengacu pada karakter Iran langsung melakukan balasan atas setiap provokasi terhadap kepentingannya dimanapun tampaknya hal ini juga akan terjadi terutama pada AS dan Israel.
AS, Israel dan barat berkepentingan menjaga kepentingan mereka di manapun di seluruh dunia terutama dari ancaman musuh-musuhnya. Meski tidak ada mandat pada AS mejadi polisi dunia mengatur negara lain di negara lain tetapi AS didukung alianasinya terang benderang memperlihatkan hak tersebut.
Apakah Iran akan mengurangi peranannya di Irak, Suriah, Lebanon setelah jadi langganan target AS dan Israel (intensif) dalam 2 tahun terakhir, atau justru memaksa Rusia tidak cuma bisa bungkam seribu bahasa tatkala Iran digebuki ramai-ramai?
Tak tahulah bagaimana. Kita lihat saja perkembangannya seperti apa.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H