Mohon tunggu...
Aksara Alderaan
Aksara Alderaan Mohon Tunggu... Editor - Editor

Aksara Alderaan, seorang penulis fiksi yang sudah menulis beberapa karya, baik solo maupun antologi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Tanpa Judul - Chapter 1

8 Mei 2024   18:29 Diperbarui: 8 Mei 2024   18:31 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiga bulan silam

Aku masih ragu mengirimkan naskah novel yang telah dibuat beberapa bulan lamanya. Telunjukku menari di atas tombol enter, tapi tidak kunjung menekannya. Kemarin aku melihat ada sebuah penerbitan yang membuka promo gratis terbit, aku tergiur dan mencoba untuk menerbitkan di sana. Setelah kurapikan seluruh naskah yang kupunya, aku mulai menyiapkan segala persyaratan yang diminta, seperti sinopsis, desain sampul, dan lain-lain.

Namun, hari ini, aku pusing memikirkan apakah harus kukirim atau tidak. Segala perjuangan dalam menulis buku ini terus berputar dalam pikiranku, serta seseorang yang kujadikan inspirasi terus terbayang. Di mana dia? Aku rindu dia. Kubuka lagi ruang obrolan bersamanya di WhatsApp. Beberapa pesan belum juga dibaca olehnya. Telunjukku mulai merangkai kata-kata baru, yang mungkin juga tidak akan dibaca olehnya.

 

Aku masih berharap kau baik-baik saja di sana. Aku juga masih berharap dengan pertemuan denganmu lagi. Pesan-pesan sebelumnya yang belum kaubalas juga, anggap saja telah kaubaca. Kautahu aku menuliskan buku untukmu, jauh sebelum kauhilang entah ke mana. Kini, aku sedang mencoba mengirimnya ke sebuah penerbit. Aku tergiur dengan promo gratis yang dibuatnya. 

Selain memberi tahu mengenai buku, aku juga ingin kautahu bahwa selalu ada doa yang kusematkan untukmu. Namun, jika tidak ada doa yang terkabul, aku akan tetap menunggumu. Kienna, apa kau tidak bisa memberi tahu kepadaku mengenai keberadaanmu saat ini? Jawaban itu sudah membuatku tenang. Sungguh. Aku hanya ingin tahu apakah dirimu masih ada di bumi atau tidak. 

-- Tertanda, Pramudya.

Akhirnya setelah 'curhat' satu arah dengan Kienna, aku berani menekan tombol enter. Telunjuk yang sedari tadi menari di atasnya seketika luluh dibuatnya. Mungkin Kienna tidak akan pernah membaca pesan singkatku lagi, namun tindakan tadi membuatku lebih tenang dari sebelumnya. Tak butuh lama naskahku sudah masuk daftar terbit. Entah ini mimpi atau tidak, yang pasti ada pemberitahuan email yang masuk kepadaku.

_____________

Lima bulan silam

Naskah yang kubuat telah tuntas. Dua ratus delapan puluh tiga halaman tersusun rapi. Di dalamnya terdapat kata-kata yang menceritakan bagaimana indahnya kebersamaanku dengan wanita pujaan, Kienna. Gadis cantik yang kutemui kala menghadiri seminar kepenulisan beberapa bulan silam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun