Dengan begitu, penggunaan media di baliho yang kemudian didukung dengan media digital akan membuat masyarakat mendapatkan pemahaman serta informasi yang jauh komprehensif mengenai politisi atau partai politik.
Akan tetapi, itu semua sesungguhnya tergantung lagi dengan pengguna dari medianya. Jika media digital juga ujung-ujungnya, digunakan seperti baliho; berbentuk satu arah, monoton, dan tidak adanya penyampaian personal, maka hanya akan membuat media digital tidak lebih dari sekadar baliho dalam bentuk perangkat lunak (softfile).Â
Artinya, media digital tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Padahal, di sinilah letak kekuatan media digital, yang mampu membuat ruang bersama yang menembus ruang dan waktu. Sehingga, lagi-lagi para pelaku politik wajib memanfaatkan dengan penuh peluang ini. Poin pentingnya terletak pada; kualitas pesannya, agar memiliki makna yang jelas dan menggunakan media secara maksimal.
Kualitas Demokrasi Kita
Dalam memandang demokrasi terdapat dua aspek, yaitu demokrasi prosedural dan demokrasi substansial. Di banyak negara, termasuk Indonesia demokrasi hanya dipandang secara prosedural, yaitu adanya pelaksanaan pemilu. Akan tetapi, pelaksanaan demokrasi secara substansial masih tegolong minim atau kurang.Â
Tesis ini didukung dengan lemahnya keterlibatan publik dalam berdemokrasi, mobilisasi masyarakat dalam memilih masih terdorong karena adanya money politic (politik uang), dan lain-lain. Hal inilah yang membuat demokrasi prosedural hanya akan terkesan dipandang sebagai "formalitas" dalam berdemokrasi.Â
Sudah saatnya demokrasi di Indonesia tidak lagi memandang secara prosedural, melainkan turut pula mendorong terciptanya demokrasi secara substansial. Sebab, partisipasi masyarakat dalam proses pemilihan penguasa merupakan hal yang tidak dapat diganggu gugat dan ditawar.
Guna meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dapat menggunakan pengandaian seperti di dalam teori ilmu ekonomi. Bahwa dalam transaksi jual-beli terdapat faktor penawaran dan permintaan, ketika keduanya meningkat maka akan menempatkan titik ekuilibrium harga barang menjadi turut meningkat pula.Â
Demikianlah dalam politik demokrasi, sejatinya para politisi perlu meningkatkan tawaran gagasan, ide, dan inovasi kepada masyarakat. Sementara, masyarakat sendiri perlu meningkatkan dorongan permintaan untuk kebijakan publik yang berkualitas.Â
Dengan keduanya mengalami peningkatan, maka terciptanya partisipasi aktif masyarakat yang berimbas pada perbaikan kualitas dari calon pemimpin yang ingin maju menduduki kursi kekuasaan. Sehingga, baik calon pemimpin dan masyarakat harus sama-sama terlibat aktif dan saling berperan dalam mempengaruhi satu sama lain.
Perlunya mendorong masyarakat agar mendukung dan memberikan peluang kepada individu-individu yang berkualitas untuk maju menjadi pemimpin. Sehingga, pertarungan demokrasi akan berbasis gagasan dan program, bukan lagi sebatas mengandalkan pesona figur individual politisi semata.Â