Kini kubuka kertas remuk dari langit,
Â
Natal, 25 Desember
Aku pun heran di sini, Sam. Apa benar sekarang persis tanggal 25 Desember? Aku kira aku berada di lapis langit pertama. Mungkin aku salah. Baru satu aku temukan jejak kehidupan di sini. Ini semacam bumi kita, Sam. Hanya saja semua berwarna merah. Sedikit aku melayang di sini, tetapi masih menjejak tanah. Tanah yang benar-benar merah. Merah yang baru kali ini kulihat. Entah, apakah ini merah, Sam?
Sam, aku ingin menaiki langit lebih tinggi lagi. Tetapi aku bingung caranya. Aku seperti dilontarkan kembali. Bergulung-gulung, lalu diempaskan bagai nyamuk melawan topan. Selalu kembali ke sini. Sudah aku putari wilayah ini, banyak sekali jurang, Sam. Banyak sekali.
Sam, masih kupegang ayat-ayatku dan ayat-ayatmu. Tentang kitab kejadianku dan samawaat. Dabbah.
43: 12-14, 19: 93, 8: 22, 8: 55, 34: 22, 17: 44, 16: 49-50, 55: 29, 31: 16, 24: 45,
Adakah aku yang terlupa, Sam?Aku tak menyerah, walau hanya semacam sawi kutemukan di sini. Aku yakin Adam dan Hawa pernah sejenak hidup di sini.
Benar, manusia tak boleh berhenti mencari. Damailah di bumi dan langit.
Salam
Sam