Mohon tunggu...
Alex Pandang
Alex Pandang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Kecil dari Mandahu

18 Oktober 2018   12:20 Diperbarui: 14 Mei 2019   15:28 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tentu akhirnya kami mengantungi banyak sekali pengalaman luar biasa dan juga bertemu dengan orang-orang luar biasa yang justru mengajari kami berbagai pengalaman hidup yang tidak mungkin kami lupakan begitu saja. kami menyadari bahwa ada begitu banyak orang diluar sana yang hidupnya jauh dan teramat lebih susah dari kehidupan kami. Secara pribadi saya benar-benar diajar untuk bagaimana selalu bersyukur yang sebenarnya! dan lebih peka lagi menjalani hidup sebagai mahkluk sosial.

***

Dari sekian tempat, rumah, dan orang yang pernah saya kunjungi ada satu yang selalu tersimpan dan membekas dihati saya. Keluarga itu biasa dipanggil keluarga "Ama nai Andi" di desa Mandas.

Bagi orang Sumba nama anak pertama akan selalu menjadi nama panggilan bagi orang tuanya. Sebagai contoh jika anak pertamanya bernama Andi yah sudah tentu ayahnya akan dipanggil "Ama nai Andi" yang artinya bapak dari si Andi.

Seharian penuh saya tinggal bersama mereka sebagai tamu tak diundang kemudian bermalam di rumah mereka.

Awalnya mereka menolak ketika saya meminta untuk ikutan kerja. Mereka bersikeras tidak mau.

"Pamali tamu ikut kerja!" sanggah Apu (nenek) di rumah keluarga itu.

Saya tidak kehabisan akal dan berhenti begitu saja. Akhirnya saya bilang "oke" kepada mereka agar tidak terlibat diskusi yang lebih jauh.

Kemudian saya bilang lagi "Saya tidak akan ikut kerja tapi jangan larang saya untuk ikut jalan-jalan melihat Bapa deng Mama dong kerja apa" Mereka setuju dan tak lagi bisa menolak. Saya pun terjun langsung ikut terlibat dalam kehidupan keseharian mereka secara penuh.

Sore hari setelah timba air dan potong rumput kuda kami istirahat lalu minum-minum kopi sambil makan ubi rebus di balai-balai rumah (teras ala rumah sumba).

Dalam cengkrama itu saya berupaya menggiring mereka agar terus menjaga perilaku hidup bersih sehat. Salah satunya agar WC yang sudah mereka bangun terus digunakan sebagaimana mestinya meski jarak untuk ambil air tidak main-main jauhnya (kira-kira 2km) dari lereng bukit di tepi kampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun