Mohon tunggu...
Sian Raja Turi
Sian Raja Turi Mohon Tunggu... -

Mantan Aktivis 1998

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Batak Parmalim" Penganut Agama Yahudi Terakhir di Tano Batak?

13 Oktober 2014   20:27 Diperbarui: 4 April 2017   17:26 25043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ugamo Malim adalah agama asli yang dianut Bangso Batak sebelum agama Islam, Kristen dan Katolik dianut sebagian besar Batak Toba.
Penganut Ugamo Malim disebut Parmalim, pimpinan tertinggi Ugamo Malim adalah Raja Sisingamangaraja I-XII. Saat ini Parmalim yang tersisa di Tano Batak hanya sekitar 10.000 orang. Ugamo Malim terpusat di Huta Tinggi, Laguboti Kabupaten Tobasa. Pimpinan Parmalim bernama Raja Marnangkok Naipospos, meneruskan kepemimpinan Raja Sisingamangaraja Sinambela XII.

Yang menarik adalah Ugamo Malim ini memiliki banyak kesamaan dan kemiripan dengan Agama Yahudi Kuno. Ugamo Malim telah diturunkan dari generasi ke generasi oleh Leluhur Bangso Batak (30-35 generasi) berdasarkan Tarombo (Silsilah) yang dimiliki Bangso Batak, satu generasi sekitar 25 tahun.

Ada satu pertanyaan besar yang sampai saat ini yang mengganjal pada sebagian besar orang-orang Batak Toba, Mengapa Bangso Batak memiliki banyak kesamaan/kemiripan Budaya dengan Bangsa Israel Kuno ?
Padahal Bangso Batak dan Bangsa Israel Kuno terpisah oleh waktu selama 3500-4000 tahun, dipisahkan oleh jarak puluhan ribu km dan dipisahkan juga oleh beberapa samudra yang amat luas.
Ada Pepatah Batak Kuno yang mengatakan "Ndang Adong Jolma Manisia Na Madekdek/Madabu Sian Langit (Banua Ginjang), Na Ruar/Rungkar Sian Toru Ni Tano, Na Mullop Sian Bagasan Aek Dohot Na Mapultak Sian Bulu. Sude Jolma Manisia Ingkon Adong Do Mula Dohot Haroroanna" yang artinya :"Tidak ada satupun manusia yang jatuh dari langit, yang keluar dari dalam tanah, yang muncul dari dalam air dan pecah dari dalam bambu. Semua manusia pasti memiliki asal muasal tidak mungkin muncul begitu saja."

Mungkin akan ada yang bertanya, mungkin saja Bangso Batak meniru Budaya dan Adat Istiadat Bangsa Israel setelah membacanya dari Perjanjian Lama (Alkitab) ? Mungkin saja, tetapi fakta menyatakan sebaliknya. Penginjil pertama yang datang ke Tano Batak adalah Munson dan Leyman, mereka tiba di Sibolga pada tahun 1834, 14 tahun setelah "Tinki Ni Pidari" (1815-1820). Tingki Ni Pidari adalah sebuah jaman yang amat mengerikan bagi Bangso Batak.
Munson dan Leyman gagal mengkristenkan Bangso Batak, bahkan mereka berdua dinyatakan mati atau menghilang. Menghilangnya Munson dan Leyman inilah yang memunculkan sebutan "Batak Siallang Jolma" (Orang Batak Pemakan Manusia). Tidak ada versi cerita yang dapat diverifikasi kebenarannya mengenai hal ini. Tapi cerita inilah yang selalu digunakan para Penginjil untuk mendiskreditkan Leluhur Bangso Batak sampai sekarang.
Lalu sekitar 30 tahun kemudian IL. Nomennsen tiba di Tarutung yaitu pada tahun 1862. IL. Nomennsen melakukan pembabtisan pertama pada tahun 1865. Jadi Kekristenan ada di Tano Batak baru sekitar 150 tahun.

Sedangkan berdasarkan Tarombo (Silsilah) yang ada, Bangso Batak mempunyai 30-35 generasi (1 generasi sekitar 25 Tahun) sekitar 700-850 tahun atau mungkin saja lebih. Kemiripan budaya Bangso Batak Toba dan Bangsa Israel Kuno tidaklah mungkin didapat setelah membaca Perjanjian Lama (Alkitab). Salah satunya adalah Perkawinan dengan Pariban (menikahi putri paman dari pihak ibu), seperti yang dilakukan Jacob (Es-Rael) menikahi putri pamannya Laban. Jacob melakukan hal ini sekitar 3900 tahun yang lalu dan Bangso Batak masih melakukannya sampai sekarang, dan yang lebih aneh lagi, orang-orang Yahudi sekarang bahkan tidak melakukan perkawinan antar Pariban ini lagi.

Bicara soal tiru-meniru Budaya Bangsa Israel, bukankah lebih mudah bagi suku-suku bangsa di sekitar Tanah Kanaan (Negara Israel sekarang) untuk meniru budaya dan adat istiadat dari Bangsa Israel. Bahkan beberapa Komunitas Kristen tertua di dunia ada di sekitar negara Israel seperti yang tertulis di Perjanjian Baru Alkitab, seperti jemaat di Korintus, di Antitokia dll. Ada komunitas Gereja Ortodoks yang amat tua di Yerusalem (Tepi Barat) Palestina, komunitas Gereja Kuno di Libanon, Gereja-gereja Kuno di Syria, Gereja Kristen Nestorian di Iraq dan Gereja Koptik di Mesir. Tetapi fakta dan kenyataannya, tidak ada satupun dari komunitas gereja-gereja kuno tersebut yang sanggup meniru budaya dan adat dari Bangsa Israel.

Bukankah seharusnya mereka lebih mudah meniru dan mengcopy paste budaya dan adat Bangsa Israel kedalam budaya mereka sendiri dibandingkan dengan Bangso Batak yang terpisah oleh jarak puluhan ribu km dan beberapa samudera yang amat luas serta terpisah oleh waktu selama ribuan tahun ?

Dan ada fakta menarik yang lainnya, Pemerintah Israel tidak pernah menemukan satupun dari TEN LOST TRIBES OF ISRAEL di sekitar negara Israel itu sendiri. Bahkan di kawasan Timur Tengah (Middle East) dan Jazirah Arab tidak ada TEN LOST TRIBES yang ditemukan. Pemerintah Israel malah menemukan The Falasha (Beta Israel) yang berkulit hitam di Ethopia, The Pathan (Suku Pushtun) di Afganishtan dan Pakistan, Bnei Menashe (Suku Mirizoam) yang berkulit sawo matang di India Timur yang berbatasan dengan Myanmar, The Kaifeng (Suku Yahudi China) yang berkulit putih di Tiongkok, Suku-suku Yahudi Indian yang berkulit kemerah-merahan di Benua Amerika dan lain-lain (www.shavei.org).

Apakah ada diantara para pembaca yang pernah mendengar selentingan bahwa etnik Bangso Batak Toba, adalah juga keturunan bangsa Israel kuno yang hilang? Mungkin saja tidak, karena orang-orang Batak Toba sendiri banyak yang tidak mengetahuinya, kecuali segelintir yang memberikan perhatian terhadap hal ini.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia Batak mempunyai arti (sastra), adalah petualang, pengembara, sedang membatak berarti berpetualang, pergi mengembara. Walaupun demikian orang Batak dikenali dengan sikap dan tindakannya yang khas, yaitu terbuka, keras dan apa-adanya. Hosea 19:17: Allahku akan membuang mereka (ISRAEL YANG MURTAD), sebab mereka tidak mendengar Dia, maka mereka akan MENGEMBARA diantara bangsa-bangsa.
Mengapa di Sumatera, karena Sumatera adalah salah satu pulau di Hindia yang berdekatan dengan India. Sumatera juga merupakan salah satu pulau di Lautan Samudera Hindia.
Bandingkan Yesaya 11:11: Pada waktu Tuhan akan mengangkut pula tanganNya untuk menebus sisa-sisa umatNya (Bangsa ISRAEL YANG MURTAD) yang tertinggal di Asyur, dan di Mesir, di Patros, di Ethiopia, dan di Elam, di Sinear, di Hamat dan di Pulau-pulau di Laut.

Sebagai perbandingan, Bangsa Israel memiliki 3 ciri-ciri utama: 1. Bangsa Superior di atas suku-suku bangsa lain, 2. Memiliki ingatan masa lalu yang amat kuat dan 3. Bangsa yang teguh memegang adat-istiadat dan budayanya. Dan Bangso Batak (Toba) juga memiliki ketiga ciri-ciri tersebut.

Dibawah ini salah video Batak Parmalim yang sedang melakukan upacara "Sipaha Lima" :

https://www.youtube.com/watch?v=aQYMpxEUPng

Kemiripan Budaya dan Adat antara Bangso Batak dan Bangsa Israel dapat dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Kemiripan Hasil/Produk Kebudayaan
2. Kemiripan Ugamo Malim dan Agama Yahudi
3. Kemiripan Adat-Istiadat
4. Kemiripan Sifat dan Karakter

1. KEMIRIPAN HASILl/PRODUK KEBUDAYAAN :

a. ULOS (Pakaian Tradisional Batak) amat mirip dengan PRAYER SHAWL OF JEWISH, sama-sama memiliki "Rambu" (Fringe/Surai) dikedua ujungnya. Ulos merupakan salah satu bukti utama yang tidak terbantahkan yang menunjukkan jati diri Bangso Batak (Toba), seperti juga orang-orang Yahudi (Bangsa Israel) yang dengan bangga  menunjukkan jati dirinya dengan menggunakan "Prayer Shawl"nya. Coba cari dengan menggunakan ompung/mbah “Google” lalu bandingkan sendiri hasilnya.

b. Alat musik tradisional Batak (Oloan) amat mirip dengan Alat musik tradisional Bnei Menashe (Salah satu suku bangsa yang telah diakui sebagai "Ten Lost Tribe") yang berasal dari India Timur yang berbatasan dengan Myanmar.

c. Permainan tradisioanal Batak (Marsitekka) amat mirip dengan Permainan tradisional Bnei Menashe (Salah satu suku bangsa yang telah diakui sebagai "Ten Lost Tribe") yang berasal dari India Timur yang berbatasan dengan Myanmar. Tonton dulu videonya, jika anda memangBatak (Toba) pasti akan mengenali jenis permainan tradisional ini.

https://www.youtube.com/watch?v=vo-0aNPaJrw

d. Corak Ulos Batak amat mirip dengan Pakaian Tradisional Bnei Menashe (Salah satu suku bangsa yang telah diakui sebagai "Ten Lost Tribe") yang berasal dari India Timur yang berbatasan dengan Myanmar. Coba cari dengan menggunakan ompung/mbah “Google” lalu bandingkan sendiri hasilnya.

e. Pakaian Batak Parmalim yang serba putih mirip dengan Suku Falasha (Beta Israel) yang berasal dari Ethopia.Coba cari dengan menggunakan ompung/mbah “Google” lalu bandingkan sendiri hasilnya.

2. KEMIRIPAN UGAMO MALIMDAN AGAMA YAHUDI :

a. Sama-sama menganut Monoteisme


b. Martutu Aek (Ritual pembabtisan dan pemberian nama seorang bayi pada hari ketujuh kelahirannya)


c. Pasahat Tondi (Upacara kematian)


d. Samisara/Mararisantu (peribadatan setiap hari sabtu) atau Ibadah hari Sabath


e. Mardebata (Peribadatan atas niat seseorang)


f. Mangan Mapaet (Peribadatan memohon penghapusan dosa)


g. Sipaha Sad
a (Peribadatan hari memperingati kelahiran Tuhan Simarimbulubosi)


h. Sipaha Lima (Peribadatan hari persembahan / kurban)


i. Subang Bolon (Pantangan besar/diharamkan memakan daging babi, kucing, anjing, binatang-binatang liar lainnya dan darahnya)


j. Patik ( Sebagian besar dari 10 Perintah Tuhan juga ada dalam Ugamo Malim)


k. Parmalim memanggil "Mula Jadi Na Bolon" (Mula Pertama Yang Agung/The First Almighty) Tuhan Pencipta Alam Semesta Raya sebagai Amang (Bapa) dan Ompung (Kakek/Leluhur) mereka, mirip dengan Bangsa Israael yang juga memanggil "Jehovah" (Alpa dan Omega) sebagai Bapa dan Kakek/Leluhur mereka. Dan sebagian besar Batak Kristenpun masih melalukan hal ini sampai sekarang.


l. Tolu Portibi Di Hasiangan (Pola Tiga Alam Semesta) Orang Batak membagi tiga besar pola alam semesta, yaitu banua ginjang (alam sorgawi), banua tonga (alam dimensi kita), dan banua toru (alam maut). Bangsa Israel kuno juga membagi alam dengan pola yang sama.

m. Penggunaan Aminjon (Kemenyan) dalam Ritual Agama



3. KEMIRIPAN ADAT-ISTIADAT

a. Memelihara Tarombo (Silsilah), jika seorang lelaki Batak (Toba) kehilangan atau tidak mengingat/mengetahui silsilahnya maka dia akan dipanggil "Jolma Na Lilu" (Manusia yang tersesat/The Lost Man), bahkan dalam kasus yang terburuk dia akan dikucilkan dari komunitasnya dan disebut sebagai "Dalle" (Batak Na Mago/Batak yang hilang). Di dalam Tradisi Israel orang seperti itu disebut juga "Goyim". Bangsa Israel kuno juga memandang silsilah sebagai sesuatu yang sangat penting. Alkitab, sejak Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru sangat banyak memuat silsilah, terutama silsilah dari mereka yang menjadi figur penting, termasuk silsilah Yesus Kristus yang ditelusuri dari pihak bapak(angkat) Nya Yusuf, yang keturunan Daud dan pihak ibuNya (Maria).
Marga dalam kamus Inggris Hassan Shadily dan John Echols adalah CLAN, yakni Suku, Marga, dan KAUM. Dalam arti yang lain, Marga bias berarti Warga, dari bahasa India (Sansekerta, kemungkinannya) . Jadi, kalau ada orang Batak bermarga Tampubolon, berarti dia berasal dari KAUM TAMPUBOLON. Bandingkan dengan KAUM LEWI, KAUM YEHUDAH, KAUM SIMEON dan lain-lain.

b. Menganut Sundut Ni Baoa (Patrilialisme Murni/Pure Patriach System)

c. Sistem Pinaribaan/Pariban (Baoa mangoli boru ni Tulang, Boru-Boru muli tu anak ni Namboru), menikahi anak perempuan paman/dari pihak ibu atau neneknya seperti yang dilakukan Jacob menikahi Lea dan Rahel putri dari Laban pamannya dari pihak ibu (Ribka). Tetapi tidak bisa dilakukan sebaliknya "Mangoli tu boru ni Namboru" menikahi putri bibi/saudara perempuan ayah, ini merupakan Tongka Bolon atau Larangan besar.

d. Hasangapon (Harga Diri/Kredibilitas), Sebelum terkontaminasi dengan racun-racun pikiran jaman modern, setiap orang Batak, terutama orang tua, cukup menitipkan sebuah tempat sirih (salapa atau gajut), ataupun sehelai ulos, sebatang tongkat, atau apa yang ada pada dirinya sebagai surat jaminan hutang pada pihak yang mempiutangkan, ataupun jaminan janji pada orang yang diberi janji.  Walaupun nilai ekonomis barang jaminan bisa saja sangat rendah tetapi barang tsb adalah manifestasi dari martabat penitip, dan harus menebusnya suatu hari dengan merelealisasikan pembayaran hutang ataupun janjinya. Budaya Israel kuno juga demikian. Lihat saja Yehuda yang menitipkan tongkat kepada Tamar sebagai jaminan janji (Kej. 38).

e. Mangabia (Menikahi janda dari saudara laki-lakinya/Hierarki) dalam pertalian semarga, Dalam tradisi Israel kuno, kita dapat membaca kisah janda Rut dan Boas. Boas masih satu marga dengan mendiang suami Rut, Kilyon. Boas ingin menikahi Rut, tapi ditinjau dari kedekatannya menurut garis silsilah, Boas bukan pihak yang paling berhak. Oleh sebab itu dia mengumpulkan semua kerabat yang paling dekat dari mendiang suami Rut, dan mengutarakan maksudnya. Dia akan mengurungkan niatnya jika ada salah satu diantara mereka yang mau menggunakan hak adat-nya, mulai dari pihak yang paling dekat hubungan keluarganya hingga yang paling jauh sebelum tiba pada urutan Boas sendiri. Ya, mardakka do salohot, marnata do na sumolhot(Baca kitab Rut).

f. Bura-Bura (Caci Maki/Vulgarisme). Setiap orang dapat marah. Tetapi caci maki dalam kemarahan berbeda- beda pada tiap-tiap etnik. Orang Amerika terkenal dengan serapah: son of a bitch, bastard, idiot, dll yang tidak patut disebut disini. Suku-suku di Indonesia ini umumnya mengeluarkan makian denganserapah : anjing, babi, sapi, kurang ajar, dll.
Pada suku Batak makian seperti itu juga ada, tetapi ada satu yang spesifik. Dalam sumpah serapahnya seorang Batak tak jarang memungut sehelai daun, atau ranting kecil, atau apa saja yang dapat diremuk dengan mudah. Maka sambil merobek daun atau mematahkan ranting yang dipungut/dicabik dari pohon dia mengeluarka 6ea n sumpah serapahnya:, , Sai diripashon Debata ma au songon on molo so hudege, hubasbas, huripashon ho annon !!!”. Terjemahannya kira-kira begini:,,Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku kalau kamu tidak kuinjak, kulibas, kuhabisi !!!”.
Robeknya daun atau patahnya ranting dimaksudkan sebagai simbol kehancuran seterunya. Orang-orang Israel kuno juga sangat terbiasa dengan sumpah serapah yang melibatkan Tuhan didalamnya. Vulgarisme seperti ini terdapat banyak dalam kitab Perjanjian Lama, diantaranya serapah Daud pada Nabal. (1 Sam. 25, perhatikan ayat 22 yang persis sama dengan sumpah serapah orang Batak).

g. Mangokal Holi atau Eksumasi (Pemindahan tulang belulang) Pada bangsa Israel kuno hal semacam adalah kebiasaan umum. Sejarah sekuler menuturkan bahwa tulang belulang Yusuf dibawa dari Mesir ketika bangsa ini keluar dari sana. Juga dalam kitab lain dalam Perjanjian Lama, sekelompok masyarakat berniat memindahkan tulang belulang dari satu pekuburan (walaupun kemudian dihalangi oleh seorang nabi).

h. Mangandung (Meratap/Lamentation). Dari sejarah diketahui bahwa ketika Yusuf (perdana menteri Mesir) meninggal, sanak keluarganya membayar para peratap untuk mangandung. Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berkali-kali mencatat kata -kata ratapan, meratap, peratap.

i. Sundut-Sundut Ni Pamatang (Hierarki pada tubuh), Dalam budaya Batak Simanjujung (Kepala) mempunyai posisi yang tertinggi dan Simanjojak/ Palak Ni Simanjojak (Kaki/Telapak Kaki) mempunyai posisi yang terendah. Adalah Tongka Bolon (Larangan Besar) menyentuh kepala seseorang dan menunjukkan telapak kaki kepada orang lain.

j. Simangido Siamun dohot Bariba Siamun (Tangan kanan dan sisi kanan), Dalam budaya Tapanuli, sisi kanan dan tangan kanan berbeda tingkat kehormatannya dengan sisi kiri dan tangan kiri. Jangan sekali-kali berinteraksi dengan orang lain melalui tangan kiri jika tidak karena terpaksa. Itupun harus disertai ucapan maaf. Dalam Alkitab banyak tercatat aktivitas sisi `kanan’ yang melambangkan penghormatan atau kehormatan. Yusuf sang perdana menteri Mesir memprotes ayahnya Yakub yang menyilangkan tangannya ketika memberkati Manasye dan Efraim (baca Kejadian 48). Rasul Paulus dalam salah satu suratnya menyiratkan hierarki anggota tubuh ini. Juga baca Pengkhotbah 10:2, Mzm 16:8,Mat 25:33, 26:64 Mrk 14:62, Kis 7:55-56, 1Pet 3:22, dll.

k. Anak Siahaan/Siangkangan/Buha Baju/Panggoran (Anak Sulung), Dalam Adat Batak jika seorang ayah meninggal maka anak sulung yang sudah dewasa akan menggantikan posisinya untuk mengurus dan menafkahi keluarganya. Alkitab ditulis dengan bahasa manusia, bangsa Israel kuno. Deskripsi tentang anak sulung pada bangsa ini sama seperti yang ada pada suku Batak yang sekarang, sehingga the term of the firstborn (istilah anak sulung) banyak terdapat dalam kitab tersebut. (baca Kel 4:22, 34:20, 13:12 dan 15, Im 27:26, Bil 3:13, 8:17, Mzm 89:28, Yer 31:9, Hos 9:20, Rom 8:23, Luk 2:27, 11:16, 1Kor 15:20 dan 23, Kol 1:15 dan 18, Ibr 1:6, Yak 1:18, dll).

k. Imbar Ni Baoa dohot Boru-Boru (Perbedaan Gender antara Lelaki dan Perempuan), Hingga sekarang posisi perempuan dalam hubungan dengan pencatatan silsilah selamanya tidak disertakan karena perempuan dianggap milik orang lain, menjadi paniaran ni marga yang berbeda. Hal yang sama terjadi pada bangsa Israel kuno ; bangsa ini tidak memasukkan anak perempuan dalam silsilah keluarga. Ada banyak silsilah dalam Alkitab, tetapi nama perempuan tidak terdapat didalamnya kecuali jika muncul sebagai yang sangat penting seperti Rut dan Maria (ibu Yesus). Kalaupun nama Dina disebut juga dalam Alkitab, itu bukan karena posisinya yang penting tetapi hanya sebagai pelengkap nama- nama keturunan Yakub yang kemudian menurunkan seluruh bangsa Israel. Dalam Tradisi Israel, anak perempuan tidak dihitung sebagai bangsa, tetapi anak laki-laki, red.

l. Sinamot (Mahar/Dowry), Pemberian Mahar kepada pihak keluarga pengantin perempuan.

m. Maningkir Tangga dohot Paulak Une, Sebuah tradisi Batak Kuno untuk  memeriksa keperawanan dari seorang pengantin perempuan. Sebelum menikmati malam pertama, ibu atau saudara perempuan dari pengantin pria akan memeriksa keperawanan dari pengantin perempuan. Pada jaman dahulu para perempuan Batak amat menjaga kesuciannya. Jika seorang pengantin perempuan terbukti tidak perawan lagi, maka saat melaksanakan Adat Maningkir Tangga atau Paulek Une dia bisa dikembalikan ke pihak keluarga besarnya.

l. Legenda Si Raja Batak dan Gunung Pusuk Buhit  mirip (Nuh dan bukit Ararat)

m. Anakkonhi Do Hamoraon Di Au (Anak Adalah Harta Paling Berharga Melebihi Apapun Di Dunia Ini). Budaya ini mirip dengan Ibunda dari Nabi Musa ketika ia rela menjadi budak dan pembantu Ratu Mesir untuk menyelamatkan Nabi Musa yang masih bayi. Juga seperti orang-orang Yahudi di Eropa pada masa "Holocaust" rela mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan anak-anak mereka.

n. Partungkot Sialagundi/Tunggal Panaluan (Raja dan Pemimpin Bangso Batak Selalu Memakai Tongkat Sebagai Perlambang Kekuasaannya). Hal ini mirip dengan Raja-Raja dan Nabi-Nabi dalam Budaya Israel Kuno. Bandingkan dengan Raja-Raja Jawa yang selalu menggunakan Pedang dan Keris untuk melambangkan kekuasaannya.

p. Bangso Batak Na Jogi/Bonggal (Bangsa Batak Yang Jaya Raya/The Great Bataknese Nation). Seperti Bangsa Israel, Bangso Batak selalu menyebut dirinya sebagai suatu bangsa yang besar bukan sebagai suku atau etnis.

4. KEMIRIPAN SIFATDAN KARAKTER :

a. Memiliki Hapistaron/Hamaloon (IQ/Kepandaian) diatas rata-rata dibandingkan dengan suku-suku bangsa di sekitarnya. Ini adalah salah satu ciri utama yang amat mirip antara Bangso Batak dan Bangso Israel. Hal ini mungkin yang menyebabkan superioritas Bangso Batak di Indonesia.

b. Manghutur-huturhon Pamatangna/Simanjujung Ditingki Marulaon Na  Badia Manang Manortor (Suka menggoyang-goyangkan badan atau kepalanya ketika sedang beribadah atau menari.) Ini juga salah satu ciri yang amat mirip dengan Bangsa Israel. Ketika Orang Israel beribadah mereka akan selalu menggoyang-goyangkan tubuh dan kepalanya.

c. Parjalang/Pangaranto Na Hasea (Perantau Yang Selalu Sukses). Sifat ini melahirkan amat banyak perantau Batak yang sukses, di Indonesia mungkin Bangso Bataklah perantau paling sukses mengalahkan Suku Minang, Suku Bone dan Suku Bugis.

d. Pangula Na Ringgas Jala Na Nunut (Pekerja Keras Dan Giat Serta Pantang Menyerah)

e. Parhata Sada (Teguh Memegang Prinsip/Pendirian dan Loyal/Setia). Mungkin karena sifat inilah Ir.Soekarno dan Megawati memberi kepercayaan yang lebih kepada orang Batak. Coba hitung sendiri berapa banyak politisi Batak Toba di PDIP ?

f. Parpos Ni Roha (Selalu Percaya Diri). Sifat ini menghasilkan ribuan pengacara, jaksa dan hakim , bahkan dikalangan pengacara Indonesia marga yang disandang merupakan jaminan mutu.

g. Parginjang Ni Roha (Sedikit Sombong dan Arogan). Sifat yang satu ini mungkin yang membuat orang Batak tidak begitu disukai kebanyakan orang Indonesia. Sifat yang satu ini juga amat mirip dengan orang Yahudi sehingga tidak disukai hampir di seluruh belahan dunia.

h. Parbarani (Pemberani aka Bernyali Tinggi). Sifat yang satu ini menghasilkan tentara-tentara yang amat disegani di Indonesia. Bangso Batak memiliki ratusan Jendral di TNI dan Polri. Mungkin di Indonesia Batak adalah suku yang terbanyak memiliki Jendral, hampir setiap marga memiliki setidaknya 1 orang Jendral. Bahkan marga Panjaitan setidaknya memiliki 10 orang Jendral, 3 diantaranya adalah Jendral-Jendral legendaris di Kopassus dan MayJen DI.Panjaitan Sang Pahlawan Revolusi. Dari marga saya Sianturi setidaknya ada 3 orang Jendral, salah satunya LetJen TB Simatupang (Sianturi).

i. Parbada (Suka Berdebat dan Berkelahi). Sifat ini menghasilkan banyak preman-preman yang disegani dan ditakuti. Salah satunya adalah sang legenda "Olo Panggabean", bahkan Yapto S dan Yoris Raweyai saja tidak berani berhadapan langsung  dengannya ketika dia masih hidup.

j. Si Jogal Rungkung/Si Jogal Ulu (Keras Kepala dan Tegar Tengkuk). Sifat yang satu ini merupakan salah satu ciri khas utama Bangso Batak dan Bangsa Israel.
k. Parende (Suka Menyanyi). Sifat ini menghasilkan banyak komposer besar dan banyak juga penyanyi yang cukup handal. Suku Batak adalah suku yang paling banyak menciptakan lagu daerah di Indonesia, jumlah lagu-lagu daerah Batak saat ini mungkin sudah ribuan.

l. Panortor (Suka Menari). Setiap acara adat Batak pasti ada Gondang Bataknya, sama dengan orang-orang Yahudi yang suka sekali menari bersama ketika melaksanakan suatu upacara terutama pada acara perkawinan atau acara suka cita lainnya.

m. Marsaor Tu Bagas (Memiliki Komunitas Yang Agak Tertutup). Sifat ini juga amat mirip dengan orang Yahudi sekarang. Isarana (Contohnya) adalah Gereja HKBP, Gereja HKBP adalah gereja yang sangat eksklusif dan tertutup. HKBP tidak akan pernah menerima jemaat dari suku lain, HKBP hanya akan menerima jemaat dari Suku Batak dan Sub Etnisnya (Nias, Karo, Fakfak, Angkola, Simalungun dll)

n. Mangoli/Muli Holan Tu Halak Batak (Hanya Menikah Dengan Sesama Orang Batak/Intermarriage). Sifat yang satu ini tidak perlu dipertanyakan lagi amat mirip juga dengan Bangsa Israel.

o. Sahala Ni Hadatuon (Memiliki Talenta Keparanormalan Yang Cukup Tinggi). Mirip denga Suku Falasha (Beta Israel) di Ethopia yang amat ditakuti karena mempunyai banyak paranormal-paranormal yang cukup tangguh. Dari 400-an marga Batak Toba hampir semua memiliki Datu(Dukun). Tapi ada satu yang membedakan paranormal Batak dengan yang lain, paranormal Batak rata-rata "Low Profile" dan amat jarang pamer kekuatan.

Jika data yang diatas itu saja dibawa kepada ahlistatistik, yang tentu akan mempertimbangkan semua aspek-aspek lainyang terkait kedalamnya, simililaritasnya dengan tradisi bangsa Israel kuno dengan bukti autentik tertulis dalam Alkitab, informasi sejarah sekuler, tradisi Semitik yang ada hingga sekarang, serta kesamaan tradisi itu pada Bangso Batak setelah kurun waktu kurang
lebih 3000 tahun, angka perbandingan untuk mengatakan bahwa suku Batak Toba bukan keturunan Israel mungkin 1 : 1,000,000 bahkan bisa jadi lebih.

Dan yang terakhir kepada semua Orang Batak Toba, “Hea do dihilala hamu sada panghilalaan na so tarultoppon manang na so tarhataon tarsingot tu Bangso Israel ?” Apakah anda semua sebagai Orang Batak (Toba) pernah merasakan sebuah perasaan aneh yang tidak bisa diungkapkan mengenai Bangsa Israel ? Dan dapat dipastikan bahwa seluruh Orang Batak (Toba) pasti pernah merasakan hal yang sama terhadap Bangsa Israel.

Seperti Umpasa Batak (Pepatah Kuno) yang mengatakan “Marsijouan do tondi ni angka jolma na marsisolhotdohot Mangkuling do mudar ni angka jolma na so marsibinotoan” yang artinya : “Jiwa dari orang-orang yang bersaudara akan saling memanggil dan Darah mereka akan berbunyi dalam satu frekwensi yang sama, walaupun tidak saling mengenal satu sama lain”

MULAK MA HO BANGSOKI, BANGSO BATAK BANGSOKI NA JOGI !!!!

Tulisan ini dirangkum dari berbagai sumber dan penelitian kecil-kecilan ala kadarnya.

PAUK-PAUK MA HUDALI, PAGO-PAGO MA TARUGI

NA TADING TA ULAHI, NA SEGA TA PAULI

Horas !!!

http://www.yopnik.com/toba/batak%20nation.html

http://ibokurddruzepathankashmirikukishchian.blogspot.com/2014/03/israelites-from-indonesia-batak-toba.html

www.shavei.org

http://rykers.blogspot.com/2009/06/bangso-batak-toba-keturunan-israel-yang.html

http://www.simchajtv.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun