Mohon tunggu...
Joni Herman Mendrofa
Joni Herman Mendrofa Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMP Negeri 1 Gunungsitoli Barat Kec. Gunungsitoli Barat Kota Gunungsitoli Propinsi Sumatera Utara

Berdoa dan Bekerja

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Dari Jauh Kami Mengajar

3 Desember 2020   02:22 Diperbarui: 3 Desember 2020   02:29 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan

Sejak diterbitkan Surat Edaran Kemdikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, sampaikan bahwa belajar dari rumah selama darurat penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol penanganan COVID-19. 

Selain itu belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh daring dan/atau luring dilaksanakan sesuai dengan pedoman penyelenggaraan Belajar dari Rumah.

Pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Kondisi darurat Covid-19 berdampak pada proses pembelajaran yang mengharuskan untuk sementara tidak lagi dilakukan secara tatap muka. Bapak dan Ibu guru pastinya merasa kebingungan dalam merancang dan menerapkan pembelajaran jarak jauh, mengingat belum pernah dilaksanakan sebelumnya. 

Keresahan guru sangatlah wajar karena kondisi saat ini (masa pandemi Covid-19) sangat berbeda dari keadaan normal. Pembelajaran jarak jauh telah diterapkan sejak bulan Maret 2020. 

Itu artinya, sudah beberapa bulan yang lalu siswa telah melaksanakan aktivitas belajar dari rumah. Kondisi yang berbeda dari keadaan normal membuat guru di seluruh Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

Awal pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan pengalaman baru bagi guru dan juga Penulis sendiri yang berprofesi sebagai seorang guru. Suasana ini seakan membuat guru berada diantara bagaimana merancang dan bagaimana menerapkan pembelajaran. 

Guru selain merancang juga menerapkan pembelajaran jarak jauh kepada siswa dengan melibatkan lingkungan pendidikan (keluarga dalam hal ini orang tua, sekolah dan lingkungan masyarakat atau daerah lingkungan tempat tinggal siswa). 

Tentunya sebagai seorang guru Penulis berpedoman pada Buku Panduan Pembelajaran Jarak Jauh yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan setempat.

Tantangan yang dihadapi dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Pengalaman awal pemberlakuan pembelajaran jarak jauh yang terpikir oleh Penulis adalah bagaimana merancang belajaran jarak jauh yang belum pernah dialami guru dan siswa di lokasi guru mengajar, bagaimana menciptakan ruang belajar yang sama-sama kondusif, meskipun guru tidak bisa melihat seisi kelas, wajah-wajah siswa serta kondisi siswa yang beraneka ragam. 

Guru dihadapkan dengan cara hanya berjumpa dengan orang tua dan berbicara kepada orang tua saja, mengingat didaerah dan sekolah dimana Penulis mengajar diberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara luring (Luar Jaringan). 

Siswa belajar dirumah sedangkan orang tua datang ke sekolah mengambil tugas atau Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada waktu yang ditentukan bersama pihak sekolah. 

Selain itu keresahan dan kekhawatiran yang Penulis rasakan selaku guru, bahwa lewat PJJ ini tidak bisa maksimal memberikan yang terbaik, menularkan, membagikan yang sudah Penulis ketahui, alami, pelajari, kuasai selama masa kerja sebagai seorang guru.

Untuk menjawab berbagai keresahan yang Penulis alami diperlukan kerjasama dengan rekan-rekan guru lainnya dalam merancang Pembelajaran Jarak Jauh sesuai dengan Panduan Pembelajaran Jarak Jauh yang diperoleh. 

Memang ada banyak kendala yang diperoleh saat diberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara Luring (Luar Jaringan). Respon siswa beraneka ragam, mulai dari siswa malas mengerjakan tugas, ada juga siswa yang rajin, siswa ada yang mencoret Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), tugas dikerjakan asal-asalan, bahkan ada orang tua yang tidak datang ke sekolah untuk mengambil Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), serta berbagai masalah lainnya. 

Dari berbagai masalah tersebut guru mengambil hikmah dari situasi yang terjadi sambil mencoba berpikir secara positif dan mencari solusi agar siswa dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang diharapakan guru walaupun dilakukan dengan menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara luring (Luar Jaringan).

Solusi yang diakukan dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Penulis bersama rekan-rekan guru merubah cara merancang pembelajaran jarak jauh. Penulis berusaha mencari berbagai sumber tentang PJJ, mendengarkan usulan siswa dan orang tua, mempelajari kondisi siswa, kondisi orang tua, daerah lingkungan tempat tinggal siswa, fasilitas yang tersedia dan berkoordinasi dengan orang tua siswa. 

Selain itu Penulis dan guru-guru mengikuti Program Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara On Line yang terdiri dari bimtek, diklat, dan pengimbasan. 

Usaha ini lakukan untuk menambah pengetahuan, keterampilan, sikap atau cara pandang dalam menerapkan pembelajaran di masa pandemi covid-19. 

Salah satu materi yang diperoleh adalah Pembelajaran Jarak Jauh bermakna dengan cara 5M. Cara 5M merupakan pilihan cara untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna, menyenangkan dan melibatkan siswa, orangtua maupun komunitas. Cara 5M terdiri dari:

1.  Memanusiakan hubungan

2.  Memahami konsep

3.  Membangun keberlanjutan

4.  Memilih tantangan

5.  Memberdayakan konteks

Memanusiakan hubungan merupakan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa dengan membangun relasi positif antara guru, siswa, dan orang tua. 

Memanusiakan hubungan dengan orang tua dapat dilakukan dengan mengetahui pekerjaan orangtua, profil, kondisi orangtua, termasuk pengumpulan informasi terkait waktu yang paling tepat bagi orangtua untuk mendampingi proses belajar anak. 

Guru dan orangtua dapat berdiskusi tentang cara belajar siswa, kebiasaan siswa di rumah, latar belakang keluarga siswa, perkembangan dan proses belajar siswa.

Memahami konsep merupakan kegiatan yang memandu siswa bukan sekedar menguasai konten tapi menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di beragam konteks. 

Keterlibatan orangtua dalam tahap ini adalah dengan memandu pembelajaran siswa yang bukan hanya sekedar menguasai konten tapi menguasai kompetensi yang dapat diterapkan dalam beragam konteks. 

Guru dan orangtua dapat berdiskusi tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukan di rumah dan tujuan pembelajaran. Namun, sebelumnya tentu harus memberikan penjelasan kepada orang tua, untuk membantu proses belajar siswa di rumah.

Membangun keberlanjutan merupakan kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa mengalami pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan melalui umpan balik dan berbagi praktik yang positif.

Tentunya keterlibatan orangtua dalam proses ini adalah memandu siswa dalam mendapatkan pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan. Contohnya, memberikan umpan balik atau respon terhadap hal-hal yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran di rumah. 

Orangtua dan anak dapat berdiskusi tentang hal yang sudah dipelajari, tantangan/kesulitan yang dihadapi, dan strategi untuk mengatasi kesulitan.

Memilih tantangan merupakan kegiatan pembelajaran yang memandu siswa menguasai keahlian melalui proses yang berjenjang dengan pilihan tantangan yang bermakna. 

Keterlibatan orangtua dalam tahap ini adalah dengan memastikan bahwa siswa dapat menguasai keahlian dengan berbagai pilihan cara yang sesuai dengan profilnya. Orangtua dapat memberikan pilihan media dan cara untuk melakukan tugas dan menyusun jadwal belajar bersama dengan siswa.

Memberdayakan konteks merupakan kegiatan pembelajaran yang memandu murid melibatkan sumber daya dan kesempatan di komunitas sebagai sumber belajar sekaligus kesempatan berkontribusi terhadap perubahan. 

Keterlibatan orangtua dapat dilakukan dengan mendorong siswa untuk terlibat mengenali komunitasnya. Orangtua juga merupakan akses belajar siswa yang cukup relevan dalam pembelajaran dari rumah. 

Orangtua dapat berdiskusi dengan siswa mengenai peristiwa atau persoalan yang sedang terjadi di sekitar tempat tinggalnya, menghubungkan pembelajaran dengan konteks komunitas terdekatnya, dan menjadi narasumber untuk topik-topik yang relevan, misalnya terkait pekerjaan orangtua.

Hasil yang diperoleh

Cara yang Penulis lakukan bersama guru lainnya mulai membuahkan hasil. Siswa mulai rajin mengerjakan tugas, lembar tugas tidak lagi dicoret-coret, tugas dikerjakan dengan baik dan didampingi oleh orang tua bahkan orang tua mulai sering berkoordinasi dengan guru, demikian juga sebaliknya guru berusaha mengetahui profil orang tua, pekerjaan orang tua, latar belakang keluarga siswa dan hal lain yang berhubungan dengan orang tua dan siswa. 

Orang tua mulai rutin datang ke sekolah mengambil tugas siswa sesuai dengan jadwal. Bahkan repon siswa dan orang tua memberikan usul kepada pihak sekolah agar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari Luring (Luar Jaringan) dilakukan secara kombinasi (Luring dan Daring). 

Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan kuota internet yang diberikan oleh pemerintah (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan). Sebagai guru tentunya hal yang dianggap baik direspon demi kelangsungan pembelajaran yang menyenangkan.

Dari pengalaman tersebut di atas, Penulis memperoleh 2 (dua) hal positif. 

Pertama, adanya perubahan ke arah yang lebih baik dan bermakna pembelajaran jarak jauh yang dilakukan guru dan siswa. 

Kedua, guru juga memperoleh pengetahuan serta pengalaman baru setelah mengikuti dan mempelajari berbagai sumber tentang pembelajaran jarak jauh (salah satunya mengikuti Program Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). 

Terlihat jelas perbedaan Pembelajaran Jarak Jauh sebelum dan sesudah mengikuti Program Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-19. Adapun perbedaan dapat dilihat berikut ini:

Aspek

Sebelum mengikuti program Guru Belajar seri Masa Pandemi Covid-19

Sesudah mengikuti program Guru Belajar seri Masa Pandemi Covid-19

Pengetahuan

Tersebatas pada kemampuan yang ada

Bertambah pengetahuan

Penggunan Teknologi

pengetahuan pedagogi (P) dan pengetahuan konten (K) cukup dimiliki guru

Integrasi pengetahuan pedagogi (P), pengetahuan konten (K), dan pengetahuan teknologi (T) menciptakan pengetahuan Konten Pedagogis Teknologi (KPT)

Pola pembelajaran

Siswa pasif

Siswa aktif

Satu arah

interaktif

terisolasi – tekstual

pembelajaran jejaring – kontekstual

Kurang melibatkan orangtua

Lebih melibatkan orangtua

Penggunaan  Media

Penyajian pesan pembelajaran kurang jelas

Penyajian pesan pembelajaran menjadi lebih jelas

Sulit mengataasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra

Dapat mengataasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra

Kurang menarik keterlibatan dan motivasi siswa

Menarik keterlibatan dan motivasi siswa

Pengalaman bersifat abtrak

Memberikan pengalaman abtrak menjadi konkret

Asesmen

Kurang memahami tujuan dan prinsip asesmen diagnosis berkala

Memahami tujuan dan prinsip asesmen diagnosis berkala

Tidak merancang asesmen diagnosis berkala

Merancang asesmen diagnosis berkala

Tidak merancang Asesmen diagnosis non kognitif

Merancang Asesmen diagnosis non kognitif

Perasaan resah, khawatir, dan perasaan simpang siur lainnya berangsur hilang tentang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi perasaan yang menyenangkan.

Penutup

Selama pandemi Covid-19 ini masayarakat seluruh dunia telah merasakan dampaknya termasuk Pendidikan di Indonesia. Banyak ditemukan sejumlah hal yang sebelumnya tidak pernah diprediksi harus dilakukan. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah harus dilakukan di rumah. 

Guru tidak lagi bertatap muka secara langsung kepada siswa tapi orang tua mendampingi anak belajar di rumah. Guru sebagai perancang pembelajaran dan menerapkan pembelajaran jarak jauh dengan melibatkan lingkungan pendidikan (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat). Semangat buat para Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Selamat Hari Guru Nasional Tahun 2020. Terima Kasih.

Penulis: 

Joni Herman Mendrofa, S.Pd 

(Guru/ Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Negeri 1 Gunungsitoli Barat)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun