Didahului dari ajang perkenalan, pertemuaan, pacaran hingga terjadilan persetubuhan yang harom. Hal ini sungguh berbahaya. Maka Ilmaddin menyampaikan agar generasi muda menghindari dosa-dosa tersebut.Â
Ilmaddin mengingatkan hukuman bagi orang yang berzina. Di dalam Surah Annur (24) ayat 2, Allah telah menjelaskan hukuman bagi orang yang berzina. Jika ada pria dan wanita yang masih bujang kemudian berzina maka kedua pasangan itu harus dicambuk hingga 100 kali.Â
Jika ada pasangan yang telah menikah sebelumnya maka harus ditanam setengah badan lalu dilempari batu hingga meninggal dunia. Ini adalah hukuman asli pezina
Tetapi, pada kenyataannya hukuman itu tak bisa dilaksanakan di Indonesia. Sebab, Indonesia bukanlah negara islam. Inilah bahayanya. Lalu, apakah dosa pezina akan diampuni jika tak menjalani hukuman itu?
Yang terjadi ditengah masyarakat ialah banyak anak muda yang berzina. Tak terkecuali orang tua yang berselingkuh. Mirisnya malah banyak pasangan mesum yang dinikahkan. Ini kan jelas perbuatan dosa besar.
Jika pasangan zina dinikahkan secara sah maka selama mereka melakukan hubungan suami isteri sama halnya mereka berzina. Inilah hukum yang perlu disampaikan kepada masyarakat Indonesia.Â
Pemateri ketiga yang menjadi pembicara ialah Muh. Furqon Nur, S.Kep. Ia menyampaikan arahan dan bimbingan teknik kepada generasi muda LDII.
Pemateri terakhir ialah Abd. Rochim, SE selaku pembina LDII Makassar. Beliau mengarahkan anak muda untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah Allah berikan. Beliau juga mengajak generasi muda untuk menjauhi dosa.
Ada beberapa hal unik yang terjadi disaat pengajian kali ini. Pertama, wanita-wanita yang sedang menstruasi pun tak mau ketinggalan. Mereka bersemangat untuk mendatangi pengajian. Mereka duduk di luar masjid sambil mendengarkan materi.Â
Secara dalil bahwa wanita yang sedang menstruasi tak boleh membaca Quran dan masuk ke dalam masjid. Ini adalah bukti kesemangatan pemuda LDII dalam berbuat baik. Halangan tak menjadi alasan tak berbuat baik.
Kedua, banyak anak muda yang sebenarnya memiliki tugas sekolah dan kampus. Tetapi, mereka rela meluangkan waktu untuk datang ke masjid. Mereka yakin akan pertolongan dan kemudahan yang Allah akan berikan jika mereka mendahulukan urusan agama. Prinsip mereka sama seperti orang yang membeli sapi. Jika membeli sapi maka pasti talinya akan didapat.Â